Kisah reinkarnasi dari seorang putri mafia yang meninggal akibat di bunuh musuh ayahnya membawanya ke jaman dinasti Hong dan menjadikannya pengantin wanita untuk seorang pangeran tampan.
Putri Liu Lie Han adalah pemilik asli tubuh yang di pakai Lisa di kehidupan barunya,kematian tragis yang menimpa putri Lie mengharuskan Lisa membalas dendam pada orang yang menindas pemilik tubuh dan akan di teruskan dengan senang hati oleh Lisa sang putri mafia.
Keahlian dan kecantikannya banyak menjadi sorotan di semua kalangan hingga menyebabkan pangeran Ji Jun Xiao gelisah di buatnya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lijun, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
35
Mata Pangeran Jun tiba-tiba terfokus pada sebuah benda yang di kenakan istrinya yang sudah bertengger dengan cantiknya di leher sang istri.
Pangeran Jun menyentuh kalung itu dengan perlahan dan melihatnya dengan teliti. Tentu ia tahu dan ingat dengan benda tersebut yang dulu pernah di berikan pada seorang gadis kecil yang cantik.
"Ada apa honey?" tanya Putri Lie bingung
"Dari mana kamu dapat kalung ini?" tanya Pangeran Jun balik
"Dulu ada seorang laki-laki yang memberikan ini padaku sewaktu aku ikut ayah ke kerajaan" jawab Putri Lie
"Apa dia mengatakan akan menjadikanmu ratunya?" tanyanya lagi
"Iya, tapi aku tidak tahu dia siapa? tidak kenal juga" jawab Putri Lie santai dengan meneruskan pekerjaannya.
Pangeran Jun terdiam dan kembali mengingat masa saat ia memberikan kalung berbentuk mahkota kecil dengan taburan permata yang ia buat oleh kakeknya ketika masih hidup. Pangeran Jun ingat jika kakeknya ingin ia memberikan benda tersebut pada istrinya sebagai tanda restu kakek untuk pernikahan mereka.
"Kamu ingat tidak seperti apa laki-laki yang memberikan kalung itu padamu!" seru Pangeran Jun
"Saat itu kami sama-sama masih kecil jadi tidak terlalu ingat, tapi dia sangat tampan dan pemberani" kata Putri Lie, untungnya semua ingatan pemilik tubuh ini tidak pergi bersamanya jadi aku bisa ingat apa yan menjadi miliknya batin Putri Lie.
Tanpa banyak kata lagi Pangeran Jun lansung memeluk Putri Lie dengan erat dan tidak lupa kecupan ringan dan lembut ia berikan pada istrinya menyalurkan kebahagiaan hatinya.
"Honey ada apa?" khawatir Putri Lie dengan tingkah suaminya
"Nanti jika bertemu ayah, tanyakan pada ayah siapa yang memberikan kalung ini ya!" ucap Pangeran Jun setelah melepaskan pelukannya
"Baiklah, tapi kamu kenapa kok bahagia banget kelihatannya?" tanya Putri Lie
"Aku bahagia karena memiliki kamu dalam hidupku sweetyy" goda Pangeran Jun mengedipkan sebelah matanya.
Putri Lie hanya tersenyum malu dengan godaan suaminya dan dia hanya memukul lengan Pangeran Jun ringan. Sedangkan Pangeran Jun merasa sangat senang karena gadis ternyata gadis kecilnya adalah istrinya sendiri, ayah memang terbaiklah batin Pangeran Jun setelah ia tahu maksud dari apa yang pernah ayahnya ucapkan dulu saat ia akan menikah dengan Putri Lie.
Sementara Putri Eun dan Selir Bai, mereka berdua sudah mulai sibuk dengan para tamu yang datang untuk acara ulang tahun itu. Putri Eun sangat bahagia karena keinginannya untuk mengadakan acara ulang tahun yang meriah di wujudkan oleh sang ayah.
"Ibu lihatkan sekrang ayah dan kakak Min hanya sayang padaku saja, buktinya mereka mengabulkan keinginanku untuk mengadakan pesta meriah ini" bangga Putri Eun
"Itu memang sudah seharusnya kamu dapatkan Eun, karena kamulah yang lebih berhak atas semua ini" sahut Selir Bai
"Iya bu dan aku pasti akan merebut semua yang di miliki oleh si pembawa sial itu" kata Putri Eun sinis
"Ibu punya rencana untuknya asal kamu mendengarnya!" usul Selir Eun
"Apa bu?" Selir Bai membisikkan sesuatu pada putrinya dan setelah itu mereka berdua tertawa dengan senang.
Jendral Han yang kebetulan lewat tidak sengaja mendengar obrolan mereka namun ia tidak tahu apa yang di rencanakan keduanya. Akhirnya Jendral Han pergi mencari putri kesayangannya yang belum ia lihat sejak tadi.
Pangeran Jun dan Putri Lie berjalan berdampingan dengan mesranya memasuki aula kediaman Jendral Han tempat di adakannya acara ulang tahun Putri Eun. Tadinya Putri Lie di minta untuk memakai penutup wajahnya oleh Pangeran Jun, namun ia menolak dengan alasan akan sulit untuk makan.
Karena di kediaman Jendral Han banyak menyediakan makanan dan ia juga sudah sangat merindukan masakan di kediaman ayahnya itu. Bahkan para pelayan sudah menyiapkan tempat khusus untuk Putri Lie dan Pangeran Jun duduk dengan banyak makanan kesukaan tuan putri mereka itu.
Banyak pasang mata yang memperhatikan mereka yang datang dengan bergandeng mesra hingga membuat mereka iri melihat kemesraan dan keharmonisan mereka.
Wah Yang Mulia Pangeran dan Permaisuri Jun sangat mesra
Aku juga mau seperti mereka
Yang Mulia Pangeran sangat tampan aku mau juga jadi selirnya
Jangan bermimpi Yang Mulia Pangeran tidak mungkin melirik wanita lain lagi sedangkan Permaisurinya secantik itu
Permaisuri sangat cantik pasti dia sangat seksi dan juga menggoda.
Mendengar ucapan seorang pemuda yang mengatakan jika tubuh istrinya seksi dan menggoda. Pangeran Jun menghentikan langkahnya dan menatap tajam pemuda itu, hingga yang di tatap menjadi mati kutu.
Pangeran Jun melirik Tei kemudian menatap pemuda itu lagi, mengisyaratkan jika ia harus memberinya pelajaran karena sudah berani mengatakan hal yang tidak boleh ada di pikiran orang lain selain dia.
Tei menarik orang yang di maksud Pangeran Jun ke hadapan sang tuan untuk mendapatkan hukuman karena ucapannya.
"Pukul dia dan hancurkan mulutnya yang lancang itu" kata Pangeran Jun dingin dan tajam hingga suasana di tempat itu terasa sangat mencekam
"Baik Yang Mulia Pangeran" jawab Tei
"Honey jangan begitu, kasihan dia biarkan saja dia pergi dari tempat ini atau beri dia pukulan saja" ucap Putri Lie lembut, ia tidak ingin acara itu jadi hancur hanya karena seorang pemuda saja.
"Baiklah karena itu permintaanmu akan aku lakukan sweetyy, bawa dan pukul dia 30 kali agar tidak sembarangan menggunakan mulutnya" seru Pangeran Jun dengan nada yang berbeda, ketika bicara dengan Putri Lie ia sangat lembut namun dengan pengawalnya sangat dingin dan penuh intimidasi.
Tei dan dua pengawal lainnya membawa pemuda itu ke tempet hukuman untuk menerima akibat dari mulutnya yang tidak dapat ia jaga pengucapannya.
Putri Lie tersenyum manis pada suaminya dan semakin mengeratkan tautan tangan mereka, Pangeran Jun membalas senyuman istrinya dengan senyuman tipis namun manis.
Para wanita yang melihat Pangeran Jun tersenyum menjadi seperti meleleh di buatnya, karena mereka tidak pernah melihat Pangeran kerajaan mereka itu tersenyum bahkan dengan keluarganya pun ia tidak pernah tersenyum. Namun kali ini sungguh menjadi hari baik bagi mereka yang dapat melihat senyuman itu.
Putri Eun bahkan tidak dapat mengedipkan matanya bahkan tidak mengalihkan pandangannya pada kakak iparnya itu. Putri Eun semakin yakin untuk menjalankan apa yang sudah di rencanakan oleh ibunya itu.
Demi mendapatkan Pangeran Jun dan posisi Permaisuri itu ia akan melakukan apa pun asal mencapai tujuannya. Putri Eun tersenyum miring dan meremehkan pada Putri Lie yang tidak melihatnya dan justru sedang bersenda gurau dengan ayah dan kakaknya yang baru menghampirinya.
"Nikmatilah hari terakhirmu bahagia dan setelah hari ini kau akan menangis karena tidak akan memiliki apa pun lagi karena semuanya akan menjadi milikku" gumam Putri Eun pelan, namun dapat di dengar oleh ibunya yang nampak sangat senang dengan obsesi besar putrinya.
Jendral Han dan Min menghampiri putri dan menantunya yang baru duduk di tempat yang sudah di siapkan pelayan untuk putrinya dan sang menantu. Jendral Han benar-benar sangat bahagia dengan kebahagiaan putrinya yang tidak pernah ia lihat apa lagi ia yang sering kali pergi.
"Boleh kami duduk di sini!" tanya Min
"Kakak, ayah duduklah" jawab Putri Lie dengan senangnya.
Jendral han duduk di dekat putrinya sedangkan Min di dekat adik iparnya. Mereka mulai mengobrol ringan dan sesekali mereka tertawa bersama, hal itu menjadikan Putri Eun semakin membenci kakanya karena merasa semua kasih sayang ayah dan kakaknya di rebut oleh Putri Lie yang mereka anggap pembawa sial.