LIHAT AKU SEKALI SAJA

"Aww...

"Oh my god...

Terdengar teriakan Erina dari kamar mandi yang terbuka. Suara teriakan tersebut membuat Theo seketika melonjak bangun dari tidurnya, kemudian berlari ke kamar mandi melihat apa yang terjadi pada Erina.

"Sayang, ada apa kenapa kamu berteriak hari masih gelap begini? Apa kamu sakit Erin?"

Erina yang tengah berdiri di depan cermin membalikkan badannya dan menghambur memeluk suaminya. Bahkan kini Erin menangis haru.

Erina mengurai pelukannya. Dengan tangan gemetaran memperlihatkan alat testpack pada Theo. "Garisnya dua kak. Aku positif hamil", ucapnya pelan dengan bibir bergetar karena separuh rasa tak percaya di tengah hatinya yang sangat bahagia.

Kata Erina nyatanya membuat Theo blank. Untuk sesaat laki-laki itu pun terdiam tak merespon kabar yang tentunya ia harapkan.

"Kak..."

Suara Erin menyadarkan Theo. "Ohh sayang, kita akan segera memiliki anak? Ah Erin...Aku sangat mencintaimu sayang", ujarnya memeluk tubuh istrinya itu.

Theo berjongkok, mengusap lembut perut datar istrinya seraya mencium perut tersebut. "Papi sangat bahagia kau datang di saat papi sangat mengharapkan kehadiran mu, sayang. Papi akan menjaga mu dan mami. Baik-baik di dalam sana sayang. Papi tidak sabar mengajari mu bermain bola dan bermain sepeda, boy.."

"Sayang, bagaimana kalau anak kita perempuan? Kenapa kakak menyebutnya boy?", tanya Erina mengusap lembut rambut Theo yang masih berjongkok di depan perutnya.

"Aku tetap akan mengajaknya bermain masak-masakan dan boneka Barbie", seloroh Theo menuntun Erina kembali ketempat tidur mereka.

"Benarkah, kakak akan seperti itu?". Erina tersenyum mendengar kata-kata suaminya tersebut.

"Kau tidak usah turun dari tempat tidur. Aku yang akan melayani mu sayang. Apapun yang kamu butuhkan aku yang akan melakukannya untuk mu. Termasuk jika kamu ingin makan, di kamar saja. Ibu hamil muda tidak boleh banyak gerak", ucap Theo memberikan air putih pada Erin.

"Kak..Aku baik-baik saja. Istri kakak hamil, bukan sakit. Percayalah aku akan menjaga anak kita baik-baik, jadi jangan terlalu posesif begitu", balas Erina tersenyum dengan dua mata indahnya yang sedikit melotot pada Theo.

Theo tersenyum mendengar perkataan Erina. Laki-laki itu mengulurkan tangannya mengusap lembut wajah Erina. "Kabar ini terlalu membuat ku bahagia sayang".

Theo menyandarkan kepala Erin pada bahunya. Laki-laki itu mengecup lembut kening Erina. "Kita harus memberitahu tante Widya, bunda dan ayah. Pasti mereka semuanya sangat senang menerima kabar baik ini".

Erin menganggukkan kepalanya.

"Hari ini aku tidak akan masuk kerja. Kita ke rumah sakit memeriksa kondisi mu".

"Iya kak", jawab Erin sambil menautkan jemari tangannya pada jemari Theo.

Kalau mau jujur, Erina sangat terharu menerima perhatian Theo yang begitu besar untuknya. "Aku mencintaimu kak. Sangat mencintaimu", ucapnya terdengar begitu lembut di telinga Theo.

Theo tersenyum mendengar pengakuan istrinya itu. "Aku juga sangat mencintai sayang. Jangan pernah ragukan. Cinta kita selamanya akan selalu seperti ini Erina. Aku janji akan terus menyayangi mu dan anak-anak kita nanti. Aku ingin memiliki banyak anak, yang akan membuat suasana rumah kita ini ramai. Aku ingin menua bersamamu sayang", jawab Theo dengan perasaan mendalam.

Mendengar itu semakin membuat perasaan Erin menghangat. Perlahan jemari tangannya mengusap lembut perutnya. "Ah sayang, mami senang kau hadir di saat yang tepat. Papi sangat menyayangi kita. Apa kamu bisa merasakannya sayang?", ucap Erin tersenyum bahagia.

Theodoriq pun menyatukan tangannya pada punggung tangan Erin. Berulangkali mengecup pipi istrinya itu.

...***...