Sebuah surga impian yang baru saja dibangun terpaksa hancur karena kehadiran orang ketiga. Nadia Mustika Wijayanto harus menelan kenyataan pahit jika sang suami pulang dengan membawa seorang wanita yang merupakan madunya. Pernikahan yang dia kira sebagai surga, nyatanya berubah menjadi neraka. Nadia yang sedari awal tidak ingin dipoligami memutuskan untuk bercerai daripada harus berbagi hati dan suami.
Mengasingkan diri ke luar negeri dengan alasan ingin melanjutkan pendidikan menjadi pilihan Nadia setelah perceraian. Hingga akhirnya dia bertemu dengan sahabat lamanya tanpa sengaja. Devano Kazim Ravendra, pria dengan senyum lembut yang bisa membuatnya tertawa lepas setelah sekian lama.
***
" Terima kasih sudah menghancurkan surga yang aku impikan, Mas " ~ Nadia Mustika Wijayanto.
***
IG: gadis_taurus15
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Gadis Taurus, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
12. Ikhlas
Selama tiga bulan lamanya proses perceraian dilakukan, tepat hari ini Nadia dan Anwar resmi bercerai. Semua orang tentu merasa sangat lega, terutama Nadia karena terbebas dari pria seperti Anwar. Dia sangat bersyukur karena semua proses perceraiannya berjalan dengan lancar dan itu semua atas bantuan-bantuan orang-orang terdekatnya.
Di awal mediasi dan persidangan, Anwar menolak keras untuk bercerai dengan Nadia dan ingin tetap mempertahankan pernikahan mereka. Akan tetapi dengan semua bukti dan saksi yang dihadirkan, maka permohonan perceraian Nadia dikabulkan. Anwar sudah tidak bisa berbuat apa-apa lagi karena Nadia sudah bukan miliknya lagi.
Tidak ada perebutan harta gono-gini atau semacamnya dan semua mahar yang Nadia tinggalkan di rumah Anwar itu semua dikembalikan pada wanita itu karena sudah menjadi haknya. Nadia juga mendapatkan sejumlah uang sebagai nafkah dari Anwar karena telah menjadi istri dari pria itu selama tiga bulan ini. Nadia memutuskan semua pemberian itu akan diberikannya kepada sebuah panti asuhan karena dia tidak ingin mengingat semua yang berhubungan dengan pria itu, pun dengan cincin pernikahannya itu sudah dijualnya dan hasil penjualannya diberikan kepada orang yang membutuhkan. Nadia benar-benar ingin membuang semua yang berhubungan dengan Anwar, bukan karena masih cinta tetapi karena tidak ingin semakin membencinya.
Nadia menghadiri setiap persidangan dengan ditemani oleh kedua orang tuanya dan seorang pengacara keluarganya. Tetapi hari ini cukup berbeda, seluruh keluarga bahkan sahabat dari kedua orang tuanya datang ke sidang putusan untuk memberikan dukungannya. Sungguh, Nadia sangat terharu karena masih banyak yang peduli dengan dirinya.
" Alhamdulillah, Ya Allah, terima kasih banyak karena Engkau telah memudahkan jalanku. Semoga setelah ini aku bisa meneruskan hidupku dengan baik dan tetap berada di jalan-Mu. Aku mohon terus bimbing dan lindungi aku, Ya Allah " ucap Nadia di dalam hati sembari berjalan keluar dari gedung pengadilan agama.
Beribu-ribu kata syukur Nadia ucapkan karena setiap proses yang dijalaninya selama satu bulan ini diberikan kelancaran. Tidak ada rasa sakit seperti hari-hari pertama mengetahui kenyataan pahit jika Anwar telah mengkhianatinya karena Nadia sudah benar-benar ikhlas dengan takdir hidupnya. Begitu mudah juga rasa cinta di hatinya untuk Anwar menghilangkan, tetapi juga tidak membenci. Mungkin karena Anwar hanya singgah sebentar dan bukan takdirnya, jadi dengan mudahnya rasa cinta itu hilang.
" Bunda harap kamu bisa bahagia setelah ini ya, Sayang. Ayah dan Bunda akan selalu ada untuk kamu " ucap Bunda Siska terus menggandeng tangan Nadia tanpa melepaskannya sedikit pun.
" Iya Bunda, aku pasti akan bahagia. Ayah, Bunda, dan orang-orang yang masih menyayangiku adalah sumber kebahagiaanku " jawab Nadia tersenyum.
" Seperti masalah ini, jangan pernah sungkan untuk mengatakan apapun masalahmu pada Ayah dan Bunda. Ayah dan Bunda pasti akan selalu membantu kamu, jangan pendam semuanya sendiri " ucap Ayah Reno pada Nadia.
" Iya Ayah. Ayah dan Bunda tidak perlu khawatir " jawab Nadia memandang kedua orang tuanya itu bergantian.
Ayah Reno dan Bunda Siska pun tersenyum mendengar itu. Mereka yakin jika Nadia sudah benar-benar ikhlas menerima takdirnya, terlihat dari wajahnya yang tidak seperti menanggung suatu beban. Mereka tentu saja sangat lega dan berharap kebahagiaan akan datang untuk putri mereka satu-satunya itu.
.
.
.
" Nadia, tunggu! " panggil seseorang yang tidak lain adalah Anwar.
Bukan hanya Nadia saja, tetapi semua orang yang ada di sana langsung menghentikan langkahnya dan berbalik untuk melihat Anwar yang berjalan mendekati mereka. Di belakangnya, ada Hanifah serta Pak Cipto dan Bu Malika yang selalu mengikuti kemana pun pria itu pergi.
Semua orang menatap mereka dengan tatapan marah karena mereka sudah tahu darimana Anwar mendapatkan sifat buruknya karena sifat kedua orang tuanya pun tidak jauh berbeda. Apalagi Hanifah yang sok berkuasa atas diri Anwar padahal wanita itu hanya dinikahi secara siri dan haknya atas Anwar tidak lebih besar dari Nadia sebelum bercerai.
" Ada apa, Mas? " tanya Nadia dengan sangat lembut dan tidak ada kemarahan sama sekali.
Awalnya Nadia memang tidak ingin bertemu lagi dengan Anwar tetapi karena dia harus hadir di dalam mediasi dan persidangan mau tidak mau harus bertemu setelah sebelumnya mencoba untuk benar-benar ikhlas.
" Aku ingin meminta maaf atas semua kesalahanku pada kamu, Nadia. Aku selalu siap seandainya kamu masih ingin kembali padaku. Aku masih sangat mencintai kamu, Nadia " ucap Anwar pada Nadia.
Terlihat di sampingnya Hanifah menatap Nadia dengan tidak suka, apalagi setelah mendengar ucapan yang keluar dari mulut Anwar.
Nadia tersenyum mendengar itu. " Insya Allah aku sudah memaafkan semua kesalahan kamu, Mas. Aku sudah ikhlas kalau memang semua ini takdir dari Allah untuk hidupku " jawab Nadia.
" Sepertinya kamu tidak perlu memikirkan aku yang akan kembali padamu atau tidak, Mas, karena aku tidak akan pernah kembali padamu. Sebaiknya kamu fokus saja pada istrimu dan jangan lakukan kesalahan yang sama untuk kedua kalinya " lanjut Nadia sembari menatap Hanifah sekilas.
Nadia sama sekali tidak peduli jika memang Hanifah tidak menyukainya karena dari awal dia tidak berharap mantan madunya itu akan suka padanya. Seandainya bisa, Nadia tidak ingin bertemu atau bersinggungan lagi dengan kedua orang itu.
" Kalau begitu aku duluan ya, Mas. Assalamualaikum " pamit Nadia mengantupkan kedua tangannya di depan dada.
" Walaikumsalam " jawab Anwar dengan wajah penuh sesal.
Entah menyesal karena telah menyakiti Nadia atau menyesal karena tidak bisa mempertahankan rumah tangganya bersama Nadia. Wajah Anwar memang bisa menipu, terlihat baik tapi kenyataannya tidak.
" Ayo, Ayah, Bunda. Kita pulang " ajak Nadia pada kedua orang tuanya.
" Iya Sayang " jawab Ayah Reno.
Sedangkan Bunda Siska masih melayangkan tatapan tajam pada orang-orang yang telah menyakiti putrinya. Jika bukan larangan dari sang suami, Bunda Siska pasti akan memberikan pelajaran pada mereka dengan bantuan kekuasaan ayah dan sepupunya.
Kemudian, Nadia segera masuk ke dalam mobil bersama dengan Ayah Reno dan Bunda Siska. Begitu juga dengan yang lainnya yang masuk ke dalam mobil masing-masing tanpa memperdulikan Anwar serta Hanifah dan kedua orang tuanya.
" Kamu pasti kuat, Sayang " ucap Bunda Siska mengusap pundak Nadia.
" Pasti dong, Bun. Anak Ayah dan Bunda pasti kuat-kuat " jawab Nadia tanpa keraguan sedikit pun.
Setelah itu, mobil itu pun melaju meninggalkan gedung pengadilan agama dengan dikendarai oleh Bimo. Mereka akan langsung pulang ke rumah karena pasti anak-anak sudah menunggu mereka semua.
***
Mohon bantuan vote, like dan komentarnya ya 😊 Terima kasih 😊🙏 Tetap dukung saya ya 😘
Tolong follow akun NT saya " Gadis Taurus " ya 😘