NovelToon NovelToon
Kimi'S Destiny

Kimi'S Destiny

Status: sedang berlangsung
Genre:Bad Boy / Nikahmuda / Diam-Diam Cinta / Mafia / Cintapertama / Playboy
Popularitas:524
Nilai: 5
Nama Author: V3a_Nst

Hidup dengan berbagai peristiwa pahit sudah menjadi teman hidup bagi seorang wanita muda berusia 22 tahun ini, Ya ini lah aku Kimi Kimura..
Dari sekian banyak kilasan hidup, hanya satu hal yg aku sadari sedari aku baru menginjak usia remaja, itu adalah bentuk paras wajah yg sama sekali tidak ada kemiripan dengan dua orang yg selama ini aku ketahui adalah orang tua kandungku, mereka adalah Bapak Jimi dan juga Ibu Sumi.
Pernah aku bertanya, namun ibu menjawab karena aku istimewa, maka dari itu aku di berikan paras yg cantik dan menawan. Perlu di ingat Ibu dan juga Bapak tidaklah jelek, namun hanya saja tidak mirip dengan ku yg lebih condong berparas keturunan jepang.
Bisa di lihat dari nama belakangku, banyak sekali aku mendengar Kimura adalah marga dari keturunan jepang. Namun lagi-lagi kedua orangtua ku selalu berkilah akan hal tersebut.
Sangat berbanding terbalik dengan latar belakang Bapak yg berketurunan jawa, begitu pula dengan Ibuku.
seperti apakah kisah hidupku?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon V3a_Nst, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 17 - Tragedi Handuk

***

Anderson Grup

Bersama beberapa bodyguard yg mengiringi langkah pemilik perusahaan, James melintas didepan Darren yg hendak masuk ke dalam ruangan.

"Dimana William?" Tanya James menepuk pelan pundak sang keponakan.

"Di apartemen Paman."

"Kenapa tidak kekantor lagi? Ada apa?"

Darren bingung ingin menjawab apa, dari berita yg Alex katakan. Apakah aman jika ia beritahu saja pada sang paman.

"Kemarin kami habis dari klub. Mungkin William lelah Paman."

Itu saja yg mampu Darren berikan sebagai jawaban. Biarlah sepupunya sendiri yg nanti menjawab secara detail. Memilih cepat pergi dari hadapan, Darren membungkuk setengah badan berpamitan untuk pergi.

James pun hanya mengangguk, walau jawaban keponakannya tidak begitu memuaskan. Karena yg ia tahu anak semata wayangnya itu begitu gila bekerja. Mau selelah apapun, pastilah ia akan tetap memilih bekerja seperti biasanya. Masih larut dalam pemikiran soal sang anak, seorang wanita yg sudah tampak berumur, berjalan cepat menuju pemilik perusahaan.

"Maaf Pak. Bapak sudah di tunggu para dewan direksi di ruang meeting." Ucap salah satu pekerja senior di perusahaan tersebut. James mengangguk dan kembali melanjutkan perjalanan menuju ruangan yg disebutkan. Biarlah masalah sang anak, ia urus nanti saja. Toh William diketahui keberadaannya.

***

Kembali pada keadaan di dalam unit apartemen milik William. Terhitung 20 menit berlalu, Kimi masih berada didalam kamar mandi dalam keadaan campur aduk. Ia sudah siap melakukan ritual mandi sejak 10 menit yg lalu. Namun hatinya yg masih berdebar kencang membuatnya salah tingkah. Ia mondar mandir di depan wastafel bingung mau berbuat apa.

Bahkan pakaian yg diberikan oleh William saja belum melekat di tubuhnya. Ya, jika belum melekat berarti Kimi.... Hanya memakai handuk yg hanya menutupi bagian dada sampai setengah paha nya saja.

"Berdebar sekali jantung aku! Lama-lama bisa terkena serangan jantung kalau begini terus! WILLIAM!" Jerit Kimi di akhir kalimat. Ia mengusak-ngusak rambutnya yg tidak bersalah sejak awal selesai mandi tadi. Dan...

Ceklek... 

Pintu terbuka pandangan kedua sejoli kembali bertemu dalam keadaan mata melebar. Kimi membeku, lain hal nya pula pada William yg sudah mulai memindai Kimi dari ujung kaki hingga ujung kepala.

"AAKKHHH!! APA-APAAN KAMU WILLIAM!"

Puk! Puk! Puk!

Kimi memukul William mengandalkan tangan mungilnya yg bahkan terasa bagai pijatan untuk William. Kimi terus memukul tanpa henti sedangkan William berpura mengaduh sakit sambil tertawa lebar.

"Hei..hei kamu yg panggil aku Kim. Makanya aku masuk, hei!" Jawab William sambil terus menghindari pukulan maut Kimi.

"Aku? Panggil kamu? Kapan? tidak ada ya! Akal-akalan kamu saja itu!" Kembali Kimi mengamuk dari tadi yg sempat terhenti saat mendengar ucapan William. William kembali terkekeh kencang sampai handuk yg melilit tubuh Kimi perlahan ingin terjatuh. William membolakan mata selebar mungkin dan kemudian cepat berbalik arah menjadi memunggungi Kimi.

Kimi juga ikut melebarkan mata melihat William berbalik arah. Dan...

"AKKH!!" jeritan kedua Kimi yg kini benar-benar membuat tubuhnya polos tanpa hambatan. William memang sudah membalikkan tubuh, namun ia berbaliknya tepat pada cermin yg... Menampilkan dengan jelas lekuk indah tubuh Kimi lewat pantulan cermin tersebut.

William terperangah, ia terpesona dengan tubuh wanita yg baru pertama kali ia lihat secara langsung. Dan baiknya, wanita tersebut adalah wanita yg ia mau.

Kimi cepat berjongkok mengambil handuk yg terjatuh, sambil sesekali melirik ke arah William yg tengah berbalik arah, hatinya lega. Namun ketika sedang merapihkan kembali bentuk handuk yg akan melilit tubuhnya. Matanya memandang ke arah cermin. Disana ia melihat William sedang menatap dirinya. dengan rasa terkejut menyentak otak, ia limbung ke belakang...

Grep!

William cepat menangkap tubuh indah itu agar jangan menyentuh lantai. Ia rengkuh tubuh indah Kimi mendekat ke arahnya. Gerakan yg seperti biasa akan di sajikan secara slow motion. Menambah kesan berdebar yg lebih kentara.

Deg-deg! Deg-deg!

Sekeliling mendadak sunyi, yg terdengar hanyalah detak jantung keduanya. Mata menatap sama dalam. Jantung juga sama merasakan debar yg luar biasa.

"Cepat pakai bajunya Kim. Sebelum aku menggila." Ucap William rendah dan juga dalam. Suara bariton miliknya menggetarkan hati Kimi. Sekuat tenaga William menahan untuk tidak menarik paksa handuk yg melilit tubuh wanitanya. Terlihat dari sorot mata yg penuh gairah. William memang sedang menahan hasrat menggila dalam dirinya. Baru pertama sekali melihat tubuh seorang wanita secara langsung. Wajar baginya menginginkan lebih dari sekedar menatap, apalagi wanita tersebut adalah apa yg paling ia inginkan seumur hidup.

"I-iya." Singkat jawaban Kimi langsung membuat William menegakkan kembali posisi mereka. Ia melepas barang berharga yg sedari tadi sengaja ia dekap erat. Menarik napas panjang sembari menutup mata, ia buang panjang dan berbalik menuju pintu.

Setelah William tertelan pintu kamar mandi. Barulah Kimi terengah-engah. Ia seperti kehabisan oksigen akibat kejadian tidak terduga tadi.

"Di-dia... Sudah melihat..." Kimi memindai sendiri tubuhnya. Ia ingin menangis saja rasanya. Berulang kali ia tepis rasa malu sambil cepat memakai baju yg lengkap dengan pakaian dalam.

Berpikir apakah akan pas dengan bentuk yg ia punya. "Hah, Pas! Dia tahu lu ukuran aku?" Pekik Kimi kembali menggaung di kamar mandi. Ia tutup cepat mulutnya, takut William kembali masuk ketika mendengar jeritan Kimi. Sedetik dua detik tidak ada pergerakan dari pintu, Kimi kembali menghela lega.

***

BERSAMBUNG

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!