Irene, seorang gadis cantik yang gampang disukai pria manapun, tak sengaja bertemu Axelle, pria sederhana yang cukup dihindari orang-orang, entah karna apa. Sikapnya yang dingin dan tak tersentuh, membuat Irene tak bisa menahan diri untuk tak mendekatinya.
Axelle yang tak pernah didekati siapapun, langsung memiliki pikiran bahwa gadis ini memiliki tujuan tertentu, seperti mempermainkannya. Axelle berusaha untuk menghindarinya jika bertemu, menjauhinya seolah dia serangga, mendorongnya menjauh seolah dia orang jahat. Namun anehnya, gadis ini tak sekalipun marah. Dia terus mendekat, seolah tak ada yang bisa didekati selain dirinya.
Akankah Irene berhasil meluluhkan Axelle? Atau malah Axelle yang berhasil mengusir Irene untuk menjauh darinya? Atau bahkan keduanya memutuskan untuk melakukannya bersama setelah apa yang mereka lalui?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sam Lee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Who are You?
"Dimana gadis itu? Tadi loe bilang, loe berhasil bawa dia!!" Tanya pria itu, marah.
"Maaf, Tuan, tadi kami bertemu June, gadis itu dibawa June." Jawab Daffa, pelan.
"June? Untuk apa dia membawa gadis itu?"
"Saya tak tahu, June hanya bilang, dia ada urusan sebentar dengan gadis itu dan Winter."
"Dan loe percaya?"
"June adalah orang kepercayaan anda, Tuan, kami tak bisa membantahnya. Kami pun berpikir, itu adalah perintah Tuan."
"Shit!! Gimana bisa kalian sebodoh itu?" Teriak marah pria itu, ia berdecak kesal.
"Cari mereka, gw harus nemuin mereka malam ini. Ngerti?"
Tiba-tiba terdengar suara ponsel, hal itu membuat Daffa langsung mengambil ponselnya. Ia menjawab panggilan itu, pria dihadapannya menatapnya.
Tak lama, Daffa menutup ponselnya. "Kami tau keberadaan mereka, Tuan."
"Ok, kita susul mereka!!"
***
Bugh!!
Axelle memukul wajah salah seorang pria yang mencoba menangkapnya, tapi di belakangnya seseorang berhasil menangkapnya.
Bruk!!
Axelle melempar orang itu dengan tanpa perasaan kearah June yang tampaknya memperhatikannya dari tadi, pria itu tersenyum sinis. "Ngapain loe diam disana?"
June menghela nafas, semua orang itu bisa dilumpuhkan oleh Axelle dengan mudah. "Mereka bodoh sekali, harusnya gw bawa yang lebih kuat kemari, bukannya anak-anak SMA sok kuat." Ujarnya, sebal.
"Inget waktu kita masih dibodohi orang-orang itu, heh?" Ujar Axelle, sinis.
Bugh!!
"Loe gak tau ya, yang ngejar loe itu bukan cuman gw. Mereka juga ngejar loe, gangster besar itu lagi nyari loe, Axelle!!" Ujar June, setelah ia berhasil membuat Axelle terjatuh karna pukulannya.
"Maksud loe Daffa?"
"Ya, siapa lagi. Dia sama gw beda tujuan, Al. Dia disuruh organisasi buat nangkap loe, sedangkan gw disini buat jadi algojo karna Bryan."
"Udah jelas Bryan itu mati karna mereka, loe buta ya? Kalo mereka emang butuhin gw segitunya, gak menutup kemungkinan mereka juga yang nutup kasus Bryan, kan?"
"Itu jelas-jelas loe, Al, loe minta tolong mereka buat nutup kasus ini. Iya, kan?" Ujar June, kesal.
"Loe beneran gak percaya sama gw, June?" Tanya Axelle, sekali lagi, pria itu masih bersabar menghadapi June, salah satu sahabatnya itu. "Loe harus lepasin Irene, June!!"
"Kenapa? Dia lagi sama temennya kok disana, pasti dia aman." Jawab June, enteng.
"Temennya? Maksud loe?" Ujar Axelle, kaget.
Bugh!!
Tanpa Axelle sadari, ada seseorang tengah berdiri di belakangnya. Dengan pemukul baseball, ia memukul punggung Axelle dengan cukup keras, membuat pria itu rubuh seketika.
"Bagus, Diarga, bawa ke dalam." Ujar June, membuat Diarga terdiam. "Cepetan, Diarga!!"
"Ba-baik, Boss." Ujar Diarga sambil membuang tongkat baseball itu, ia pun memapah Axelle masuk kedalam bangunan itu. Axelle yang merasakan punggungnya sakit hanya menurut, saat diseret pria itu.
"Hai, Winter."
Bruk!!
"Axelle!!" Pekik Irene, saat Axelle dilempar begitu saja hingga terduduk di lantai. Gadis itu segera menghampiri pria itu, membuat Joy tersenyum sinis. "Loe ngapain sih kesini sendirian?"
"Loe baik-baik aja, kan?" Tanya Axelle, ia menatap Irene dengan tatapan khawatir.
Irene mengangguk pelan, ia menatap Joy. "Dia Joy, kakaknya Bryan." Ujarnya, pelan.
"Apa?"
Axelle menatap Joy, tak percaya. "Dia? Kakaknya Bryan? Benarkah?"
"Ya, gw kakaknya Bryan, Joy Park." Ujar Joy, pelan. "Dan loe, Axelle Kang, teman sekaligus pembunuh adek gw."
Axelle melirik June yang ada disampingnya, pria itu hanya diam menatap kearah Joy. "Park?"
"Kerja bagus, June, makasih." Ujar Joy, tersenyum.
"Loe harus janji dulu, Joy, loe cuman mastiin, jangan macam-macam, Boss bakal tau semuanya."
"Berisik loe!! Gw tau kali, urusan gw cuman sama Axelle."
"Kalo dia beneran udah bunuh Bryan, loe mau gimana?" Tanya June, pria itu seperti tengah mengulur waktu.
Joy mendorong June menjauh dari Axelle, membuat pria itu akhirnya mengalah.
"Kenapa loe takut sama organisasi?" Tanya Axelle, nadanya terdengar menyebalkan.
"Gw?? Takut?? Gw juga salah satu anggota organisasi itu, jadi kenapa gw harus takut?" Tanya Joy, tersenyum sinis.
Axelle memeluk Irene posesif, saat Joy duduk di hadapannya. "Apa yang loe mau dari gw?"
"Loe udah bunuh Bryan, kan?" Ujar Joy, membuat Axelle memutar matanya.
"Loe gak punya bukti, kenapa loe..."
"Gw punya, panggilan terakhir-nya itu loe, dia juga sama loe di saat terakhirnya, dan loe ngajak dia ke hutan itu. Terus, gw harus percaya dia gak dibunuh gitu??" Tanya Joy, marah.
"Loe salah paham, gw gak sama Bryan waktu itu." Jawab Axelle, pelan.
"Loe boong sama gw, Irene bilang, loe sama John pergi ninggalin Bryan."
Axelle menatap Irene yang diam, tak menyangka John akan menceritakan hal itu pada Irene. "Iya, gw sama dia memang pergi bersama ke hutan itu, karna kami waktu itu dikejar." Ujarnya, pelan.
"Loe pikir, gw bakal percaya sama cerita murahan loe. Gw gak bego, loe jelas-jelas ninggalin Bryan setelah bunuh dia di sana, kan?"
"Gw gak bunuh dia, dia..."
"Terus, siapa yang bunuh Bryan kalo bukan loe? Loe yang bawa dia kesana? Loe yang..."
"Organisasi itu, Black Swan, mereka yang bunuh Bryan." Ujar Axelle, pelan. "Gw yang dikejar mereka, tapi Bryan berusaha ngelindungin gw."
Bruk!!
"Dia diam-diam membuat video, Boss!!" Ujar seorang pria sambil menarik seorang gadis kurus, membuat Axelle menatapnya.
"Rose..."
"Dia dateng sama gw, lepasin dia!!"
Semua orang menoleh, saat mendengar suara itu, termasuk Axelle dan Irene.
"Andrew??"
"Boss, kau datang kemari?" Tanya June, membuat Axelle menatapnya kaget.
"Ah, gw kecewa sama loe, June. Ngapain loe ada disini? Harusnya loe bawa Winter ke basecamp kita." Ujar pria itu yang tak lain adalah Andrew, membuat Axelle bingung.
"Siapa loe, sebenarnya?"