Perjalanan 2 sahabat yang saling menyayangi namun mati secara tragis, dan kembali di pertemukan di dimensi yang berbeda.
Menikahi seorang pangeran dan menghadapi berbagai intrik politik di dalam istana
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arlingga Panega, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 11
Pagi hari nya Pangeran Kedua bangun dengan lebih segar, Peng yang baru saja memasuki kediaman Pangeran Kedua pun merasa aneh melihat junjungannya itu, wajah Pangeran Kedua yang biasanya pucat hari ini terlihat lebih berseri. Begitu pula dengan tubuhnya yang biasanya terlihat lemas, pagi ini terlihat lebih sehat dan bertenaga.
"Peng!" panggil Pangeran Kedua yang merasa aneh melihat gelagat orang kepercayaannya.
"Eh, salam Pangeran" ucap Peng kikuk
"Ada apa dengan wajah mu itu?" tanya Pangeran Kedua
Peng hanya menggelengkan kepalanya pelan menandakan bahwa dia tak tahu apa-apa "Pagi ini Pangeran terlihat sangat segar, wajah Pangeran pun berseri, apa ada yang terjadi tadi malam?" tanya Peng sedikit ambigu membuat Pangeran Kedua melotot tak percaya mendengar pertanyaan bawahannya itu.
"Pertanyaan macam apa itu Peng? Apa kau sudah bosan hidup?" tanya Pangeran Kedua sambil menatap Peng dengan tajam.
"Tidak-tidak Pangeran, darah hamba pahit, daging hamba pun alot" jawab Peng sekenanya
"Sudahlah, bantu aku membersihkan diri" ucap Pangeran Kedua memberikan perintah pada Peng.
Peng dengan sigap langsung menyingkap selimut pangeran kedua, namun kedua mata nya langsung melotot melihat telapak kaki pangeran kedua yang tertempel koyo
"Pangeran, benda apa yang menempel di telapak kaki anda?" tanya Peng penasaran
"Apa maksudmu Peng?" tanya Pangeran Kedua yang belum menyadari arah pertanyaan bawahannya itu
"Ada benda yang melekat di kaki pangeran, seperti kain, tapi menempel" jawab Peng
"Ambil" ucap Pangeran Kedua dingin
Peng pun langsung mencabut koyo itu dengan cepat, sehingga membuat pangeran kedua meringis
"Apa kau ingin membunuhku peng? Tanya Pangeran Kedua sambil menunjuk wajah Peng.
"Maafkan hamba Pangeran, hamba akan mencabutnya dengan pelan" ucap Peng sambil mencoba melepas koyo itu pelan-pelan dan langsung memberikan nya pada pangeran kedua
"Benda apa ini?" tanya pangeran kedua sambil meneliti koyo yang ada di tangan nya
"Itu namanya koyo, tadi nya warna nya putih, hanya saja, setelah koyo itu di tempelkan di telapak kakimu, warna nya berubah jadi hitam karena menyerap racun dalam tubuh mu" jawab Ai Li yang tiba-tiba muncul sambil memberikan koyo yang baru pada Pangeran Kedua,
Pangeran Kedua pun mengangguk mengerti. setelah itu peng pun langsung membantu Pangeran Kedua untuk membersihkan diri.
30 menit kemudian, Pangeran Kedua sudah siap dengan pakaian nya, Ai Li masuk bersama Niu yang membawa kursi roda
"Benda apa yang kamu bawa putri?" tanya pangeran kedua, setelah menikah dengan pangeran kedua, Ai Lidi panggil putri Han Ai Li.
"Ini nama nya kursi roda, dengan benda ini kamu bisa berjalan-jalan sendiri atau meminta seseorang untuk medorong mu" jawab Ai Li sambil menyuruh Peng mendudukkan Pangeran Kedua di kursi roda, Ai Li pun mengajari Peng dan juga Pangeran Kedua cara menggunakan nya.
Wajah Pangeran Kedua terlihat sumringah. Ada kelegaan di raut wajahnya, karena akhirnya dia bisa melakukan sesuatu sendiri tanpa harus menyuruh 4 orang pengawal untuk mengangkat nya, Ai Li pun duduk di gazebo di temani Niu dan juga Nuan, menikmati pagi dengan kue dan secangkir kopi susu
"Apa yang kamu minum putri?" tanya Pangeran Kedua bingung
"Ini namanya kopi susu. Duduklah, dan sarapan bersamaku" ucap Ai Li sambil mempersilakan Pangeran Kedua untuk bergabung.
"Baiklah" Pangeran Kedua pun menurut. Dan ikut menikmati sarapan pagi nya. Menyesap kopi susu, ada rasa gurih manis masuk melalui kerongkongan nya.
"Ini benar-benar enak" ucap Pangeran Kedua sambil terus meminum kopi susu hangat itu bersama kue yang di suguhkan di depan nya,
"Kue ini juga benar-benar lezat" mata nya berbinar melihat kue-kue yang baru pertama kali nya dia lihat, Ai Li pun mengernyit bingung "bukan kah pangeran kedua itu orang yang dingin dan sangat kejam? Tapi kenapa dia selalu bertindak seperti kelinci kecil yang imut di depan ku?" pikir Ai Li
"Makanlah pangeran, kalau kurang, kau bisa menyuruh Niu atau pun bibi Nuan untuk membuatkan mu kue itu lagi" jawab Ai Li
"Hmm" Pangeran Kedua pun mengangguk
"Bagaimana dengan kesepakatan kita?" tanya Ai Li penasaran.
"Terserah kau saja" jawab Pangeran Kedua acuh
"Baiklah, aku anggap kata-kata mu itu sebagai persetujuan, besok aku akan membawa 100 orang pelayan dan 200 orang prajurit, aku juga akan merubuhkan paviliun rajawali lalu membangun nya kembali dengan desain yang lebih mewah, membuat taman bunga, kolam ikan, jembatan kecil, dapur yang luas dan menambah kamar di paviliun ini menjadi 100 kamar" jawab Ai Li
Pangeran kedua langsung menyemburkan kopi nya mendengar rencana yang di buat Ai Li.
Uhuk...
Uhuk...
Uhuk...
Pangeran Kedua pun terbatuk
"Dasar menyusahkan" cibir pangeran kedua dalam hati sambil terus mengunyah kue nya.