ini adalah cerita perjalan al yang ingin balas dendam atas kematian ayahnya kepada geng tiger, namun dia harus melakukan hal-hal yang sulit untuk bisa mencapai nya.
karena geng tersebut sangat kuat bahkan yang terkuat di kota.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Forzy Zy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
licik
Rumah sakit kota.
Setelah kejadian itu mereka membawa Albar ke rumah sakit untuk mengobati kakinya yang tertembak di bagian betis.
"Jadi yang manggil polisi tadi lu ya," tanya Tati yang merasa penasaran.
"Iya, gua yang manggil," jawabnya.
"Kok lu bisa kenal sama polisi sih," Tati.
"Udah lah yang penting kita slamet sekarang, ayo cabut," Al tidak berniat menjelaskan.
"Ya udah lah ayok," saliko membantu Albar menuju ke mobilnya.
Setelah melakukan perawatan mereka langsung kembali ke kosan, karena bahaya jika mereka berlama-lama di rumah sakit.
"Ya udah gua langsung balik aja, semoga cepet sembuh lu," Tati tanpa turun dari mobilnya.
"Oke lu juga ati-ati," kata Al saat keluar dari mobil di bantu sama saliko.
Setelah kejadian itu Albar tidak bekerja untuk sementara waktu, dia menunggu sampai kakinya benar-benar pulih, namun pekerjaan nya di lakukan oleh saliko semua.
Albar hanya memberi arahan, sedangkan yang mengantar barang saliko.
"Halo bos, enak ya gak kerja tetep ada pemasukan," ucap saliko yang baru saja pulang.
"Gua juga gak pingin kayak gini, kalo gua gak begini pasti gua udah dapet uang lebih banyak," balasnya.
"Tenang aja ada gua, lu duduk manis aja, gua happy kok," saliko sambil menyalakan rokoknya.
"Gua pusing kalo gak kerja, soalnya gua punya sangkutan ama hans 10 juta," Al menceritakan masalahnya.
"Oh iya lu sering kirim uang ke siapa sih, lu dapet uang banyak tapi abis terus," saliko menanyakan sesuatu.
"Gua punya beban tersendiri, jangan pikir gua kerja begini cuma buat seneng-seneng doang. Gua punya keluarga, ada ibuk sama adek gua yang harus gua tanggung, apalagi ibuk gua lagi sakit parah. Dia sering sakit sakitan, kemaren 10 juta itu buat operasi," jelas nya dengan mata yang sedikit berkaca.
"Sory bukan maksud gua untuk bikin lu sedih, tapi kalo lu butuh uang ini, gak papa kok lu pake semua aja, gak usah bagi ke gua," ucap saliko yang merasa kasihan kepada Al.
"Gak usah, gua gak mau ngerepotin lu," jawab Albar.
"Ya elah santai kali, gua mah yang penting bisa makan, lagian kalo ini gak di bagi lu bisa bayar utang lu besok." Saliko sedikit memaksa.
"Makasih bro, tapi nanti tetep gua bayar," kata Albar yang juga tidak enak.
"Eh gua mau nanyain sesuatu sama lu," saliko terlihat serius.
"Lu mau nanya tentang Tati kan, kalo emang bener, asumsi lu itu bener." Kata Albar yang mendahului saliko.
"Iya bener sih, soalnya hans bilang kalo dia gak nyuruh Tati," kata saliko yang sudah mengetahui.
"Iya, lagian kalo emang itu barang dari Tiger gak mungkin geng sayap putih ngapa-ngapain kita." Albar menjelaskan.
"Iya sih setau gua Tiger organisasi paling kuat di sini bahkan dia pemegang seluruh distrik hiburan." Tambah saliko.
"Yang masih gua pikirin siapa Tati sebenernya dan dari mana dia berasal," ucap Al yang masih bingung.
"Tapi kalo lu udah tau kenapa lu mau bantuin dia," saliko bertanya.
"Kalo itu personal, gua udah lama kenal dia dan sering kerja sama sama dia, tapi gak tau kenapa dia bohongin gua." Jelas Albar dengan situasinya.
"Gua gak nyalain lu sih kalo lu suka sama dia, soalnya emang dia cantik banget, tapi gua kaya gak percaya kalo emang dia jahat, mungkin ada sesuatu." Saliko memberi tahu pemikirannya.
"Tapi siapapun itu, kalo emang dia musuh, gua yang bakal ngurus dia," ucap Albar dengan serius.
Mereka curiga kalou Tati adalah penghianat, dia sudah menipu mereka berdua, jika barang kemarin dari hans dan ternyata bukan.
"Gua besok mau nganter uang ke hans, tapi gua ada firasat buruk, gua mau lu cari dua orang lagi yang menurut lu bisa di percaya." Ucap Al.
"Buat apaan," saliko tidak mengerti maksud Al.
"Lu gak perlu tau, yang pasti buat kerja kaya kita," jelas Al yang menyembunyikan sesuatu.
"Oke kalo itu yang lu mau," saliko dengan mantap.
Di sebuah gedung samping flyover.
"Besok Al bakal bayar utang, tadi dia nelpon gua dan kalian tahu kan tugas nya apa," kata hans kepada dua bawahannya.
"Siap bos," bawahan.
"Oke gua serahkan tugas ini pada kalian, jangan sampe ada yang tau, apalagi Albar." Kata hans yang kembali memberi tahu.
Setelah berbincang kedua bawahan nya langsung keluar dari ruangan.
"Pedrik gimana tugas lu," tanya hans kepada tangan kanan nya.
"Aman bos, saya sudah selidiki keluarga Albar," jawab pedrik.
"Bagus, kita gak bakalan biarin Tati ngambil Al dari kita, kemarin dia sudah adu domba kita supaya dia bisa ngambil Al, kalo emang Al mau keluar kita bisa bunuh keluarganya." Jelas hans dengan ide liciknya.
"Ide yang bagus bos," pedrik mendukung.
"Gak bakal gua biarin lu ngancurin tahta gua Tati anjing, hahahaaa," hans tertawa sombong.
"Bener bos kita hancurkan saja Tati, dengan begitu bos yang jadi satu satunya orang kepercayaan Tiger." Tambah pedrik atas perkataan hans.
Distrik hiburan pukul 12:30
Saliko sedang sedikit mabuk dan berjalan di sela sela gang, dia mendekati wanita yang berdiri di dekat cafe menggunakan dress pendek dan ketat, dengan buah dada yang hampir terlihat.
Wanita itu membuat saliko penasaran karena dia juga terlihat cantik.
"Hay, mau kemana," saliko bertanya kepada wanita tersebut.
"Mau pulang," jawab wanita itu dengan singkat.
"Mau gua anterin gak," saliko memberi penawaran.
"Lu aja jalan mau nganterin gua," ucap wanita tersebut.
"Gua ada motor kok, kalo mau biar gua anterin, aman aja gua gak ngapa-ngapin kok." Saliko sedikit meyakinkan.
"Boleeh kalo lu maksa," wanita itu meng iyakan.
"Yok ikut gua, kosan gua ada di belakang," ajaknya kepada wanita tersebut.
"Ya udah," wanita itu mengikuti saliko.
"Oh iya nama lu siapa, ya kali kita gak kenalan," saliko basa-basi.
"Gua gaby, lu siapa," jawabnya dan balik bertanya.
"Gua saliko, gua kerja freelance di sini," jelasnya.
"Gak nanya sih," gaby dengan jutek.
"Mmmm biar lu tau aja sih hehe," saliko sedikit malu.
Lu kerja di cafe tadi," tanya saliko.
"Iya, tapi gua cuma bartander nya aja," jawab gaby.
"Brati lu gak kaya yang aneh aneh gitu," saliko.
"Gua bartander gak lebih," gaby meyakinkan.
"Ooh iya iya maaf," saliko mencoba percaya.
"Kalo temen gua iya, dia kerja sebagai wanita penghibur, dia juga yang bawa gua ke sini. Tapi sayang nya dia...?" Gaby menghentikan ucapannya.
"Dia kenapa, banyak uang nya ya," sahut saliko dengan asal.
"Nggak, dia di bunuh di depan mata gua," gaby terlihat sedikit sedih.
"Jangan bilang kejadian kemaren temen lu," saliko mulai curiga.
"Iya bener itu viti temen gua, gak tau siapa yang tega melakukan itu," gaby sambil mengelap air matanya yang sedikit mengganggu.
"Sory ya gua bikin lu sedih, kalo lu tau orang nya gua bisa bantu lu," saliko bersikap pahlawan.
"Sayang nya gua gak tau, soalnya gua juga panik banget dan gak inget ciri-cirinya. Gua cuma inget orang itu pake sweater hitam," jelasnya.
"Sweater hitam mah banyak, susah juga yak," saliko menggaruk kepalanya.
"Ngomong-ngomong kosan lu jauh juga, lu beneran kan," gaby kembali ke pembahasan awal.
"Eeh enggak kok, itu di depan udah mau sampe," saliko menunjuk bangunan di depannya.
"Awas aja lu bohong," gaby sedikit kesal.
"Lu mau masuk dulu gak, ada temen gua juga di dalem," ajaknya.
"Gak usah kali ya, gua takut apalagi temen lu cowok juga kan," gaby sambil melihat sekeliling yang sepi.
"Ooh iya temen gua laki juga, tapi dia baik banget, tenang aja lu gak usah takut. gua gak jahat kok, ya tapi gua gak maksa kok," saliko langsung masuk untuk meminjam motor nya Al.
Gaby merasa takut karena tempat itu sangat sepi dan jarang orang lewat, apalagi tempatnya yang sedikit gelap jadi wajar dia merasa curiga.
Malam itu gaby di antar ke kosan oleh saliko menggunakan motor.