Follow ig @abil_rahma
Icha gadis cerdas disekolahnya, terbukti dari segudang prestasi yang dia dapatkan. Tetapi sayangnya dia gadis yang terlihat culun dan jarang bergaul, itu disebabkan karena Ayahnya mengatakan kalau dia sudah dijodohkan sejak bayi dengan anak sahabat Ayahnya. Yang dia tau sahabat Ayahnya itu orangnya sangat baik sekali. Tetapi dia tidak tau siapa orang yang sudah dijodohkan dengannya.
Vicky Al Ghifari seorang cowok yang terkenal playboy disekolahnya, suka gonta-ganti pacar. Dia juga tahu kalau sudah dijodohkan sejak bayi, tetapi keadaan itu dia manfaatkan buat mencari pacar sebanyak-banyaknya. Karena dia tak tahu siapa yang sudah dijodohkan dengannya.
Mereka harus menikah saat masih SMA kelas XII karena suatu alasan. Akankah mereka bisa menerima pernikahannya dan hidup bahagia atau sebaliknya?Karena ternyata orang yang dijodohkan tak sesuai dengan harapan mereka.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Abil Rahma, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
DMS 35
Pagi ini mereka kembali kesekolah seperti biasanya. Al selalu mengikuti Icha sampai kekelasnya, alasannya selalu sama takut terjadi sesuatu dengan gadisnya itu. Icha tidak mempermasalahkan itu, karena semua anak sudah mengetahui jika keduanya memiliki hubungan.
Banyak yang bersu'udzon kalau Icha akan bernasib sama seperti mantan-mantan Al sebelumnya. Dan banyak juga yang mendoakan untuk kelanggengan keduanya.
Bel masuk telah berbunyi dua jam yang lalu, pelajaran yang pertama telah usai dan kini berganti pelajaran berikutnya.
Dikelas Al seorang guru yang disiplin banyak ditakuti oleh sisiwa siswi sudah masuk, dia Bu Sherly guru Matematika untuk anak IPS, dia tak suka jika ada salah satu muridnya yang tidak disiplin atau mengerjakan tugas, jika terjadi dia akan menghukumnya tanpa ampun. Kebetulan juga Bu Sherly adalah Waka Kesiswaan. Jadi siapapun yang bermasalah dengan Bu Sherly pasti akan panjang.
"Al kamu maju kerjakan soal nomer satu dan dua," ucap Bu Sherly memberi tugas pada siswanya.
Al pun langsung maju kedepan papan tulis, menulis jawaban tugas yang diberikan beliau beberapa hari yang lalu. Tentunya Al mengerjakan tugasnya dibantu oleh Icha, karena dia paling lemah dalam pelajaran menghitung tersebut.
Setelah selesai mengerjakan tugasnya, dia kembali ke tempat duduknya. Tetapi Bu Sherly menghentikan langkah Al saat Al melewati mejanya.
"Tunggu Al," Al menoleh kearah Bu Sherly lalu dia mendekati guru itu.
"Ada apa Bu?" tanyanya setelah berada di depan Bu Sherly.
"Kamu tau kan kalau sekolah kita melarang murid laki-laki mengenakan perhiasan, termasuk cincin," ucap Bu Sherly sambil menatap wajah Al.
Al mengangguk, "Iya Bu saya tau," jawab Al seakan-akan tak tahu apa kesalahannya.
"Lalu kenapa kamu pakai cincin?" tanya Bu Sherly penuh selidik.
Al melihat jari tangannya yang ternyata ada cinci tersemat disana. Astaga dia lupa melepas cincin itu, biasanya dia selalu melepas cincin pernikahannya saat disekolah, tapi kali ini dia lupa. Pas lupa pas ketemu juga dengan Bu Sherly, nasib memang, tapi dia sudah tak bisa berbuat apa-apa.
"Serahkan cincin itu ke saya, atau saya akan kasih nilai lima dipelajaran saya," ucap Bu Sherly supaya Al menentukan pilihannya.
Al menghela nafas, dia harus rela menyerahkan cincin itu pada Bu Sherly sekarang. Nanti dia akan cari alasan supaya bisa mendapatkan kembali cincin tersebut.
"Ingat ya, barang yang sudah ada ditangan saya tidak akan kembali sesuai peraturan, barang ini akan kami sumbangkan kepada teman-teman kalian yang tidak mampu, orang tua kalian sudah menyetujui itu sebelumnya kan?" Bu Syerly mengingatkan.
Satu kelas menjawab 'iya' tapi tidak dengan Al, dia harus berusahan mendapatkan kembali cincinnya dengan cara apapun.
Dia kembali ke tempat duduknya. Selama pelajaran dia tidak fokus dengan penjelasan gurunya, Al lebih fokus memikirkan cara mendapatkan kembali cincin berharganya itu. Jika tidak dia akan tahu konsekuensinya, Icha pasti akan merajuk dengannya, dan dia tidak mau itu terjadi.
▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎
Bel tanda istirahat telah tiba, Al mengirim pesan pada Icha supaya ke kantin dulu karena dia ada urusan sebentar. Al tidak mengatakan urusannya apa. Icha pun tidak terlalu kepo dengan urusan yang Al katakan, karena dia percaya pada suaminya.
Al mengetuk pintu ruangan Bu Sherly, setelah dipersilahkan Al pun masuk kedalam ruangan itu.
"Ada apa Al?" tanya Bu Sherly setelah melihat Ak masuk kedalam ruangannya.
"Maaf Bu, saya kesini mau ambil cincin Bu," ucap Al, dia berdiri di depan meja Bu Sherly karena belum dipersilahkan duduk.
"Kamu sudah tau aturan disini bukan? Terus kenapa masih mau kamu ambil?" Bu Sherly tak begitu saja memberikan cincin Al.
"Gimana kalo saya ganti dengan uang seharga cincin itu Bu, asal cicin saya kembali," Al memohon, berharap Bu Sherly menyetujui permintaannya.
Bu Sherly menggeleng, menandakan beliau tidak setuju.
"Kalo begitu saya kasih tiga kali lipat gimana Bu, yang penting cincin saya kembali," Al masih memohon.
"Saya gak butuh uang sebanyak itu Al, karena kamu salah ya tetep saya ambil cincin mu, supaya kamu lebih disiplin, kalau saya menerima tawaran kamu sama saja saya menerima suap bukan?" Bu Sherly menatap wajah Al yang menunduk.
Al bingung harus gimana lagi supaya cincinnya kembali.
"Kalau kamu mau cincin seperti ini kan bisa beli lagi? Kenapa harus yang ini? Dari kekasihmu? Dia akan marah kalau sampai hilang begitu?" berbagai pertanyaan Bu Sherly lontarkan untuk Al.
"Bukan Bu, tapi itu cincin tunangan saya," akhirnya kata itu yang Al lontarkan, karena dia sudah kehabisan akal.
Bu Sherly mengernyitkan dahinya, dia tidak percya dengan ucapan Al.
"Ibu gak percaya, itu cuma akal-akalan kamu aja kan?" ucapnya kemudian.
"Beneran Bu, saya nggak bohong,"
"Apa buktinya kalau ini cincin tunanganmu? Kalau memang ada buktinya akan saya kembalikan,"
Al sedikit lega mendengar penuturan Bu Sherly.
"Baik Bu, saya akan bawa tunangan saya kemari Bu," ucap Al, dia berniat keluar dari ruangan tersebut, tetapi Bu Sherly mencegahnya.
"Apa siswa sekolah ini juga?" tanya Bu Sherly penuh selidik.
Al mengangguk, "Iya Bu,"
"Kalau begitu, siapa namanya dan kelas mana? Biar saya panggil,"
"Khoirun Nissa' kelas IPA 1 Bu,"
"Apa saya tidak salah denger Al? Dia mau sama kamu?" Bu Sherly menggelengkan kepala, beliau sedikit ragu akan penuturan Al.
Bu Sherly memanggil Icha lewat microfone yang ada diruangannya.
Icha yang kala itu masih didalam kelas terkejut, tumben sekali dia di panggil oleh Waka Kesiswaan.
"Kamu punya masalah apa Cha? Kok di panggil ke ruang Bu Sherly?" tanya Nayla setelah mendengar panggilan itu.
"Aku juga gak tau Nay, kalo gitu aku ke ruang Bu Sherly dulu yah, kamu kekantin aja dulu," ucap Icha lalu dia keluar kelas menuju ruang Bu Sherly.
Setelah sampai di ruang Bu Sherly, Icha mengetuk pintu, setelah dipersilahkan masuk diapun masuk. Betapa terkejutnya Icha saat melihat suaminya berdiri disana, memang dari tadi Al tidak disuruh duduk oleh Bu Sherly.
Icha berfikir yang tidak-tidak, dia takut kalau pernikahannya dengan Al sudah terbongkar, kalau terjadi pasti mereka akan langsund dikeluarkan dari sekolah.
Dengan yakin Icha mendekati meja Bu Sherly, dia akan terima jika apa yang dia bayangkan terjadi.
"Apakah kamu tunangannya Al?" tanya Bu Sherly tidak sabaran.
Icha mengangguk, dia merasa lega karena ternyata pikirannya salah.
"Iya Bu, saya tunangannya Al," jawab Icha penuh keyakinan.
"Coba lihat cincin tunanganmu." Ucap Bu Sherly sambik mentodorkan tangannya didepan Icha.
Icha melepas cincinya dan memberikan pada Bu Sherly.
Bu Sherly memperhatikan dua cincin di tangannya, sama persis, berarti Al tidak berbohong.
"Ini saya percaya sekarang, pesan saya jangan pakai cincin itu saat di sekolah, karena bisa membuat yang lain meniru," pesan Bu Sherly.
"Baik Bu, sekarang kami boleh pergi?" tanya Al.
"Ya silahkan, maaf saya gak percaya sama kamu Al," Bu Sherly menyelas menuduh Al yang tidak-tidak.
"Tidak masalah Bu, kami permisi," keduanya pun pamit lalu keluar dari ruang Bu Sherly.
Bersambung......
Jangan lupa like dan komen ya, makasih Kakak.
sholat terus maksiat jalan