NovelToon NovelToon
RACUN

RACUN

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Poligami / Kisah cinta masa kecil
Popularitas:2.7k
Nilai: 5
Nama Author: Girl_Rain

Apa yang harus dilakukan untuk menghilangkan kelabu yang menyelimuti rumah tangga selama lima tahun?

Khalisah meminta suaminya untuk menikah lagi dengan perempuan yang dipilih mertuanya.

Sosok ceria, lugu, dan bertingkah apa adanya adalah Hara yang merupakan teman masa kecil Abizar yang menjadi adik madu Khalisah, dapat mengkuningkan suasana serta merta hati yang mengikuti. Namun mengabu-abukan hati Khalisah yang biru.

Bagaimana dengan kombinasi ini? Apa akan menjadi masalah bila ditambahkan oranye ke dalamnya?

Instagram: @girl_rain67

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Girl_Rain, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

H. 11~Diriku

Sikap Khalisah menjadi hal yang dipikirkan Abizar sekarang.

Apa Khalisah mengetahui sesuatu?

Abizar merenunginya di balkon kamar miliknya seorang diri, bermaksud menikmati angin malam menerpa tubuhnya.

Jangan-jangan Khalisah sudah tau rencananya?

Jika mengingat kembali kata-kata yang terucap oleh Khalisah sepertinya benar.

Tapi bagaimana bisa? Padahal selama ini aku mulai melebihkan Hara ketimbang Khalisah tanpa sadar, harusnya Khalisah tak bisa menerka ke arah sana. Jangan-jangan dari sikapku atau, ada orang lain yang memberitahunya?

Tapi rencana ini hanya aku dan Andra saja yang tau.

Aku tau pemikiran Khalisah selalu luas, tapi pasti ada pemicunya juga.

Abizar menghela napas.

Tapi kalau benar Khalisah sudah tau, dari sikapnya tadi aku bisa tahu kalau Khalisah menolak seperti dugaanku ketika pertama kali mendengar rencana ini.

Dan sekarang aku menjadi takut kalau-kalau Khalisah mengajakku membahasnya.

Keesokan harinya.

Khalisah berdiri menghadap tangga dengan wajah menengadah ke atas. Sadari tadi ia di sana agar langsung bertemu seseorang yang ingin ditemuinya.

Sepanjang malam ia sudah memikirkan apa yang harus diperbuatnya, dan hatinya pun mantap setelah melakukan shalat tahajud. Walau hal ini tentunya beresiko untuknya, tapi yang baik itu jelas dan yang buruk pun jelas.

"Mbak Khalisah."

Seseorang itu datang dan mulai menuruni tangga cepat saat melihat dirinya.

Begitu Hara sampai di depan Khalisah, ia langsung kena semprotnya Khalisah.

"Kamu bangunlah lebih awal untuk menyiapkan kebutuhan suami kamu. Gimana 'sih. Memangnya kamu nggak sholat subuh?" sembur Khalisah, dan mimik datarnya tak bisa dihindari ketika jawaban yang ia dapatkan berupa gelengan.

Khalisah menghela napas kasar.

"Sudahlah, ayo."

Hara mengekori Khalisah ke dapur dan kini Hara berdiri di samping Khalisah.

"Mulai sekarang kamu yang masak, dan masak terus sampai aku bilang berhenti baru kamu boleh berhenti," tutur Khalisah seraya menuju ke kulkas dan mengambil beberapa sayuran di dalamnya.

Hara memiringkan kepala pertanda kebingungannya, tapi tak berucap apa-apa untuk sekedar bertanya.

Khalisah menaruh sayur-sayuran di meja bulat yang biasa ia duduki. "Sini duduk. Kamu yang potong ini."

Menarik kursi dan membiarkan Hara mendudukinya. "Kalian sudah lama berteman, pasti kamu tahu masakan kesukaan mas Abi."

Hara tampak berpikir. "Kalau nggak salah semua kuah pakai santan Abi suka."

"Benar, lebih-lebih kuah pati santan. Karena itu aku ingin kamu membuatkan kuah itu untuk Mas Abi," balas Khalisah.

"Baik." Hara mengangguk. Ia dengan semangat mengayunkan pisau untuk memotong sayur-mayur di atas meja.

"Buatkan juga masakan lainnya. Aku akan membantumu menggoreng ikan asin, ini membutuhkan pekerjaan cepat karena kamu terlambat bangun," tutur Khalisah dingin menciptakan ngeri dalam diri Hara.

"Maaf, Mbak. Tapi di desaku jam segini bangunnya termasuk awal," cicit Hara.

"Kamu doang mungkin, warga lainnya pasti bangun lebih pagi untuk shalat subuh. Kamu jangan jadikan kebiasaan." Khalisah berjongkok, bermaksud membuka pantry bagian bawah dan mengambil ikan asin dari sana. Membersihkan bagian najis dalam ikan asin sebelum menaruhnya dalam keranjang kecil plastik dan menyiraminya di wastafel.

"Dan lagi, berapa perbedaan tahun usia kamu dan mas Abi?"

"Dua tahun," jawab Hara takut-takut.

Bagi Hara, mbak Khalisah yang bicara sedikit lebih bisa membuatnya santai ketimbang mbak Khalisah yang bicara banyak. Ini tubuhnya merinding sadari tadi.

"Dua tahun, dan kamu memanggilnya Abi? Enggak. Mulai sekarang kamu harus membiasakan diri memanggilnya Mas, apalagi sebentar lagi anak kamu lahir. Jadi lebih enak di dengar anak dan orang lain. Tapi....

kalau sedang berdua saja terserah kamu mau memanggil Mas Abi apa, asal Mas Abi ridha."

Pandangan Hara langsung tertuju pada mbak Khalisah yang membelakanginya akibat kalimat ujung mbak Khalisah yang melirih. Bahu yang harusnya naik saat sedang menggoreng ikan malah turun, dan tersebut menurunkan padangan Hara.

Aku salah, tapi dimana letak kesalahanku.

Sesudah itu tidak ada lagi pembicaraan, keduanya sama-sama diam sehingga menciptakan keramaian dengan pekerjaan bukan lagi dengan pembicaraan.

Untuk Khalisah, ia diam karena tidak ada yang perlu dibicarakannya lagi. Sedang Hara, ia tidak tahu harus mengajak mbak Khalisah bicara soal apa.

Dan hal tersebut menjadikan waktu berlalu tanpa terasa semuanya sudah duduk di meja makan.

Khalisah berpaling pada Hara yang duduk di sampingnya, ia mengerakkan kepalanya pada masakan yang tertata dengan niat memberi kode.

"O-oh...." Hara yang mengerti, namun syok atas kode itu. Ia tak menyangka mbak Khalisah memintanya untuk menyiapkan makanan Abizar.

Dan itu menjadi kebingungan bagi Abizar dan mama Laili yang melihatnya, karena biasanya Khalisah lah yang melakukannya.

Namun Abizar tak memberi komentar lantaran tadi melihat kode Khalisah pada Hara yang berarti ini terjadi atas permintaan Khalisah.

Ketika suapan pertama masuk ke mulut Abizar, kening kepala keluarga itu mengkerut. Ia jadi buru-buru menyuapi diri untuk kedua kalinya.

"Apa Hara yang memasak sarapan ini?" tanya Abizar.

"Iya," jawab Hara mantap sambil tersenyum.

Abizar tersenyum tipis dan melanjutkan makannya dengan nikmat sampai menambahkannya.

Khalisah yang memerhatikan jadi kebingungannya. Memang rasanya agak berbeda dari masakannya, tapi sikap suaminya lebih menunjukkan kalau rasa masakannya memiliki makna.

Sedang di samping Abizar ada mama Laili yang juga tersenyum. Ia melanjutkan makannya dan membiarkan Khalisah satu-satunya dalam keheranan.

Acara makan selesai dan Abizar pun berangkat kerja.

Khalisah mengajak Hara ke kamar Abizar. Di sana Khalisah menunjukkan Hara cara memasang dasi dengan mempraktekkannya di leher Khalisah sendiri.

Sampai lima kali Khalisah melakukan secara perlahan sebelum akhirnya melepas dasi dan menyerahkannya pada Hara. "Cobalah."

Namun nyatanya Hara masih ingat-ingat lupa, sehingga Khalisah kembali mengulangi memasang dasi di lehernya sampai melakukan sambil memegang tangan Hara untuk mengikuti gerakannya.

Dan ya, Hara berhasil memasang dasi di leher mbak Khalisah.

"Yes!" Hara bersorak girang.

"Sekarang coba lepaskan," pinta Khalisah.

Hara menurut dan ia berhasil. Jadinya senyum pun terbit di bibirnya.

Khalisah mengambil dasinya dan hendak mengembalikannya ke walk in closet.

"Sebenarnya, kenapa mbak melakukan ini?" tanya Hara.

Kaki Khalisah berhenti. "Agar saat hari Mas Abi milikmu, aku nggak perlu ke kamarnya untuk menyiapkan keperluannya berangkat kerja."

"Lalu, bagaimana dengan memasak? Mbak mau aku memasak saat jatah Abi sama Mbak juga?"

"Kamu nggak suka?" Khalisah balik bertanya seraya menoleh ke belakang.

Hara tersentak. "Bukan! Hanya saja, bukankah ini menjadi tidak adil bagi mbak Khalisah?"

"Justru ini tidak adil bagimu karena harus masak setiap hari, tapi aku nggak masalah. Aku menyuruhmu karena ridha," jawab Khalisah santai. Merasa tak ada lagi pertanyaan, Khalisah melanjutkan langkahnya mengarah ke tujuan. Dibiarkannya saja Hara dalam perasaan penasaran.

...☠️...

...☠️...

...☠️...

Bersama Tgk. Tisara Al-Muchtar

1
Aminin azaaa
bingung Thor Edgar kan seorang polisi, tp bertahun tahun jd bodyguard khalisah, gimana cara bagi waktu nya🙏🙏
Masitoh Masitoh
jujur aku heran dgn sikap Khalisah terlalu baik ya Thor walau mertua SDH hadirin madu bahkan suaminya mafia
@Girl_Rain67: Jujur, Rain pun pengen jadi Khalisah. Tapi tak sanggup 😢
total 1 replies
Dinda Putri
up
Dinda Putri
Lanjut Thor jangan kelama an upnya jadi penasaran
@Girl_Rain67: Siap, kak
total 1 replies
Dinda Putri
luar biasa
Anto D Cotto
lanjut crazy up Thor
@Girl_Rain67: Insyaallah
total 1 replies
Anto D Cotto
menarik
Aminin azaaa
lanjutkan
@Girl_Rain67: Siap, kak. /Smile/
total 1 replies
Aminin azaaa
lanjut
Gadiscantik27
Malam, kak. Boleh minta support balik, kak?
@Girl_Rain67: Boleh, kak 🌹
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!