Rasya cewek yang hidup di tengah-tengah masyarakat yang bekerja sebagai pekerja malam termasuk sang ibu,namun dia masih bisa mempertahankan mahkotanya. di pertemukan dengan Rangga yang cuek dan dingin terhadap perempuan karena masa lalunya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon kimshu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bag 35
"Thank's ya say?"ujar Rasya kepada Sisil
"Sans aja say,mumpung aku ke kelas jadi sekalian aja"jawab Sisil sambil tersenyum
"Tahank's bro"ujar BARA saat menerima tasnya dari tangan David
"Kek sama sapa aje lu bro"jawab David
"Ya udah say,aku duluan ya?tuh supir dah dateng,mari om,kak Rangga,Bara"pamit Sisil
"Lah,semua orang di pamitin masak gue enggak?"celetuk David sambil menunjuk dirinya sendiri
"Ngarep Lo"ujar Bara sambil mendorong bahu David dengan pelan
"Tau aja Lo,Lo mau bareng bokap apa bareng kita?"tanya David
"Ya bareng Lo lah,kalok gue bareng sama bokap,terus tu motor mau di kemanain?"tanya Bara
"Oh iya,gue lupa kalok Lo tadi bawak motor,maaf om kak bukan maksud untuk mengabaikan,tapi saya hampir lupa kalau ada kalian,hehehe"ujar David
Saat menyadari kalau bukan hanya ada dirinya dan Bara saja di sana.
"Gak papa,om maklum kok,om kan juga pernah muda,jawab om Dimas dengan menggoda sahabat putranya tersebut
"Tau aja sih om?"ujar David dengan muka merahnya
"Lo suka sama sahabat gue?"tanya Rasya
"Iya"jawab David dengan tegas
"Kalau Lo suka jangan cuma di lihat dari jauh,dekati orang tuanya,minta dia langsung dari orangtuanya bukan dekati anaknya lalu maen tembak aja"ujar Rasya
"Tapi harus Lo inget satu hal kalau Lo mencintai sahabat gue,Lo harus bisa menjaganya,bukan malah merusaknya sebelum kalian sah"lanjutnya
"Iya,gue tahu,tapi apa kedua orang tuanya mau kasih restu sama gue?sedangkan gue cuma anak orang biasa"ujar David
"Tunjukkan keseriusan Lo,setahu gue orang tua Sisil gak pernah memandang orang dari kastanya,contohnya aja gue,mereka hanya sibuk mengurus bisnis mereka karena mereka gak ada yang bantuin"jawab Rasya
"Pulang yuk yang,kita masih harus mencari cincin buat acara besok"ajak Rangga yang sudah mulai kepanasan
"Ya udah ayo,om Rasya pamit duluan ya sama kak Rangga?"pamit Rasya sambil mencium tangan omnya di ikuti oleh Rangga
"Bar,vid gue duluan,masih mau jalan soalnya"lanjutnya pamit kepada sepupunya dan sahabatnya
"Hati-hati di jalan ya,kak jagain princess ya?kakak tahu kan kalau dia kesayangan keluarga?"ujar Bara
"Tenang aja,percayakan sepupu kamu sama kakak,insya Allah di jamin aman"setelah itu mereka memasuki mobil dan berlalu dari sana
Rangga memencet klakson untuk berpamitan kepada mereka semuanya. Dan di balas lambaian tangan oleh mereka.
"Papa duluan ya Bar?jangan pulang terlalu malem nanti kalau masih mau nongkrong sama temen-temen"pamit om Dimas sambil memberi petuah
Jiahhh petuah konon hehehe
"Gak boleh pulang malem berarti boleh pulang pagi song pah?"tanya Bara sambail menaik turunkan alisnya
"Boleh,,,,sangat boleh,tapi kamu hadepin sendiri nanti ya kalau kanjeng ratu sudah marah,udah ah papa duluan, assalamualaikum"om Dimas langsung memasuki mobilnya dan melajukannya.
Kembali ke pasangan kita
Sedari tadi Rangga terus memegang tangan Rasya,dia hanya menyetir dengan satu tangan saja.
"Kak,,lepas ih,,bahaya loh kalau kakak nyetir cuma pakek satu tangan"Rasya bukannya gak mau si pegang tangannya tapi dia merasa jantungnya kayak habis maraton
"Tenang yang,aku bisa kok meskipun dengan satu tangan,gak akan kenapa-napa juga"jawab Rangga yang enggan melepas tangan calon istrinya
Di lampu merah dia seperti melihat sang mama yang berada di mobil sebelahnya,namun dengan seorang pria paruh baya dan dua pemuda dan pemudi di dalamnya.
Rasya hanya memandanginya saja, sepertinya mereka sangat bahagia,dengan orang tua lengkap dan dua orang anak. Rangga awalnya tidak menyadarinya,namun saat dia melihat sang kekasih melihat ke arah keluar dengan pandangan yang sendu.
Rangga mengikuti arah pandangan Rasya dan terkejut di buatnya. Di sebelah mobil mereka ternyata ada calon ibu mertuanya entah dengan siapa namun terliha seperti keluarga bahagia.
Rangga yang tadinya sudah melepaskan genggaman tangannya di tangan Rasya kembali menggenggamnya.
"Kita akan buat keluarga bahagia sendiri nantinya,hanya akan ada aku,kamu dan anak-anak kita"ujar Rangga yang kemudian mencium tangan Rasya
Rasya yang mendengar hal tersebut langsung memeluk Rangga dari arah samping,karena kebetulan lampu sudah berubah menjadi hijau.
"Jangan menangis sayang,kamu adalah gadis yang kuat,jika mereka tidak menginginkan mu,masih ada aku yang selalu ada untukmu,aku akan selalu menyayangi dan mencintaimu hingga akhir hayat"ucap Rangga sambil mengelus kepala calon istrinya
*Ya,kak Rangga benar,aku masih memiliki kak Rangga juga keluarga om Dimas yang sangat menyayangiku*batin Rasya
"Sudah jangan menangis lagi,nanti kalau cantiknya hilang aku makin cinta gimana?"hibur Rangga
"Ish,kakak ada-ada saja mana ada orang semakin jelek makin di cintai,suka ngaco kalo ngomong"ujar Rasya sambil tersenyum
"Nah,gitukan makin cantik,jadi aku makin,makin dan makin cinta sama kamu"ujar Rangga
Blluussshh
Makin merahlah muka Rasya meskipun tidak terlalu terlihat karena terhalang masker. Mereka sudah sampai di parkiran mall,Rangga turun terlebih dahulu dan membukakan pintu untuk Rasya
"Silahkan princess"ujar Rangga setelah membukakan pintu untuk Rasya
"Kak Rangga berlebihan,aku masih bisa membukanya sendiri"ucap Rasya saat pintu sudah dibuka
"Aku hanya ingin nge treat kamu like a queen,kata orang-orang"ujavrangga sambil tersenyum.
Mereka memasuki mall dengan bergandengan tangan,lebih tepatnya tangan Rasya yang sedari tadi di genggam oleh Rangga.
"Wah,,cowoknya ganteng ya?kok mau sih sama cewek cupu kayak gitu?"ujar pengunjung satu
"Biar cupu kan yang penting baik,buat apa cantik kalao ternyata penjaja *******"sahut orang di sebelahnya
"Bener banget,buat apa cantik kalau jadi pelakor,ups pelakor gak harus cantik kan ya,yang penting bisa goyang"sahut yang si sebelahnya
Begitulah bisikan-bisikan gaib terdengar Ada yang merasa tersindir dan akhirnya dia pergi dengan senyap.
Rasya dan Rangga sudah sampai di lantai tiga dimana toko perhiasan langganan mama Safira berada. Rangga mengajak masuk Rasya masih dengan menggandeng tangan kekasihnya.
Banyak pasang mata yang melihat mereka dengan pandangan mencemooh terhadap Rasya,Rasya yang si pandang seperti itu hanya cuek saja tidak menghiraukan pandangan mereka.
"Permisi,saya ingin bertemu dengan ibu Meira"ujar Rangga dengan muka datarnya
"Baik,apa sebelumnya sudah membuat janji?"tanya pegawai tersebut dengan senyum sopan
"Sudah,bilang saja dari ibu safira"jawab Rangga
"Baik,silahkan tunggu di sofa sebelah sana tuan"ujar pegawai tersebut dengan menunjuk sofa yang ada di pojokan
"Terimakasih kak,,,"ujar Rasya karena Rangga pergi begitu saja
"Ish,kak Rangga tidak boleh seperti itu,kak Rangga harusnya bilang terimakasih tadi"peringat Rasya
"Iya lain kali"ujar Rangga cuek
"Hahh,terserahlah"Rasya mengalah saja daripada jadi bertengkar
_________________
Terimakasih buat yang sudah mau membaca 🙏🙏🙏
jangan lupa tinggalkan like dan ❤️❤️nya ya...