Dipaksa Menikah SMA
Bel tanda istirahat disebuah SMA swasta tepatnya SMA NUSA BANGSA telah berbunyi, semua para siswa berhamburan keluar kelas menuju kantin untuk mengisi perutnya yang mulai kosong.
Perjalanan seorang pemuda saat akan menuju kantin terhenti, karena deringan ponsel yang berada di saku celananya. Tak butuh waktu lama dia pun langsung mengambil ponsel tersebut dan menjawab telfon itu.
"Hal...." sebelum dia melanjutkan bicaranya orang di seberang sana sudah memotong ucapannya dulu.
"Mama kamu masuk rumah sakit, nanti setelah pulang sekolah langsung saja kesini, nanti papa kirim alamatnya, papa ada meeting penting nanti jam 2, jadi kamu harus segera kesini,"
"Sekarang aku ke sana ya pa," tanpa menunggu jawaban orang diseberang sana pemuda itu sudah mematikan ponselnya. Lalu ia lari menuju parkiran meninggalkan tasnya yang berada didalam kelas.
Saat ia lari, tiba-tiba ada seorang gadis cantik yang menghadang jalannya.
"Mau kemana sayang, kok buru-buru? Kita ke kantin aja yuk, aku kangen sama kamu," ucap gadis itu dengan manja.
"Aku harus ke rumah sakit, mama sakit, kamu ke kantin aja sana sama yang lain, aku tinggal dulu." Ucap pemuda itu sambil melanjutkan larinya.
Gadis tersebut mendengus kesal, lalu ia melanjutkan perjalanannya ke kantin yang tertunda.
Pemuda tersebut, menaiki motor kesayangannya dengan kecepatan penuh, setelah tadi melihat pesan dari papanya, dimana letak rumah sakit yang akan ia tuju.
Sesampainya rumah sakit, dia memarkirkan motornya kemudian berlari, tanpa menghiraukan orang-orang yang ia tabrak sepanjang koridor rumah sakit. Dia melihat papanya duduk di depan ruang IGD, lalu dia menghampirinya.
"Mama kenapa pa? Sakit apa? Kok sampai masuk rumah sakit segala, padahal tadi pagi masih sehat keliatannya," berbagai pertanyaan ia lontarkan pada papanya.
"Gak tau Al, tadi papa di telfon sama Bik Um kalau Mamamu pingsan, terus Papa pulang langsung bawa Mama kesini," ucap Papanya dengan sendu.
"Semoga Mama gak kenapa-kenapa," pemuda itu pun tak kalah sendu dari sang Papa.
Lalu keluarlah dokter yang memeriksa sang Mama, dan menghampiri keduanya.
"Pak Davit, ikut keruangan saya ada yang harus kita bicarakan," ucap sang dokter
"Baik Dok," Davit pun mengikuti dokter itu.
Sedangkan pemuda tadi yang tak lain adalah Vicky Al Ghifari, masih duduk didepan ruang IGD dengan wajah menunduk.
Setelah sampai di ruangan dokter tersebut, keduanya pun duduk di sofa yang berada di ruangan itu.
"Begini Pak, apakah Istri Bapak sering mimisan, sakit kepala, mual-mual?" Tanya Dokter tersebut.
"Kalau mimisan saya kurang tau Dok, dia juga gak pernah cerita, yang saya tau dia memang sering muntah, tapi dia bilang cuma masuk angin, dan gak mau kalau saya mau panggil dokter untuk memeriksa," jelas Davit pada Dokter itu.
"Semoga tidak seperti dugaan saya Pak, akan saya cek laborat dulu untuk memastikan kalau Istri Bapak tidak mengidap penyakit seperti dugaan saya," ucap Dokter yang terasa ambigu bagi Davit.
"Memang dugaan Dokter Istri saya sakit apa?" Tanya Davit penasaran.
"Nanti saja kalau hasil laboratnya sudah keluar ya Pak, saya gak mau salah menduga, semoga dugaan saya juga salah," ucap Dokter
"Baiklah Dok, semoga dugaan Dokter salah, semoga Istri saya gak kenapa-kenapa,"
" Aamiin, semoga saja Pak. Istri anda mungkin sekarang sudah dipindah di ruangan rawat, semoga lekas sembuh buat Istri anda Pak," Dokter tersebut tersenyum pada Davit.
"Yasudah saya permisi Dok," pamit Davit pada Dokter.
Kemudian ia keluar ruangan Dokter dan berpapasan dengan putranya saat berjalan di koridor.
"Pa, Mama sakit apa kata Dokter?" tanya Al penasaran.
"Belum tau Al, semoga Mama gak kenapa-kenapa doakan saja ya. Ohya Mama dipindah dimana?"
"Di lantai 3 ruang VIP no 2 Pa, ayo Pah aku juga mau ke sana, tadi dari kantin sebentar." Jawab Al sambil menunjukkan kantong kresek yang dia tenteng.
Keduanya pun menuju ruang rawat inap Mamanya.
▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎
Dua hari berlalu, hasil laborat pun sudah keluar dan saat ini Davit sedang berada diruang Dokter Iwan menunggu sang Dokter membacakan hasil laborat tersebut. Muka Dokter terlihat ada sedikit kegundahan saat mengetahui hasil laborat itu.
"Ternyata benar dugaan saya Pak, Istri anda mengidap kanker darah atau Leukimia stadium dua," ucap Dokter Iwan tanpa basa-basi.
Davit terkejut dengan apa yang diucapkan sang Dokter, dia pun mengambil hasil laborat itu, dan syok saat benar adanya yang dikatakan Dokter dihadapannya, yang tak lain adalah sahabatnya sendiri.
"Ya Allah, kok sampai saya gak tau Istri saya mengidap penyakit seperti ini," ucap Davit frustasi.
"Insyaallah masih bisa disembuhkan Dav, bawalah Istrimu berobat ke Singapur disana fasilitasnya lebih lengkap, semoga Istrimu sembuh, kamu harus sabar ya," Dokter menenagkan Davit, dia berperan sebagai sahabat.
"Akan aku lakukan yang terbaik buat Istriku Wan, kamu bantu ya," Davit memohon pada Dokter Iwan.
"Pasti akan aku bantu, yang sabar ya Istrimu pasti sembuh." Ucap Dokter Iwan sambil menepuk pundak Davit.
Setelah itu, Davit pun kembali keruangan rawat Istrinya disana ada dua orang yang tak lain adalah sahabat Davit.
"Dina sakit apa Dav? Kok mukamu kelihatan kusut banget?" tanya Bagus
Davit menghela nafas panjang dan menatap wajah pucat Istrinya yang juga menatapnya karena penasaran dia sakit apa.
"Ma, kita berobat ke Singapur ya, biar Mama cepat sembuh," bukannya menjawab pertanyaan Bayu, Davit, malah berkata lain yang membuay semuanya jadi penasaran.
"Mama sakit apa emangnya Pa? Kok harus dibawa ke Singapur segala?" tanya Dina penasaran.
"Hasil lab menunjukan kalu Mama...." Davit menggantung kalimatnya.
"Apa Pa? Ayo katakan jangan buat Mama penasaran," Dina sudah tak sabar ingin tau penyakitnya.
Davit menghela nafas panjang lalu berkata, "Mama divonis terkena Leukimia, stadium dua," ucap Davit sambil menunduk.
Tiga orang yang mendengarnya merasa terkejut dengan penuturan Davit.
Istrinya pun mau dibawa berobat ke Singapur dengan satu syarat dan mereka dengan berat hati memenuhi syarat yang diminta oleh Dina.
▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎
Tiba saatnya pulang sekolah, Icha berjalan menuju gerbang sekolah bersama sahabatnya Nayla.
"Tumben kamu dijemput Cha?" Ucap Nayla sambil menunjuk sebuah mobil didepan gerbang sekolah.
Icha melihat arah telunjuk Nayla dan melihat Papanya keluar dari mobil.
"Iya, tumben banget Papa jemput, ayo bareng sama aku aja Nay," ucap Icha merasa heran karena selama ini Papanya tak pernah datang kesekolahnya, hanya Mamanya yang kadang menjemputnya selain sopir. Karena biasanya Icha naik angkutan umum saat kesekolah ataupun pulang sekolah.
"Gak ah Cha, siapa tau ada urusan penting sampai Papamu yang jemput, aku naik bis aja, duluan ya," ucap Nayla lalu meninggalkan Icha.
Icha pun menghampiri Papanya lalu menyalami sang Papa dan mencium punggung tangan papanya. Kemudian dia masuk dalam mobil tanpa banyak tanya.
Saat sudah berada didalam mobil, dia heran kenapa tidak pulang kearah rumahnya.
"Lho kita mau kemana Pa? Kan jalan pulang bukan kesini?" tanya Icha.
"Kerumah sakit, Istri Om Davit sedang sakit dan ada yang mau dia sampaikan ke kamu, jadi sekarang kita kesana dulu," jawab Bayu tanpa menoleh putrinya, karena fokus dengan jalan.
Icha hanya menurut saja tanpa banyak komentar, karena memang dia bukan anak yang sering mebantah. Icha adalah anak kedua dari pasangan Bayu dan Sinta, dia anak perempuan satu-satunya karena kedua saudara Icha laki-laki semua. Sebenarnya bukan satu-satunya anak perempuan Bayu, karena dulu Icha mempunyai seorang Kakak yang usianya beda dua tahun, tapi sudah meninggal saat Icha masih kelas tiga SMP.
Tak lama kemudian mereka pun sampai diruang rawat Dina, mereka disambut dengan senyuman oleh Dina.
"Icha sayang, kamu cantik banget," ucap Dina
"Makasih Tan. Tante semoga cepat sembuh ya, Icha doakan, biar Tante bisa kumpul dengan keluarga lagi," ucap Icha dengan senyum yang terlihat sejak pertama masuk ruangan.
Dina tersenyum melihat keramahan Icha. Sebelum Dina berkata lagi, terdengar pintu dibuka oleh seseorang dan Dina mengurungkan niatnya untuk berkata.
Pemuda yang baru saja masuk terlihat bingung melihat ada seseorang yang berseragam SMA sama dengannya, tetapi memakai jilbab itu. Dia sudah bisa menebak siapa gadis itu, walaupun membelakanginya. Karena gadis yang mengenakan jilbab disekolahnya hanya dia seorang.
Bersambung....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 135 Episodes
Comments
ZahraMarzia
mampir Thor 🥰🥰🥰
2023-01-08
1
Novita Manggu Manggu
tidak menarik
2022-11-09
0
sendu itu apa
2022-11-05
0