Follow ig Asri Faris ya : mazarina_asrifaris
Dia sangat dingin dan cuek. Aku membencinya dia pun begitu. Kami tidak saling mencintai namun di takdirkan hidup satu atap karena adanya sebuah ikatan suci pernikahan.
Aku semakin membencinya tatkala dia secara terang-terangan memberikan luka, luka yang tidak berdarah namun bisa menghancurkan raga dan sukma.
Akankah ada mentari setelah sekian purnama hanya gulita yang nampak. Jawabannya ada di novel ini cus... mulai baca
Warning!!!
Cerita ini mengandung bawang, 21++, dan poligami harap bijak dalam membaca.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Asri Faris, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 26
Yuki tengah berkemas pulang ketika ponsel di saku celananya bergetar. Yuki lihat ada pesan whatsapp masuk dan ternyata itu Asher.
Aku udah tunggu di depan. ~Asher
Gadis itu menghembuskan napas kasar, "Pria itu maunya apa sih. Kenapa nggak pernah bisa ngertiin perasaan aku. Seberapa besar pun kamu bersikap manis padaku tidak pernah akan bisa mengubah apapun, pada akhir nya aku akan terluka karena kamu membaginya dengan perempuan lain. Seegois itukah aku? Iya aku memang egois, hatiku sakit sangat sakit menerima kenyataan yang ada."
Yuki berjalan keluar dan benar mendapati Asher yang sudah menunggu di depan. Ia hampiri pria yang tengah tersenyum sambil melambaikan tangan itu. Asher membukakan pintu mobil untuknya lalu ia sendiri masuk setelah Yuki duduk manis di sebelah kursi kemudi.
"Udah makan Ki?" tanya Asher begitu mobil melaju
"Udah," jawabnya datar
"Temani aku makan ya, mau?" tanpa persetujuan Asher langsung mengemudikan mobilnya menuju kedai.
"Aku tadi siang belum sempat makan," ujarnya memberi tahu namun Yuki memilih diam dan duduk di meja yang sama.
"Kamu mau pesen apa?" tawarnya lembut.
Yuki menatap malas pria sok manis di depannya.
"Coklat panas sama roti bakar aja mbak," jawab Yuki lebih mengarahkan pada pelayan kedai. Sementara Asher memesan sup iga plus nasi dan teh tawar hangat.
"Kenapa nggak pesen nasi, nggak sekalian makan?"
"Tadi siang udah makan, belum terlalu lapar."
Mereka berdua makan dalam diam menekuri pesanan masing-masing. Tak dinyana di meja sebelah terdapat segerombolan wanita yang tengah makan bersama dan ada beberapa teman kuliah Yuki.
"Yuki..." Pekik wanita bernama clara itu, ia datang menghampiri ke meja Yuki di sebelahnya.
"Makan di sini juga, wah siapa Ki?" tanya Clara kepo.
Yuki memandang Asher sekilas lalu hendak menjawab, namun urung pria itu sudah lebih dulu memperkenalkan dirinya.
"Aku suami Yuki," jawab Asher singkat tanpa basa basi
"Lo udah nikah? Gue kira lo lagi jalan sama kak Amar? Ternyata nggak ya?"
Please Clara minggir dari mejaku
"Ya udah gue mau gabung ke teman-teman dulu. Selamat makan deh kalau gitu." Clara berlalu dari meja kami sejurus kemudian terdengar desas desus di meja Clara.
Gila Yuki udah punya suami liburannya bareng kak Amar
Suaminya ganteng banget, beruntung banget dia.
Lebih gantengan kak Amar lah... dia kan most wanted di kampus kita.
kayaknya suami Yuki bukan orang sembarangan deh...
Dan masih banyak lagi yang membuat Yuki tidak nyaman. Clara dan teman-temannya menyebut nama Amar berkali-kali bahkan sempat membandingkan Amar dengan Asher tapi pria di depannya ini tetap fokus menyantap makanan dengan tenang.
Sejenak Yuki berfikir memang Asher tak terpengaruh apapun jikalau ia benar dekat dengan siapapun itu artinya Asher memang tidak peduli atau bisa dengan gamblang secara tidak langsung dia tidak mempunyai perasaan apapun terhadap Yuki. Entah mengapa ada gurat kecewa yang teramat, tidak di cintai oleh suaminya sendiri itu sakit rasanya.
"Kenapa nggak di habisin?"
"Kenyang," jawab Yuki singkat dengan hati setengah merutuki kebodohan dirinya sendiri, sempat berfikir bahwa perhatiannya karena ada sebuah rasa.
Begitu sampai rumah Yuki langsung menuju kamar. Sedangkan Asher, Yuki tak tahu pria itu kemana, mungkin di kamar Zumi, Yuki tak harus pusing memikirkan nya, sudah biasa. Dan sampai lah tiba makan malam Yuki tidak mendapati kak Zumi di sana, rasa ingin tahunya terlalu kentara sehingga Asher membuka suara sebelum istrinya sempat bertanya.
"Zumi ada pekerjaan di luar kota berangkat tadi pagi jadi tidak ada di rumah," ujarnya menjelaskan, sementara Yuki hanya menyimak sambil diam. Merasa ada yang aneh dan ganjil dengan kakak tirinya itu. Kenapa sering sekali pergi keluar kota dan jarang di rumah. Apa mungkin pekerjaan seorang Dokter itu terlalu sibuk?
Yuki habiskan makan malam dengan diam, setelahnya ia menuju ke kamar. Karena belum mengantuk gadis itu berkirim pesan dengan Gea. Gadis itu mengatakan kalau besok sudah kembali ke kost. Dan ia sudah tidak sabar ingin bertemu dan bercerita tentang banyak hal. Di sela-sela Yuki ber chat ria dengan Gea ada satu pesan masuk dari Amar. Jari jempolnya langsung bergulir aktif membukanya.
[Besok datang ke acara wisuda aku ya... nanti ada orang aku yang jemput, biar nganter kamu ke salon dulu]. ~Amar
[Aku kerja]~Yuki
[Nggak usah khawatir biar aku yang ngomong sama bos kamu. Lagian aku udah rekomendasikan kamu kerja di kantor Papa, seperti janjiku kemarin waktu aku telfon kamu]~Amar
[Terimakasih banyak, iya besok aku mau] ~Yuki
Yuki tidak mampu menyembunyikan rasa bahagianya. Secepatnya mendapatkan pekerjaan baru yang lebih menjanjikan, supaya bisa mandiri dan cukup finansial baru setelahnya ia akan mengurus perceraian seorang diri setelah uang itu terkumpul. Menghadapi pria macam Asher membutuhkan otak cerdas dan biaya banyak.
Yuki berencana akan menyewa pengacara untuk memuluskan rencana nantinya, dan tentunya setelah mempunyai cukup finansial. Untuk sementara biarlah tetap begini diam, dan mengalah membiarkan Asher menang dan merasa senang.
Pergerakan chat Yuki berhenti tatkala pintu kamarnya di buka dengan Asher menyembul masuk ke kamar. Yuki langsung merebahkan tubuhnya dan bersiap tidur setelah merapikan selimut terlebih dahulu.
"Ki... kamu udah tidur?" Suara Asher di balik punggung yang sekilas ia rasakan tepat berada di belakang tengkuknya.
"Ki... bagi selimut dong... dingin nih..." keluh pria itu seraya menelusup masuk ke selimut istrinya.
Yuki diam pura-pura tidur. Walaupun sebenarnya hatinya dag dig dug tak karuan.
Yuki rasakan kasur di belakangnya bergerak itu tandanya Asher merubah posisi. Yang entah duduk atau beranjak tapi setelahnya ia mendengar pintu kamar mandi terbuka dan itu pasti Asher. Pria itu cukup lama di sana entah apa yang sedang ia lakukan, pingsan di kamar mandi sekali pun Yuki tidak peduli, Yuki memejamkan mata ke alam mimpi.
Pukul dua belas malam Asher masih belum tidur, duduk termenung dengan mata menerawang ke langit-langit kamar. Hanya bisa memandang punggung Yuki yang sudah terlelap damai. Hasrat yang menggebu membuat ia susah terlelap.
"Sial..." umpatnya kesal. "Baru juga keramas beberapa jam yang lalu masa iya harus mandi malam yang ke dua kalinya," gerutu pria itu kesal.
Sementara untuk mendefinisikan hatinya dia masih belum tahu tapi yang jelas semua yang telah menjadi miliknya tidak boleh di miliki siapa pun. Termasuk Yuki nya yang kini masih entah, tapi tetap harus di sampingnya. Sampai kapan? Selamanya sampai Asher mampu melepaskan.
Asher memang egois, dan nggak tahu kenapa ia marah jika Yuki dekat dengan cowok lain, bukankah cintanya hanya pada Zumi? apa mungkin hati yang sangat setia itu mampu berpaling hanya karena sesuatu yang tidak sempurna, sungguh sebenarnya Asher bukan tipe lelaki yang kejam. Hanya karena keadaan yang memaksanya harus berbuat demikian. Cita- cita nya sangat simple masih sama hidup bahagia dengan istri dan anak-anak nya kelak penuh kedamaian bersama orang yang ia sayang.
Bersambung
Ayo dukung author dengan
Like
Comment
Vote
Thanks you
tpi klo ngak balikan.. ngak bakalan ada dong Dogan sky nya....😂😂😂😂
undur diri dulu, thor.. 🙏🏻
gaje bener nih pasutri playing victim dua²nya..
gila, sejak bab awal kerjaan gue gak brenti misuh.. /Speechless/