NovelToon NovelToon
Biar Aku Yang Pergi

Biar Aku Yang Pergi

Status: sedang berlangsung
Genre:Berbaikan / Konflik etika / Cinta Seiring Waktu / Keluarga / Penyesalan Suami
Popularitas:2.2k
Nilai: 5
Nama Author: Biru_Muda

Jangan menikah saat hati kita belum bisa move on dan berdamai dari masa lalu, karena yang akan dirugikan tak hanya diri sendiri, namun juga pasangan baru kita. Hal itu yang pada akhirnya menjadi konflik pada hubungan Rania dan juga Andreas. Pernikahan mereka di ambang pada perpisahan karena masa lalu Andreas tiba-tiba datang ditengah-tengah mereka, terlebih sikap Andreas yang dingin dan cuek membuat Rania lelah untuk terus bertahan pada pernikahannya, karena seolah hanya dia yang selama ini memperjuangkan hubungannya. Ia pun akhirnya memilih untuk pergi. Tapi, bisakah ia pergi?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Biru_Muda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Menyadari Perasaan

Bagiku dia begitu berharga. Tidak tahu harus menjelaskannya bagaimana. Hanya saja, aku merasa bahagia setiap kali dia ada di dekatku. Karena aku merasa dihargai, diperhatikan, dilayani, dan juga diperhatikan.

Hari-hariku yang dulu hampa kembali terisi dengan kehadirannya dihidupku. Aku merasa hidup, karena tak ada lagi kesunyian dalam hidupku. Dengan hanya melihat senyumannya yang merekah setiap kali menyambutku pulang telah mampu mengisi ruang kosong dalam hatiku.

Dia adalah perempuan yang ku pilih sendiri untuk ku ajak menikah setelah beberapa kali menolak perjodohan yang dilakukan oleh oma. Walau aku memilihnya hanya untuk menghentikan perjodohan dari oma. Namun, aku yang berniat untuk tak akan menikah, tiba-tiba saja ingin mengajaknya menikah.

Mungkinkah saat itu tanpa aku sadari, ternyata aku sudah merasa tertarik dengannya? Aku pun tidak tahu. Hanya saja aku merasa dia perempuan yang baik untuk dinikahi, dan aku harus melakukanya dengannya.

Tapi, karena traumaku, aku justru melukainya dengan sikapku.Membuatnya harus merasa kesepian, merasa tak di angggap, merasa di acuhkan selama pernikahan kita. Hingga membuatnya menyerah pada pernikahan kita dan juga padaku.

Melihatnya yang sampai meminta cerai, seketika membuat tubuhku membeku. Tak tahu harus bereaksi apa karena terlalu terkejut dan tak menyangka. Perasaan takut untuk ditinggal, kembali menghantuiku. Membuatku tersadar betapa aku telah menyia-nyiakannya selama ini. Pada seorang perempuan yang telah ku pilih untuk ku nikahi sendiri.

Penyesalan memang selalu datang belakangan. Mungkin itu yang kurasakan saat hampir saja pernikahanku berakhir dan melihat perempuan yang telah tinggal bersamaku selama tiga tahun ini pergi dari hidupku.

Sekuat tenaga aku ingin mencegahnya, walau beberapa kali ditolak olehnya yang terlanjur kecewa padaku. Aku.. benar-benar tidak ingin melihatnya pergi dari sisiku. Mungkinkah sebenarnya aku sudah tertarik dengan istriku tanpa aku sadari? Hingga tak ingin melepaskannya begitu saja.

...

Selama perjalanan ke kantor, isi kepala Andreas terus memikirkan perkataan terakhir Fandy soal suami yang tak ingin berpisah dan ingin terus bersama istrinya adalah tanda cinta dari seorang suami kepada istrinya.

"Jadi, apakah aku sebenarnya telah mencintainya?"

Andreas bertanya-tanya pada perasaanya sendiri. Perasaan cintanya terhadap istrinya yang tak dia sadari oleh dirinya sendiri. Terlebih soal perkataan Fandy yang masih terngiang dalam pikirannya dan terus saja mengganggunya. Ia terus merasa dilema, tapi disatu sisi dengan apa yang dia lakukan telah sama dengan deskripsi yang dikatakan oleh Fandy.

"Hmm..."

Ia terus mengetuk-ngetuk jari-jarinya di dalam mobil tanda meraba-raba. Lamunannya berhenti begitu tiba di dalam kantornya. Ia pun mencoba memfokuskan diri dalam pekerjaanya dan melupakan sejenak hal yang sedari tadi terus membuatnya bingung dan bertanya-tanya.

"Apa ada yang ingin kamu laporkan?" Tanyanya pada Fandy, yang sedang membawa sebuah berkas ditangannya.

"Itu, sebenarnya saya mendapat laporan soal proses pembangunan resort, pak." Jawab Fandy sembari menyodorkan berkasnya pada Andreas.

"Ada masalah apa lagi?"

Andreas kembali bertanya sambil memeriksa berkas yang dibawakan oleh Fandy.

"Ada sedikit kendala soal pembangunannya, pak."

"Kali ini apa lagi kendalanya?"

"Sebenarnya saya kurang tahu lebih detailnya, tapi yang saya tahu bahwa proses pembangunan resort tidak bisa dilanjutkan lagi." Ujar Fandy menjelaskan.

Andreas terkejut mendengar proyeknya berhenti beroperasi. "Kok bisa dihentikan? Kali ini ada apa lagi?"

"Detailnya ada di dalam laporan, pak."

Andreas pun beralih memeriksa berkas-berkas yang ada di depannya seperti yang dikatakan oleh Fandy.

"Jumlah pekerja berkurang? Mogok kerja? Bahan berkurang?" Andreas menatap tak percaya dengan apa yang ia lihat dalam laporan.

"Iya, pak katanya banyak yang mogok bekerja." Timpal Fandy.

"Bukannya gaji mereka sudah sesuai?" Tanya Andreas menatap ke arah Fandy yang berdiri di depannya.

"Harusnya begitu, tapi saya masih belum mendapatkan laporan jelasnya soal ini, pak. Karena saya masih mencari tahu soal kebenarannya. Akan segera saya laporkan pada anda jika saya sudah mendapatkan laporan jelasnya nanti" Tutur Fandy menjelaskan, yang hanya disimak oleh Andreas sembari terus membaca isi laporan.

"Kamu cari tahu apa yang terjadi disana. Siapa tahu ada yang sengaja menggagalkan proyek ini." Ujar Andreas memberi perintah.

"Baik, pak." Yang tentu langsung disanggupi oleh Fandy tanpa penolakan.

"Hari ini mungkin kamu akan pulang terlambat lagi. Jadi, kamu harus memberitahu istrimu." Ujar Andreas yang tiba-tiba saja mengingat persoalan yang dikeluhkan oleh istri dari asistennya itu.

"Eh! baik, pak. Terimaksih." Fandy sempat terkejut mendengarnya, namun ia langsung mengucapkan terimakasihnya pada atasannya itu yang telah mengingatkan.

"Apa ada masalah lagi?" Tanya Andreas yang melihat Fandy belum juga keluar dari ruangannya.

"Sebenarnya masih ada yang mau saya laporankan pada anda. Ini soal perayaan ulang tahun hotel yang sebentar lagi akan di adakan." Kata Fandy kembali memberi laporan.

"Baiklah, akan segera aku periksa. Kamu boleh keluar."

"Baik, pak. Kalau begitu saya undur diri." Fandy pun pamit undur diri dari hadapan Andreas.

Selepas kepergian Fandy, Andreas menghela nafas panjang dan mengendurkan sedikit dasinya. Mengingat banyak sekali hal yang ia pikirkan hari ini.

"Banyak sekali masalah hari ini, ya.."

......................

Karena banyak pekerjaan yang ia kerjakan. Membuat Andreas melembur dikantor dan hari ini harus pulang sedikit terlambat. Hal itu juga diketahui oleh Rania yang masih berada dirumah oma. Karena sebelumnya dia sudah mendapat pesan dari suaminya yang akan pulang terlambat.

Tentu saja apa yang dilakukan oleh Andreas membuatnya terkejut. Karena tak biasanya seorang Andreas mengiriminya pesan hanya karena dia pulang terlambat. Rania benar-benar masih belum bisa memahami perubahan cepat dari sikap suaminya.

"Mas Andreas mengirimiku pesan soal dia yang pulang terlambat?" Gumamnya yang masih membaca pesan dari Andreas dengan ekspresi tak percayanya.

"Ini beneran mas Andreas yang aku kenal, kan?" Gumamnya lagi mencoba untuk meyakinkan diri.

Melihat sikap suaminya yang benar-benar berubah, membuat Rania senang namun juga masih belum terbiasa menerima, karena semua terlalu tiba-tiba untuknya. Mengingat ia dulu sudah terbiasa dengan sikap dinginnya.

1
Novansyah
terlalu mutar2 kalau mau d kenang masa kalau nya kenapa gak dari awal ceritanya biar gak mutar2 buat bingung terlalu bajang cerita d masa lalu sama masa kecil nya
Biru_Muda: Thanks masukannya tp emang alurnya maju mundur
total 1 replies
Novansyah
bagus kk tapi kalau bisa update nya jangan cuma 1 bab kalau bisa sekali update 4 sampai 5 bab kk biar enak bacanya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!