NovelToon NovelToon
ZONA AMAN DAVINA

ZONA AMAN DAVINA

Status: sedang berlangsung
Genre:BTS / Cinta pada Pandangan Pertama
Popularitas:1.8k
Nilai: 5
Nama Author: timio

Kisah cinta mama dan papa cukup membuatku percaya bahwa luka terkadang membawa hal manis, bagaimana mama pergi agar papa baik-baik saja, tanpa mama tahu, papa jauh lebih terluka sepeninggalnya.

Begitu juga dengan Tante Tania dan Appa Joon, tidak ada perpisahan yang baik-baik saja, tidak ada perpisahan yang benar-benar ikhlas. Bedanya mereka berakhir bersama, tidak seperti mama dan papaku yang harus berpisah oleh maut.

kukira kisah mereka sudah cukup untuk aku jadikan pelajaran, tapi tetap saja, aku penerus mereka dan semua ketololannya.

Aku, Davina David.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon timio, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kai Bulol Era

Makan siang di kantin, seperti biasa Davina akan berkumpul dengan kolega se-gila se-warasnya siapa lagi kalau bukan Claren dan Ricky.

"Siang dokter Davina... "

"Uhhhukkkk... Uhhhukkk.... "

Suara bass yang mampu membuat Davina kesulitan menelan makanannya.

"K-kamu...??! ".

Davina benar-benar melotot melihat siapa yang ada di sampingnya. Ekspresi kaget se kagetnya bak sedang berhadapan dengan hantu. Kai yang sejak tadi memperhatikan kekasihnya dari kejauhan semakin memfokuskan pandangannya, dan ia penasaran.

"Boleh duduk disini?".

Sebisa mungkin Davina menguasai kembali dirinya, meski sebenarnya jantungnya sedang pargoy didalam sana.

"Oh... I-iya silahkan." Davina menggeser dirinya sedikit ke pinggir.

"Saya Hansel, relawan teknisi." Serunya dan menyodorkan tangannya pada Claren.

"Claren." Bule medok itu menyambutnya dengan senyum.

"Hansel."

"Ricky." jawab Ricky dengan senyum ala kadarnya.

"Kenal Vina?".

"Oh saya man.. "

Bugh....

"Akh".

Davina menggeplak kepala belakang Hansel, membuat pria itu melotot bingung ke arah Davina.

"Ada nyamuk mas, gede banget." serunya menunjukkan deretan giginya, sementara Ricky dan Claren sudah saling tatap.

"Claire, Rick, aku duluan ya. Permisi mas Hansel."

Davina pergi terburu-buru meninggalkan tiga orang itu.

.

.

.

.

🍁🍁

Tok tok, Davina mengetuk pintu pos Kai dan pria jangkung itu melayangkan senyum terbaiknya kepada gadis yang sudah membuatnya pusing beberapa bulan belakangan.

"Mau sampai kapan stay privatenya?".

"Apanya?".

Davina yang melangkah mendekat itu ditarik Kai tiba-tiba, sehingga gadis itu berakhir di pangkuannya.

"Kita..", bisik Kai.

"Kata siapa masih private, Claire sama Ricky udah tahu kok."

"Beneran?".

"Hmm... Beneran... Minggir, aku mau kerja." Davina memaksa turun dari pangkuan Kai.

Mereka berdua melewati hari itu seperti biasanya, keduanya kompak bekerja sama, tidak seperti sebelum-sebelumnya dimana Kai akan terus prengat-prengut bekerja bersamanya, kini pria itu lebih luwes bahkan tidak sekalipun lagi ia komplain bagaimana Davina bekerja.

Seperti apa yang ia katakan pada gadis nya itu sebelumnya, bukan Davina yang kurang gesit atau kurang cerdas, ia hanya takut Davina pergi darinya, itu saja.

Setelah keduanya meresmikan hubungannya, benar saja, Kai berubah total, tidak galak sama sekali, bahkan lebih banyak tersenyum dari biasanya. Karena sekarang ia lebih yakin, Davina miliknya.

Hanya miliknya, apalagi sekarang mereka kembali menjadi tim, rasa kuatirnya benar-benar jauh berkurang, hingga ia lupa pada lelaki yang Davina geplak kepalanya siang ini di kantin.

🍁🍁

Sudah berminggu-minggu ia berhasil menjauhi Hansel, bahkan ia tidak pernah lagi makan siang di kantin rumah sakit, ia memilih minta diantarkan oleh Claren atau Ricky, ajakan Kai selalu ditolaknya hingga kekasihnya itu agak bingung.

Davina melakukan itu demi menghindar dari Hansel, sementara pikiran Kai berbeda, ia merasa Davina malu mengakui dirinya sebagai pacar.

"Ayo, sayang, makan bareng di kantin."

"Ngga deh, kamu aja. Aku lagi ngga pengen kesana."

"Kenapa?", raut wajah Kai mulai datar.

"Ngga papa, lagian nanti Claire anterin makan kesini katanya. "

"Vina... Kamu malu ya pacaran sama aku?", tanya Kai dengan intonasi yang biasa saja tapi sangat menyita perhatian Davina.

"Kok kamu ngomongnya begitu?".

"Buktinya setiap di ajak bareng kamu ngga mau, kita cuma bisa jalan disekitaran rumah sakit, sekitaran pos, cek daerah bencana, paling nyantai itu ke kantin, kita ngga bisa leluasa nge date disini kayak di luaran sana, kamu selalu nolak aku sayang."

Kai menatap Davina dengan penuh selidik.

"Aku ngga sejahat itu ya, jauh amat pikiran kamu sampai ke situ. Aku ngga suka aja jadi sorotan orang, untuk alasan itu juga ngga ada yang tahu aku punya hubungan sama kedua papa ku disini. Aku malu diliatin orang."

Kai tetap tenang di tempatnya, menunggu setiap kalimat yang keluar dari mulut mungil Davina, yang setiap hari disapa oleh mulutnya itu. Kini Davina mendekat dan menadah wajah oval Kai, sambil terus tersenyum menatap wajah tampan itu.

"Jangan mikir aneh-aneh deh, orang-orang di Emery bahkan tahu aku anaknya papa Iyan setelah aku selesai jadi residen. "

"Hah? ", Kai melotot.

"Jadi jangan mikir aneh-aneh." Cup... Davina menempelkan b! Birnya ke bib! R Kai, dan pria itu menyambut dengan girangnya, ia membalas k3cup4n Davina dengan semangat.

Hingga...

"Astaga gusti... Wes warek aku Vin, auto ngga jadi makan siang ini, aohh... Ini ini makan siang mu... ".

Kai langsung membelakangi arah suara karena Davina melepas tautan mereka dengan paksa, gadis itu hanya menyengir kuda menghadap Claren sambil meraih makan siangnya.

"Heheh... Makasih ndoro ayu... Sono gih pergi... ", ucapnya tanpa rasa bersalah sementara Claren sudah geleng-geleng kepala.

"Dokter Kai, nda usah malu, aohhh... ", gerutunya lalu pergi dari sana. Sepergi nya Claren mereka berdua malah saling menertawai bibir bengkak masing-masing.

"Atau mau makan disini bareng aku?", tanya Davina, Kai mengangguk dengan senyum.

.

.

Pov Kai :

Sudah berbulan aku bekerja dengan wanita ini, sudah sebulan yang lalu sejak kami meresmikan hubungan, aku agak kesal karena kesannya dia menghindar untuk memvalidasi hubungan kami. Dia takut jadi spotlite katanya, apakah benar? Ataukah yang lain?

Jika yang lain? Siapa? Ricky? Bahkan ia memvalidasi sendiri hubungan kami kepada Ricky, dan Claren saksinya. Gadis ini selalu membuatku overthinking padahal dia tidak melakukan apa-apa, bahkan hampir 24 jam sehari kami bersama, apalagi jika ada pasien darurat, wahh... Dia akan didepan mataku setiap detiknya.

Gadis cantik dan sederhana ini ingin ku simpan sendirian, aku tidak mau berbagi dia dengan siapa pun, aku sayang dan cinta dia. Apakah karena rasa yang ku punya agak keterlaluan makanya pikiran ku selalu resah?

Sayangnya Kai 🤣

.

.

.

TBC... 🍁

1
Mamah Mput(Bilanoure)
huwaaaaa Dady namu 💜💜💜
Timio: hehehe blio debut 💜
ikutin terus ya my 💜
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!