NovelToon NovelToon
Transmigrasi Negeri Duyung

Transmigrasi Negeri Duyung

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi / TimeTravel / Romansa Fantasi / Time Travel / Kebangkitan pecundang / Fantasi Wanita
Popularitas:3.6k
Nilai: 5
Nama Author: Pena Fantasi

Xaviera marcella, Remaja usia 17 tahun harus menerima nasib yang buruk. di mana dia tinggal di panti asuhan, selalu dibully dan dijauhi. ia tumbuh menjadi gadis yang pendiam. suatu hari, ia bermimpi bertemu dengan gadis cantik yang meminta pertolongan padanya. itu berlangsung sampai beberapa hari. di saat ia sedang mencari tahu, tiba-tiba kalung permata biru peninggalan ibunya menyala dan membawanya masuk ke sebuah dimensi dan ia pun terhempas di jaman peradaban. hari demi hari ia lalui, hingga ia bertemu dengan gadis yang ada di mimpinya. ternyata gadis tersebut merupakan seorang putri dari negeri duyung. ia pun dijadikan pengawal utama untuk melindungi putri duyung itu.

gimana kisah selanjutnya? akankah Xaviera mampu menjaga putri duyung itu? ikuti kisah selanjutnya hanya di sini🥰
NO PLAGIAT!!!!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pena Fantasi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Datangnya monster kurcaci

Sudah beberapa hari Xaviera tak kunjung sadarkan diri. Debbara terus menjaga di sampingnya. ia sangat khawatir jika Xaviera tak bangun dari pingsannya tersebut. "Xaviera, bangunlah... aku mengkhawatirkanmu." lirihnya sembari menggenggam tangan Xaviera yang sedikit dingin. ia sudah memeriksa keadaan Xaviera yang membaik namun belum ada tanda-tanda ia terbangun dari keadaannya sekarang. baru pertama kali ia mengkhawatirkan orang yang bukan dari kalangannya. ia sangat takut jika Xaviera meninggalkan dirinya. ia terus berusaha untuk mengobati Xaviera agar mempercepat kesembuhannya.

Sementara itu, Ada sebuah kelompok kurcaci yang berwujud seperti monster namun berukuran mini sudah berada di depan istana Debbara. mereka sedang mengincar seseorang yang sudah diberitahukan pada mereka. istana itu nampak tidak terawat semenjak pertarungan hebat kemarin. mereka yang melihat keadaan di sana cukup terkejut sebab mereka sudah tahu kisah dari kekalahan leluhur mereka yang menjadikan tempat ini sedikit hancur.

"Apakah ini istana yang tuan katakan Marvel?"

Orang yang bernama Marvel menoleh pada yang bertanya, "sepertinya begitu..."

"Tempat ini sangat berantakan sekali, pasti pertarungan besar itu yang porak-porandakan tempat ini."

"Tapi lihat, inti istana itu masih berdiri kokoh... apa mereka masih ada di dalam?" tunjuk salah satu dari mereka pada istana yang masih berdri kokoh di depan mereka.

"Sepertinya mereka masih ada di sini, ayo semuanya kita bersiap untuk mengalahkan orang itu."

"Baiklah, ayo semua bersiap untuk menyerang istana itu!"

"Hooooooooooo!!!"

Para kurcaci itu pun mulai masuk ke area istana yang sudah tidak tertutup oleh pagar karena hancur akibat pertarungan kemarin lalu. mereka mulai berkumpul di depan inti istana. sepertinya mereka tidak mengetahui adanya perisai yang menyelimuti istana tersebut. mereka semua sudah bersiap dengan senjata mereka masing-masing untuk menyerang istana tersebut. rencana mereka menyelinap masuk untuk menangkap target yang sudah diberitahukan oleh tuannya.

"Ayo semunya, masuk sekarang!"

"Hoooooo...."

Mereka mulai berlari menuju ke pintu utama untuk masuk ke dalam istana tersebut. namun baru saja berlari, tubuh mereka semua mendadak terpental jauh ketika hendak mendekati pintu masuk istana tersebut. "Haaaaaaaa!!!" jerit mereka. mereka semua terkapar di atas tanah ketika terpental jauh dari istana tersebut. tak dipungkiri mereka sangat terkejut ketika mereka tidak bisa memasuki pintu utama istana itu.

"Apa yang terjadi?!"

"Sepertinya istana ini masih ada perlindungan perisai, makanya kita bisa terpental jauh."

Mereka pun terdiam sejenak, salah satu dari mereka yang merupakan ketua dari kurcaci itu menggeram marah. lalu ia memukul tanah dengan tangan kecilnya itu, "Sial! bagaimana kita bisa masuk jika ada perisai seperti ini? bagaimana pun kita harus bisa masuk ke dalam. anak-anak... cari celah istana ini agar kita bisa masuk ke dalam."

"Baik kakak,"

Mereka semua pun berdiri lalu mulai mengelilingi istana tersebut. hampir semua tempat mereka telusuri untuk mencari pintu alternatif. namun ternyata mereka tidak bisa masuk. dengan kecewa, mereka berkumpul kembali untuk menginformasikan pada ketua mereka.

"Kakak, kakak..."

"Ya, bagaimana ada celah pintu masuk?"

"Tidak ada kak, semua sudah tertutup tidak bisa masuk ke dalam."

"Iya kak, bahkan pintu masuk lewat sungai itu pun tidak bisa. bagaimana kita bisa masuk ke dalam?"

Mendengar dari kisah yang lain, ketua dari mereka pun terdiam. lalu ia kembali mengamati istana besar yang ada di depan matanya. lalu ia mengeluarkan sihirnya untuk melihat jenis perisai apa yang melindungi area tersebut. sebab banyak jenis perisai membedakan cara pertahanannya. lalu seketika, ia bisa melihat jenis perisai yang menyelimuti istana tersebut. terlihat wajah ketua tersebut, syok dikarenakan ada perisai biru pekat yang menyelimuti seluruh istana itu.

"Apa?! Perisai biru?!"

"Perisai biru? maksud kakak perisai biru yang mengelilingi istana ini?"

"Apa? perisai biru itu bukannya perisai terkuat di dunia?"

Ketua itu menggeram marah sebab baru mengetahui jika istana tersebut dilindungi oleh perisai biru. ia pun mengepalkan tangannya dengan kuat, "Perisai biru.... perisai langka, bagaimana istana ini bisa dilindung  oleh perisai kuat itu? apa yang ada di istana ini pengguna sihir cahaya biru yang sudah lama menghilang? sial!!"

"Lalu bagaimana sekarang? apa kita pulang saja kak?"

Ketua itu menatap tajam yang bertanya padanya seperti itu lalu memukul kepalanya karena kesal. "Diam kau! kita sudah melakukan perjalanan jauh ke sini. walau mereka dilindungi oleh perisai biru, kita tidak bisa menyerah begitu saja."

"Lalu apa yang akan kita lakukan sekarang?"

"Hm..." ketua itu terdam sejenak sembar maju beberapa langkah. ekspresinya sangat serius memikirkan cara untuk bisa masuk ke dalam. ia punn merasa buntu ketika harus berhadapan dengan situasi yang menurutnya menyebalkan ini. dengan kesal ia kembali menatap pada semua anggotanya. "Baiklah, kita gunakan sihir untuk memancing mereka keluar dari istana. sebab kita tidak bisa menghancurkan perisai itu. ayo, serang istana itu!"

Awalnya mereka semua bingung akan arah dari ketua itu, namun mereka pun mematuhi perintah tersebut dan mereka pun bersiap untuk menyerang istana tersebut. dengan sihir mereka masing-masing, mereka mulai maju bersamaan menyerang pertahanan perisai tersebut.

"Haaaaaaaaaaa!!!!"

Debbara mendengar suara keributan dari arah luar, ia terdiam ketika ada suara gaduh dah istananya itu sedikit ada pergerakan seperti gempa kecil. "Apa yang terjadi?" ia bertanya-tanya akan situasi di istananya. lalu ia yang sedari tadi menjaga Xaviera berjalan menuju ke jendela istananya. dan ia melihat ada segerombolan orang yang berusaha menyerang istananya. itu terlihat jelas sebab jendela kamarnya mengarah pada orang-orang yang sedang menyerang istananya.

"Siapa mereka? apa orang-orang itu suruhan John?" namun orang itu tidak bisa masuk sebab dilindungi oleh perisai biru. ia menoleh pada Xaviera yang masih tak sadarkan diri. "Xaviera belum sadarkan diri, bagaimana jika mereka berhasil masuk ke dalam istana? apa yang harus kulakukan sekarang? aku tidak ingin menyusahkan Xaviera, aku harus mengalahkan mereka."

Debbara mencari jalan untuk mengusir mereka tanpa harus bertarung secara langsung. kemudian ia kepikiran untuk memanggil wujud yang menjadi pertahanannya selama ini. ia pun membacakan mantra sihirnya untuk memanggil roh duyung untuk membantunya. selama ini ia tidak menggunakan kekuatannya ini sebab ada resiko yang harus ia tanggung. namun karena keadaan terdesak, ia memanggil roh dari bangsanya untuk membantunya melawan orang-orang yang diluar istananya.

ia harus memerlukan energi yang besar untuk mengeluarkan roh duyungnya, lalu tak lama kemudian, muncul 10 roh duyung yang sudah berada di depan matanya. wujudnya seperti siren, memiliki ekor dan seperti hantu sebab tembus pandang. mereka memiliki kekuatan seperti duyung pada umumnya, dan mereka memiliki tugas untuk melindungi laut dari orang-orang jahat. mereka semua langsung menundukkan kepalanya memberi hormat pada Debbara yang menjadi tuan mereka.

"Salam tuan putri, mengapa kau memanggil kami? ada yang harus kami bantu?"

"Begini, istanaku sedang diserang oleh orang asing... Xaviera sedang tak sadarkan diri. aku biasanya tidak pernah memanggil kalian untuk membantuku. namun kali ini aku memohon pada kalian, kalahkan orang-orang yang sudah berani menyerang istanaku ini."

Para roh duyung itu terdiam lalu mereka pun menganggukkan kepalanya, "Dengan senang hati kami membantu menjaga tuan putri, kami akan mengalahkan mereka dan mengusir mereka dari sini. akan tetapi, kami hanya bisa membantumu kali ini sebab batas pemanggilan kami hanyalah sekali dalam seumur hidup."

"Tidak apa, aku memanggiil kalian sebab sedang genting. kalian harus mengalahkan mereka."

"Baik tuan putri, sebaiknya anda tidak keluar selama kami bertarung. berjaga-jagalah... kami pergi."

Lalu satu persatu dari mereka mulai menghilang untuk menghadapi mereka, seketika Debbara pun terduduk di lantai kamarnya sebab tenaganya yang besar sudah terkuras banyak akibat memanggil roh duyung untuk membantu mengusir mereka. ia tidak mau mengambil resiko berhadapan langsung dengan mereka sebab ia masih memiliki janji pada sang ibu untuk tetap hidup. sementara orang yang sering melindunginya sedang dalam tidak sadar. alhasil ia mengambil langkah ini untuk menjadi solusinya dalam keadaan genting walaupun ia tahu resikonya yaitu ia akan kehilangan sedikit pertahanannya dan juga tidak bisa memanggil mereka kembali untuk yang kedua kalinya.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!