Mikayla gadis cantik berusia 19 tahun ini harus menjadi Kekasih Kontrak seorang Dosen, selain menjadi Pacar kontrak ia juga harus menjadi budak ranjang Dosen nya yang bernama Theo Felix yang berumur 29 tahun. Wajah tampan nya memang memikat hati semua kaum hawa, namun sikap nya yang Arogan membuat Mikayla harus banyak bersabar demi kesembuhan Nenek nya yang sedang berada di rumah sakit. Theo selalu melampiaskan kekesalan nya kepada Mikayla, padahal semua itu di sebabkan oleh kelakuan Chealsea yang selama ini mengikatnya tanpa hubungan yang pasti. Sikap Theo yang munafik membuatnya tidak sadar wanita mana yang ia cinta.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon fitryas, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
11
Di dalam mobil, Mikayla tidak lagi memakai jaket milik Ronal ia sudah mengembalikan jaket itu pada pemiliknya.
“Mika, aku sudah mencairkan uang itu dan mengirimnya ke akun rekeningmu.” Ucap Ronal memecah keheningan di dalam mobil itu yang sejak tadi membuatnya merasa tidak nyaman.
Theo menatap tidak suka pada Asistenya itu, karena sudah berani memanggil akrab kekasihnya.
Namun bukan Ronal namanya jika tidak peka, dia lalu kembali menatap Mikayla dari kaca sepion tengah karena Mikayla duduk di belakang bersama Theo.
Tentu saja Theo semakin tidak suka.
“Dan tentang nenek mu, semua biaya operasi dan biaya lainya sudah aku selesaikan. Beliau juga pindah ke kamar VVIP, kamu hanya perlu pokus pada Tuan Theo dan tidak perlu hawatir karena ada dua perawat yang bergantian menjaga Nenekmu selama 24jam.” Ucap Ronal lagi.
Sementara Theo mendengar malas ucapan Ronal, Theo sudah menyuruh Ronal untuk tidak membahas itu. Namun Ronal tidak mendengarnya karena menurutnya Mikayla harus mengetahui keadaan Neneknya agar tidak hawatir.
Senyum lebar terlihat jelas di bibir gadis cantik itu. “Terima kasih banyak Kak, sudah mau mengurus Nenekku.” Ucap Mikayla dengan tulus.
“Kamu salah orang Mika, aku hanya di perintahkan oleh Tuan Theo. Sebaiknya kamu harus berterima kasih padanya.” Ucap Ronal sambil mengulum senyum, dan diam-diam menatap Theo yang sedang menatap langit.
Deg.
Jantung Mikayla berdegup sangat kencang, dia tidak menyangka jika Theo bisa melakukan hal baik. Padahal selama ini pria itu selalu berlaku kasar padanya. Mikayla pun melirik ke arah Theo, dia menatap lekat wajah Theo yang sedang melamun.
Theo yang sadar jika dirinya sedang di tatap, dia pun melirik ke arah Mikayla.
“Ada apa? Kenapa lihat-lihat aku?” Tanya Theo yang memang sejak tadi sudah tidak mendengarkan obrolan keduanya karena sibuk melamun.
“Aku memang tampan, jadi tidak perlu menatapku lekat seperti itu. Dan awas jangan samapi terpesona padaku.” Ancamnya dengan percaya diri.
Mikayla tidak jadi bilang jika Theo adalah orang yang baik, dia kini merutuki dirinya sendiri karena sempat berkata seperti itu. Namun rasa syukurnya tidak bisa ia pungkiri, sehingga Mikayla akan tetap berkata terimakasih.
“Terima kasih, sudah memberikan yang terbaik untuk kesembuhan nenekku.” Ucap Mikayla akhrinya, dia tidak tau jika bukan karena Theo apakah Neneknya akan masih bisa bertahan hidup dalam kondisi koma dan tubuh yang sudah hampir melemah.
“U-untuk apa kau berterima kasih, itu sudah menjadi tanggung jawabku. Karena aku tidak mau orang-orang berpikir jika aku pria jahat yang hanya memacari cucunya saja, tanpa peduli dengan nenekmu yang sedang sakit.” Gerutunya seolah nama baiknya tidak mau terlihat jelek di mata orang lain.
Mikayla sama sekali tidak menanggapinya. Merekapun sampai di butik Madam, pemilik tokok itu menyambut kedatanganya dan langsung membawa Mikayla untuk mencoba pakaian yang sudah Ronal pesan sebelumnya.
Sementara Ronal dia segera menyiapkan Macbook untuk Tuanya yang akan melakukan Meeting Online.
Meeting itu tidak memerlukan waktu yang lama, hanya dengan waktu 20 menit saja dia sudah menyelesaikan Meetingnya.
Theo lalu mengganti pakaianya sendiri, mereka memang akan langsung berangkat dari butik langsung menuju tempat acara.
Sementara Mikayla ia baru keluar dari ruang make up setelah selesai mengganti pakianya, bertepatan dengan dua orang pria yang baru masuk ke butik itu.
“Wah rupanya ada tamu lain yang ada di butik ini.” Ucap Gonzales dia terkejut melihat adanya wanita cantik di butik itu karena yang ia tau dari pemilik butik itu jika di jam ini sudah ada tamu VVIP yang membooking butik itu untuk dua jam ke depan.
Karena tau jika orangnya adalah sahabatnya sendiri Theo, dirinya dan Zayn sahabatnya memaksa masuk beralasan ingin bertemu Theo.
Tapi kedua pria itu nampak aget karena rupanya ada orang lain selain Theo.
“Apa dia kenalan Theo?” Bisiknya pada Gonzales.
“Tidak mungkin, mana bisa ia berpaling dari Chelsea.” Bisik Nya.
Gonzales dan Zayn saling bertatapan dengan senyum penuh arti, mata mereka berdua mulai berbinar saat menyadari jika wanita cantik di depanya harus ia miliki.
Raut wajah keduanya tiba-tiba berubah dengan serius, dalam hati kedua pria itu berbisik jika dia harus segera mendapatkan wanita itu sebelum sahabat yang ada di depan nya itu lebih dulu mendapatkan wanita cantik itu.
Jiwa pesaing dan jika binatang buas kedua orang itu terlihat jelas saat kini menatap Mikayla dengan intens.
Mikayla berjalan menjauhi kedua orang itu seolah tidak melihat mereka berdua, namun rupanya kedua pria itu ikut berjalan mengejar Mikayla.
“Nona, bisa kita bicara sebentar.” Ucap Zayn.
Mikayla menghentikan langkahnya, ia lalu kembali menatap kedua orang itu.
“Ada perlu apa?” Tanya Mikayla pelan.
“Nona suaramu sangat merdu, perkenalkan saya Gonzales.” Ucap Gonzales sambil mengulurkan tanganya dan meraih lengan mikayla dan langsung mencium punggung telapak tangan wanita cantik itu.
Mikayla terkejut karena baru kali ini melihat seorang pria yang berani lancang mencium lenganya, ia langsung menarik lengan itu.
Namun lagi-lagi Mikayla kecolongan, karena kali ini Zayn melakukan hal yang sama seperti Gonzales.
“Namaku Zayn, aku pria lajang dan seorang CEO di perusahaan besar di ibu kota ini.” Ucapnya dengan percaya diri. “Apa Nona mau menemaniku malam ini untuk pembukaan hotel baru ku?” Zayn seolah tidak mau kalah, dia terus memamerkan kesuksesan dirinya secara tidak langsung.
“Astaga Zayn kau curang!” Pekik Gonzales, dia lalu menarik lembut lengan Mikayla agar berada di atas telapak tanganya. “Lebih baik Nona bersamaku, dia sudah ada eanita yang mendampinginya malam ini.” Ucap Gonzales yang tiba-tiba kembali hendak mencium punggung tangan Mikayla.
Mikayla yang melihat aksi pria itu hendak menepis lengan Gonzales, namun suara berat seseorang tiba-tiba terdengar di telinga mereka sampai membuat ketiga orang itu menatap ke sumber suara.
“Kenapa kau menyentuh lengan kekasihku!” Pekik Theo tang langsung menepis lengan Gonzales yang sedang menyentuh lengan Mikayla.
Dia lalu merangkul pinggang wanita itu dengan cara posesif, Gonzales dan zayn menatap tidak percaya dengan apa yang mereka lihat dan apa yang Theo ucapkan.
.
To be continued…