Aku Sang Pewaris

Aku Sang Pewaris

Bab 1

Pukul 8 malam, Di kampus Bina Marga, gedung Asrama

pria.

"Doni, pergilah ke kamar 101 di lantai satu dan

bawakan komputerku!"

Seorang pria dengan rambut kuning di kamar sebelah langsung menendang pintu kamar Doni, pria itu menjatuhkan uang 5 ribu rupiah, dan memasukkan tangan ke kantung celananya.

"Ngomong-ngomong, Don, belikan juga aku sebotol air mineral di supermarket di lantai bawah!"

Murid berambut kuning itu pergi ke kamarnya untuk

Mengambil uang dan kembali lagi, kali ini ia

melemparkan 10 ribuan, 10 ribuan untuk air, dan 5

Ribuan untuk ongkos Doni.

"Bagas, kenapa anak-anak dari kamarmu selalu

menyuruh Doni melakukan ini itu? Kenapa kalian menindasnya seperti ini?"

orang-orang di kamar Doni tidak tahan lagi, dan

bertanya dengan dingin.

"Heh! Doni ini teman sekamar kalian, apa kalian

Masih belum tahu? Dia akan melakukan apapun jika

kamu memberinya uang! Bahkan jika kamu

menyuruhnya makan kotoran sekalipun, ia akan

memakan kotoran itu!" Bagas mengatakan ini

Dengan sinis, dan pergi dengan senyuman

sombongnya.

Doni mengabaikannya, tapi wajahnya memerah.

Dia membungkuk dan mengambil uang dari Lantai,

dan mengatakan dalam hati:

"Dengan cara ini, aku mendapatkan lima ribu, cukup

untuk membeli tiga roti dan sebungkus snack, jadi aku tidak perlu kelaparan!

"Doni ... Jangan pergi, jika kamu tidak punya uang, kami akan meminjamkan kepadamu, tidak Perlu dikembalikan!"

Senior mengatakan dengan simpatik.

Doni menggelengkan kepalanya dengan senyum

Masam, "Terima kasih kak .."

Setelah mengatakan ini, dia berbalik dan berjalan

Keluar.

Teman-temannya melihat Doni menggelengkan kepala karena kasihan.

Sebenarnya, Doni tidak ingin berlari kesana kemari dan melakukan sesuatu untuk orang lain, ia ingin menikmati hidup sebagai seorang mahasiswa Iayaknya seperti lainnya.

Namun, agar bisa terus kuliah, ia harus melakukannya.

ia sangat miskin! Meskipun teman sekamarnya memperlakukannya dengan sangat baik, tapi semakin baik mereka, semakin Doni tidak ingin dibantu oleh mereka secara finansial, jika tidak, akan ada celah di dalam persahabatan mereka.

Terlepas dari teman sekamar ini, Doni hampir

tidak memiliki apa-apa lagi di perguruan tinggi ini!

"Doni, bagas bilang kamu akan turun ya?"

Pada saat ini, seorang siswa berpakaian bagus

keluar dari kamar sebelah.

Namanya Reza. Dia adalah kepala mess kamar

Bagas. Keluarganya memiliki sebuah pabrik.

Dia kaya dan tampan. Dia adalah idola para

mahasiswi.

Hanya saja, dia selalu meremehkan Doni, dan

biasanya dia bahkan enggan melihat Doni.

Doni tidak tahu kenapa dia memanggilnya kali

ini.

Doni mengangguk, "lya, aku mau turun!"

Reza tersenyum tipis, dia mengeluarkan sekotak

Durex dari sakunya dan melemparkannya langsung

ke Doni.

"Kebetulan temanku ada urusan di hutan sebelah timur

hari ini. Kamu berikan kotak ini padanya, ini, sepuluh

Ribu untukmu!"

Reza adalah seorang playboy, dan dia biasanya

mengajak gadis-gadis berkencan.

Temannya juga banyak.

Namun, Doni tidak terlalu banyak memikirkan

apa-apa, ia membutuhkan uang itu.

la mengambil uang dan Durex itu lalu dan berjalan ke

bawah, tetapi saat Doni berjalan pergi, dia sepertinya mendengar tawa Reza yang samar-samar di belakangnya ...Doni turun ke bawah, rencananya adalah, setelah menyerahkan Durex itu, ia akan membeli air,

mengambil komputer Bagas dan kembali ke kamar.

Hutan kecil di luar kampus, menurut Doni, adalah

tempat yang terkenal untuk menikmati alam, angin

dan bunga, tapi juga disebut tempat belajar utama.

Dengan cepat, Doni tiba ke tempat yang

di katakan Reza.

Sekilas ia melihat seorang pria dan seorang wanita

duduk di kawasan pejalan kaki di hutan, berbicara

dan tertawa.

Tangan pria itu bahkan terlihat tidak tenang,

tangannya meraba ke atas dan ke bawah, menyentuh

gadis itu.

Namun saat Doni melihat wajah pria dan wanita

itu dengan jelas melalui sinar bulan, seluruh tubuhnya membeku!

Wanita itu adalah Sinta!

Mata Doni memerah, dan Durex di tangannya

tiba-tiba jatuh ke tanah.

Sinta adalah mantan pacar Doni. Baru tiga hari lalu mereka putus. Tentu saja, Sinta-lah

yang memutuskan Doni.

Ketika putus, Sinta mengatakan bahwa dia ingin

sendiri dulu fokus belajar, tapi hasilnya, hanya dalam tiga hari, dia berpacaran dengan pria lain di hutan ini!

Keduanya menyadari kehadirannya, mereka melihat

Doni dengan ekspresi berbeda.

Sinta buru-buru menarik rok yang hampir mencapai pinggangnya, dan menutupi pah4nya yang putih salju.

"Doni ... kenapa kamu? Kamu...kamu ... jangan salah paham, aku dengan Rio.."

Sinta berbicara dengan panik, ia merasa malu,

buru-buru menundukkan kepalanya.

Di sampingnya, anak orang kaya bernama Rio

melepaskan Sinta, melirik Durex yang dijatuhkan

Doni jatuh ke tanah, berdiri dan tertawa:

"Gila, Reza ini benar-benar hebat. Aku memintanya untuk mengirim Durex kepadaku. Aku tidak menyangka dia benar-benar akan mengirimkannya. Ini mengasyikkan, sungguh mengasyikkan!"

Rio juga anak orang kaya. Doni tahu bahwa dia adalah teman Reza, keluarganya memiliki beberapa restoran, dan dia biasanya, ia mengendarai BMW seri tiga ke sekolah.

Mendengarkan kata-kata Rio, Doni mengepal tangannya erat.

Ternyata Reza sengaja mempermainkan dirinya!

Bahkan, Sinta bisa meminta putus dengan dirinya, dan kemudian pergi pacaran dengan Rio saat ini... sepertinya ini semua karena ulah Reza!

"Sinta, aku tahu kamu menganggap aku miskin, tapi kamu juga tidak perlu sampai bersama seorang seperti dia, apa kamu tidak tahu, sudah berapa kali ia gonta ganti pacar?"

Doni meraung.

Dia sangat mencintai gadis ini, dia mencintai gadis

dengan tulus.

Sinta mendengar teguran Doni, dan dia

cemas, "Don, kamu pikir kamu siapa, sesuka hati

mengajariku? Aku sudah putus denganmu, aku

berhak menjalin hubungan dengan siapa pun yang

aku inginkan, kenapa kamu mengaturku?

"Dia Yang bisa membelikanku skin wajah yang bagus, tas bermerek, dan ponsel Apple, apakah

kamu bisa?"

"Dan..."Sinta juga marah, ia melihat ke arah

Durex yang Doni telah jatuh ke tanah, "Kamu benar-benar membuatku jijik! Pergi!"

"PIak!"

Setelah berbicara, Sinta menampar Doni!

Rio tersenyum lebih bahagia, "Haha, Sinta, jangan biarkan dia pergi, biarkan dia tetap di sini dan

Nonton, aku akan membuatmu bahagia menggunakan Durex yang ia bawa kemari!"

Sinta tersipu, "Kak Rio, aku bertemu pria miskin ini membuat gairahku hilang seketika. Lain kali... Lain kali aku akan melayanimu dengan baik!"

la mengatakan ini sambil memeluk Rio manja.

Doni tidak tahu bagaimana dia keluar dari hutan itu, otaknya benar-benar kosong.

ini semua terjadi karena dia Doni tidak punya uang!

"Hahahaha.." Doni tertawa pahit

**

Ketika dia kembali ke pintu Mess, Doni disambut oleh tawa teman-teman sekelasnya di koridor.

Reza tertawa sambil memegangi perutnya.

Jelas, Reza telah memberi tahu semua teman

sekelasnya tentang hal itu.

"Haha, Doni, apa yang kamu lihat saat mengirim

Durex itu?"

Bagas bertanya sambil tersenyum.

"Sial, Sinta cantik, bentuk tubuhnya juga sangat

bagus, mungkin Rio sudah mulai saat Doni tiba disana!"

Reza tersenyum.

Doni mengepalkan tinjunya, dia benar-benar ingin membunuh Reza!

"Kenapa! Kenapa kamu memperlakukanku seperti ini

?!"Doni marah.

Reza tertawa, "Eh, Eh, lihat, si anak miskin marah,

ahh aku takut!"

"Ku beritahu kau anak miskin, yang paling aku anggap remeh di sekolah ini adalah dirimu. Kamu sama sekali tidak pantas untuk Sinta. Sia-sia sekali Sinta yang cantik itu menjadi kekasihmu.

Lebih baik aku membiarkan Dia bermain dengannya

selama beberapa hari..."

"Ngomong-ngomong, kamu belum tahu ya? Kamu

menghabiskan waktu satu tahun untuk mengejar Sinta, dan Rio yang berhasil mendapatkan Nomor wa nya dalam waktu setengah jam, hahaha!"

Semua orang tertawa, tidak ada yang peduli dengan

martabat Doni!

"Sialan!..Aku akan membunuh kalian!"

Doni menerkam Reza.

sebagai gantinya, ia mendapat pemukulan brutal

oleh teman-teman Reza!

Akhirnya, Doni dibawa kembali ke kamarnya oleh

teman sekamarnya!

Berbaring di tempat tidur, Doni menutupi tubuhnya dengan selimut, sambil menangis.

"Kenapa? Kenapa mereka menggangguku dan

menginjak-injak harga diriku?! Kenapa ?!"

"Hanya karena aku miskin,mereka bahkan menganggap aku bukan siapa-siapa!"

Doni menahan sakit hatinya di balik selimut, menarik rambutnya dengan keras. Adegan Rio dan sinta masih berputar di kepalanya.

Tidak tahu sudah berapa lama dia menangis, akhirnya ia masuk ke alam tidurnya yang tenang.

**

Saat ia bangun keesokan harinya, tidak ada seorang

Pun di kamarnya. Doni tahu bahwa ketua kamar

pasti tidak ingin membangunkannya. Jauh lebih baik

tinggal di asrama daripada pergi ke kelas setelah

kejadian tadi malam!

la mengecek ponselnya, Doni melihat bahwa

dirinya telah menerima banyak pesan teks dan

panggilan tak terjawab.

Yang mengejutkan Doni adalah bahwa ini semua

dari nomor telepon tidak dikenal.

Ada juga pesan teks pemberitahuan bahwa ada yang mengirimkan uang ke akun banknya!

"[Bank of Dasia] Rekening anda dengan nomor akhir

10 memiliki saldo 10.000.005 Rupiah .."

Melihat rangkaian angka ini, kepala Doni berdengung, ia benar-benar tercengang.

Sepuluh juta!

Siapa yang mentransfer sepuluh juta untuk

dirinya?

Doni buru-buru menelepon bank untuk mengkonfirmasi, dan setelah pihak bank mengkonfirmasi transaksi itu benar, dia benar-benar kebingungan.

Saat itu, telepon berdering lagi.

Masih dari nomor telepon tidak dikenal.

Doni segera menjawab.

"Dek, apakah kamu sudah menerima uangnya?

"Aku kakakmu!" Sebuah suara yang akrab terdengar

di ujung telepon.

"Kakak! Apa yang terjadi? Bukankah kamu dan orang

tua kita masih banting tulang bekerja keras mengumpulkan uang di luar negeri, dari mana

datangnya uang sebanyak ini?"

Hati Doni kaget.

"Ehem, meskipun ayah kita berniat untuk menyembunyikan darimu selama dua tahun, tetapi

aku tahu bahwa kamu selalu di intimidasi di sekolah,

jadi kakak ingin menunjukkan kepadamu lebih awal,

keluarga kita itu sebenarnya sangat kaya, dan

keluarga Salman kita memiliki banyak bisnis. Apa

kamu tahu Afrika? 80% dari tambang emas dan

mineral minyak bumi di Afrika adalah milik kita!"

"Tidak termasuk di industri Dasia dan luar

negeri!".

Apa?!

Doni menelan ludah, jika bukan karena uang

sepuluh juta yang ada di rekeningnya ini, Doni

tidak akan percaya.

Dia benar-benar akan mengira kakaknya gila!

"Aku tahu kamu tidak percaya, Doni, terima saja

Pelan-pelan. Awalnya, kakak juga dibesarkan dengan

raya hidup orang miskin, tapi sekarang lambat laun,

aku mulai terbiasa dengan kehidupan orang kaya.

Ngomong-ngomong, aku mengirimkan paket berisi

beberapa barang untukmu, seharusnya sudah

Sampai di kampusmu, dan jangan khawatirkan

masalah uang."

"Aku tidak tahu berapa besar biaya hidup di Dasia

sekarang, kamu bisa menggunakan uang sepuluh

juta itu dulu, dan aku akan mengirimkan uang

lagi bulan depan!"

Setelah menutup telepon, suasana hati Doni tidak bisa tenang untuk waktu yang lama.

Dia telah terbiasa hidup menjadi orang miskin!

Tapi sekarang...

"Jadi aku adalah anak orang kaya?"

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!