"Hangatkan tubuhku. Only one night."
Sebuah kalimat yang mengubah seluruh kehidupan Leon dan Bianca yang bertemu di Paris secara kebetulan.
Pertemuan singkat yang awalnya sebatas di Paris saja, siapa sangka berlanjut hingga saat keduanya kembali ke Indonesia.
Keduanya dipersatukan dengan status yang berbeda. Atasan dan bawahan. Hal tersebut membuat Leon memanfaatkan wewenangnya untuk bertindak dan bertingkah agresif kepada Bianca yang diam-diam telah mencuri ciuman pertamanya di Paris.
🫧🫧🫧
Halo semua! Ini novel terbaru Kak Shen. Yuk kepoin! 💜
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sheninna Shen, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Calon Mertua
...“Aku ikut, untuk menyapa calon mertuaku.” – Leonidas Salvatore...
Setelah pertemuan makan siang dengan Pak Roby, Leon tak mengatakan apa-apa pada Bianca. Meskipun Bianca mendapatkan sedikit bocoran dari Elvy bahwa Pak Roby sedang menjodohkan anaknya kepada Leon, Bianca merasa tak yakin bahwa Leon akan menerima perjodohan tersebut. Karena Leon pasti memilih Bella daripada adik kandung kakak iparnya, Anya.
Hari demi hari telah berlalu. Leon benar-benar melewati hari-harinya dengan kesibukan. Pasalnya, ia tak hanya mengurus Salvatore Group yang ada di Indonesia, ia juga harus mengurus Salvatore Group cabang Amerika di saat yang bersamaan. Sudah jelas jadwalnya menjadi sangat padat bahkan ia sampai harus lembur hampir setiap hari.
Bianca terkena dampak akibat kesibukan Leon. Meskipun Bianca hanyalah seorang sekretaris pribadi, ia tetap merasa kasihan kepada Alfred. Jadi, ia ikut membantu Alfred yang kelelahan dengan banyaknya pekerjaan. Apalagi bulan depan akan ada peluncuran beberapa hotel baru, membuat pekerjaan mereka berdatangan tanpa henti.
“Hari ini aku yang akan membawa mobil,” ucap Leon yang saat itu sedang berada di belakang Bianca berdiri.
“Tapi—“
Ting!
Pintu lift terbuka saat Bianca ingin berbicara. Leon mengangkat wajah lelahnya memberikan isyarat bahwa mereka harus segera keluar dari lift itu.
Bianca hanya menurut dan berjalan menuju mobil yang terparkir disusuli Leon. Namun, saat Bianca ingin membuka pintu mobil di bagian kemudi, Leon menahan tangannya.
“Patuhlah,” ucap Leon singkat. Ia sudah tak memiliki tenaga untuk beradu mulut dengan gadis itu karena tubuhnya yang sangat lelah.
Lagi-lagi Bianca hanya bisa menurut. Ia masuk ke dalam mobil melalui pintu penumpang yang duduk di samping kursi kemudi. Saat keduanya berada di dalam mobil, tiba-tiba saja Leon menghadapkan tubuhnya ke arah Bianca.
“Apa ada sesuatu di leherku?” tanya Leon tiba-tiba sembari mengangkat wajahnya sedikit mendongak ke langit-langit mobil.
Bianca mengerutkan kening. Namun ia menajamkan matanya untuk melihat sesuatu yang pria itu tanyakan di tempat yang minim pencahayaan itu. Bianca mendekatkan wajahnya ke leher Leon dan menelisik sesuatu yang aneh di sana. Namun tak ia temukan hal aneh.
Saat Bianca ingin menarik tubuh dan wajahnya menjauh, tiba-tiba saja Leon memeluk tubuhnya dengan sangat erat. Bianca mendadak terkejut bahkan ia sempat memberontak.
“P-Pak. Kita lagi di kantor.”
“Tenanglah. Nggak akan ada yang liat,” ucap Leon dengan suara yang lelah. “Sebentar aja, nggak akan lama. Aku lelah dan aku rindu.”
Mendengarkan ucapan Leon, Bianca tak sampai hati mendorong tubuh itu menjauh. Meskipun ia merasa lelah dengan pekerjaan akhir-akhir ini, rasanya tak sebanding dengan yang dialami oleh Leon. Pria itu pasti lebih lelah mengurus dua cabang sekaligus. Bahkan pria yang belum sebulan menjabat CEO pengganti di Salvatore Group cabang Indonesia itu juga masih dalam tahapan adaptasi.
Tanpa sadar, tangan Bianca bergerak dan merangkul tubuh Leon. Ia mengelus punggung kekar pria itu seperti sedang memberikan ketenangan dan kenyamanan.
“I miss you, Angel,” lirih Leon sambil mempererat rangkulan tangannya ke tubuh Bianca. Rasa lelah yang semula menumpuk, dengan sekejap sirna karena sentuhan gadis itu. Bahkan aroma yang keluar dari tubuh gadis itu seperti aroma terapi untuk menghilangkan penat kala itu.
“Tidur di apartemenku, ya?” pinta Leon manja.
Mendengar permintaan pria itu, seketika Bianca tersadar. Hampir saja ia masuk lagi ke dalam perangkap pria itu. Untungnya ia tak mudah hanyut karena sebuah pelukan yang tak berarti apa-apa itu. Jika ia masih menjadi Bianca yang sebelumnya, pasti ia sudah luluh dan terpedaya. Bahkan, saat ini pasti ia sudah mengikuti pria itu pergi ke apartemennya dan lagi-lagi menjadi budak pelampian nafsu sesaat.
“Maaf, besok aku ingin mendatangi kuburan kedua orangtuaku,” tolak Bianca berdalih. Padahal, ia tak berniat pergi ke kuburan orangtuanya.
Leon segera menjauhkan tubuhnya dari tubuh Bianca. Ia menatap wajah gadis itu dengan wajah yang serius. “Aku ikut.”
“Hah? Ngapain?”
“Untuk menyapa calon mertuaku.”
...🫧🫧🫧...
...BERSAMBUNG…...
semangat terus🥰💪