NovelToon NovelToon
Burnt And Broken

Burnt And Broken

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Berondong / Selingkuh / Cinta Terlarang / Beda Usia / Pelakor
Popularitas:29.5k
Nilai: 5
Nama Author: Dewi Adra

Nathan Hayes adalah bintang di dunia kuliner, seorang chef jenius, tampan, kaya, dan penuh pesona. Restorannya di New York selalu penuh, setiap hidangan yang ia ciptakan menjadi mahakarya, dan setiap wanita ingin berada di sisinya. Namun, hidupnya bukan hanya tentang dapur. Ia hidup untuk adrenalin, mengendarai motor di tepi bahaya, menantang batas yang tak berani disentuh orang lain.
Sampai suatu malam, satu lompatan berani mengubah segalanya.
Sebuah kecelakaan brutal menghancurkan dunianya dalam sekejap. Nathan terbangun di rumah sakit, tak lagi bisa berdiri, apalagi berlari mengejar mimpi-mimpinya. Amarah, kepahitan, dan keputusasaan menguasainya. Ia menolak dunia termasuk semua orang yang mencoba membantunya. Lalu datanglah Olivia Carter.
Seorang perawat yang jauh dari bayangan Nathan tentang "malaikat penyelamat." Olivia bukan wanita cantik yang akan jatuh cinta dengan mudah. Mampukah Olivia bertahan menghadapi perlakuan Nathan?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dewi Adra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

DI ANTARA RAK- RAK KENANGAN

Sementara itu di kamar Nathan.

Dengan hati-hati, dokter melepas perban yang telah membalut tangan Nathan selama beberapa waktu. Saat lapisan terakhir terbuka, tampak bekas luka yang mulai memudar, meskipun masih terlihat jelas. Dokter memeriksa pergelangan dan jari-jari Nathan, menggerakkannya perlahan untuk memastikan bahwa semuanya baik-baik saja.

"Kau sudah bisa mulai menggunakan tanganmu, Nathan," ujar dokter dengan nada profesional. "Tapi ingat, jangan terlalu memaksakannya. Otot-ototmu masih butuh waktu untuk kembali kuat sepenuhnya."

Nathan menatap tangannya, membuka dan menutup jemarinya perlahan. Sensasi yang hampir ia lupakan kini kembali, meski masih terasa sedikit kaku. Ada perasaan lega di dalam dirinya.

Olivia, yang berdiri di sampingnya, ikut memperhatikan dengan cermat. "Jadi... dia bisa mulai beraktivitas normal lagi?" tanyanya.

Dokter mengangguk. "Secara bertahap, ya. Kau masih harus latihan ringan dulu, seperti menggenggam benda kecil, menulis, atau mengangkat sesuatu yang ringan. Jika terasa nyeri atau tidak nyaman, jangan dipaksakan. Aku akan tetap mengawasi perkembangannya."

Nathan menghela napas, lalu menggerakkan bahunya sedikit. "Berarti aku bisa kembali menggunakan tangan kananku?" tanyanya, nada suaranya terdengar ragu-ragu.

Dokter tersenyum tipis. "Itu tergantung seberapa cepat kau beradaptasi. Tapi untuk sekarang, jangan langsung mencoba sesuatu yang terlalu berat. Mulailah dengan sesuatu yang sederhana dulu."

Nathan mengangguk pelan, lalu menatap Olivia.

"Aku akan datang lagi minggu depan untuk mengecek perkembangannya. Tapi sejauh ini, kau sudah menunjukkan kemajuan yang luar biasa, Nathan."

Nathan tidak segera menjawab. Ia hanya menatap tangannya, seolah sedang

menimbang sesuatu di dalam pikirannya.

Charlotte tersenyum penuh haru melihat tangan Nathan yang kini sudah bisa digerakkan, meski belum sepenuhnya pulih. Ia berdiri di sisi ranjang, menatap anak lelakinya dengan tatapan hangat, lalu perlahan duduk di kursi di sebelah tempat tidur.

“Lihat dirimu sekarang,” ucapnya lembut. “Tanganmu sudah membaik… Ini semua berkat kesabaranmu, juga bantuan Olivia.”

Nathan hanya mengangguk pelan, menatap ke depan tanpa ekspresi jelas.

Charlotte lalu menyentuh punggung tangan Nathan dengan lembut. “Nak, kau tahu... aku senang sekali melihat kemajuanmu. Tapi ada satu hal yang belum kau lakukan.” Ia berhenti sejenak, memastikan Nathan mendengarkannya. “Kapan kamu siap untuk kembali ke rumah sakit? Untuk terapi lanjutan?”

Pertanyaan itu menggantung di udara. Nathan menunduk, kedua tangannya bertaut di pangkuannya. Matanya redup, dan raut wajahnya kembali berubah serius.

“Dulu kamu menolak... Aku tahu alasannya. Karena kecewa. Karena marah. Karena kamu merasa semuanya berakhir sia-sia,” lanjut Charlotte dengan suara yang tetap tenang. “Tapi sekarang keadaan sudah mulai berubah. Kamu pun sudah mulai berubah...”

Nathan masih tidak menjawab. Diamnya bukan karena tidak mendengar tapi karena hatinya belum bisa melawan bayangan luka yang masih tersisa. Dulu, rumah sakit bukan hanya tempat penyembuhan baginya, tapi juga tempat di mana ia merasa paling hancur, tempat ia menyadari bahwa mimpinya, kehidupannya, seolah direnggut dalam satu kecelakaan.

Charlotte menarik napas pelan, lalu berdiri sambil menepuk bahu Nathan pelan. “Pikirkan lagi, ya, Nak. Aku nggak akan memaksamu. Tapi ingat, kamu nggak sendiri.” Ia tersenyum lalu meninggalkan kamar itu dengan tenang.

Nathan tetap duduk di tempatnya. Dalam diamnya, matanya menatap jendela. Hatinya bergejolak. Ia tahu ibunya benar... Tapi keberanian untuk melangkah kembali belum sepenuhnya ia miliki.

Olivia berdiri tak jauh dari sana, membiarkan interaksi hangat itu terjadi tanpa gangguan. Ia bersandar pelan di ambang pintu, hanya mengamati dan mendengarkan. Senyum tipis menghiasi wajahnya saat melihat Charlotte begitu lembut menyentuh luka batin Nathan dengan kata-kata yang penuh kasih.

Baginya, ini adalah momen yang menyentuh. Charlotte bukan hanya seorang ibu, tapi juga sosok yang tak pernah lelah percaya bahwa anaknya akan kembali, tak hanya secara fisik, tapi juga jiwanya.

Dan dari semua yang diucapkan Charlotte... Olivia tahu, semuanya benar adanya. Nathan memang telah berubah. Ia sudah mulai lebih tenang, lebih terbuka, meskipun perlahan. Tapi masih ada luka yang belum selesai, ketakutan yang masih bersembunyi.

Ketika Charlotte keluar dari kamar, Olivia menyambutnya dengan anggukan kecil, memberi isyarat bahwa ia akan melanjutkan peran merawat Nathan.

Perlahan, Olivia melangkah masuk. Ia tidak langsung bicara, hanya mengambil kursi dan duduk di sebelah tempat tidur Nathan. Ia ingin Nathan tahu bahwa ia tidak harus bicara jika belum siap kehadirannya saja cukup untuk saat ini.

Dalam hati, Olivia berkata pada dirinya sendiri, Aku akan membantumu, Nathan... dengan caraku. Pelan-pelan, aku akan ajak kamu keluar dari ketakutan itu. Karena kamu pantas untuk hidup lagi, bukan sekadar bertahan.

Olivia melirik jam dinding di kamar Nathan, lalu menoleh ke luar jendela. Sinar matahari sudah tinggi, dan cahaya yang masuk ke dalam ruangan tampak lebih menyengat dibanding biasanya.

"Apa kamu mau keluar kamar, Nathan?" tanyanya pelan, suaranya lembut dan bersahabat. "Tapi sepertinya udaranya sudah terlalu panas kalau mau jalan-jalan pagi..."

Nathan menoleh sekilas, ekspresinya datar, tapi ada sedikit keraguan di matanya. Olivia pikir dia akan menolak seperti biasanya, tapi ternyata tidak.

"Aku mau keluar," ucap Nathan akhirnya. "Tapi... bukan ke taman. Kita ke perpustakaan saja."

Olivia sedikit terkejut mendengar permintaan itu. Sejak pertama kali ia merawat Nathan, belum sekalipun pria itu menyebut soal ruang baca pribadi yang kabarnya cukup lengkap itu. Tapi Olivia tahu, ini tanda baik, Nathan mulai membuka pintu-pintu yang selama ini tertutup.

"Baik," jawabnya sambil tersenyum, senang dalam diam. "Aku bantu kamu bersiap, ya."

Nathan mengangguk. Kali ini, tidak ada penolakan, tidak ada komentar tajam. Hanya sebuah keputusan tenang untuk melangkah ke ruang yang mungkin menyimpan banyak kenangan. Olivia tahu, ini akan menjadi langkah kecil menuju sesuatu yang lebih besar. Dan ia siap mendampinginya.

Begitu sampai di depan pintu kayu besar dengan ukiran klasik yang elegan, Olivia membantu Nathan membukanya. Saat daun pintu bergeser, aroma khas buku-buku lama dan kayu menguar pelan, menyambut mereka masuk ke dalam ruangan yang tenang dan teduh.

Olivia terpaku sesaat.

Ruangan itu luas, dinding-dindingnya dipenuhi rak tinggi yang dipadati oleh ribuan buku dengan berbagai ukuran dan warna. Sebagian besar tersusun rapi, sebagian lagi terlihat seperti baru saja dibaca dan diletakkan di meja baca atau sofa kulit yang menghadap ke jendela besar. Di sudut ruangan, ada sebuah tangga kecil untuk mengambil buku-buku yang berada di rak tertinggi.

“Wow...” gumam Olivia tanpa sadar. “Aku nggak pernah nyangka kamu punya tempat seindah ini.”

Nathan hanya duduk diam di kursinya, memandangi ruangan itu sejenak, lalu menggerakkan pandangannya ke arah rak-rak buku favoritnya.

“Kamu suka membaca?” Olivia bertanya sambil melangkah pelan, jari-jarinya menyusuri punggung buku-buku yang berbaris rapi.

Nathan menjawab tanpa menoleh, “Dulu. Sekarang... sudah lama nggak buka satu pun.”

Olivia berbalik memandangnya, matanya melembut. “Tapi kamu masih menyimpannya semua.”

Nathan mengangguk pelan. “Mereka bagian dari hidupku yang lain. Yang lama. Yang sebelum semuanya berubah.”

Olivia diam sejenak. Ia tahu, maksud Nathan adalah masa sebelum kecelakaan, sebelum kemuraman itu mengambil alih dirinya. Tapi ia juga tahu, jika hari ini Nathan mau kembali ke ruangan ini, berarti masih ada harapan.

“Kalau begitu,” ucap Olivia sambil mengambil satu buku dari rak, “mungkin kita bisa mulai dari satu halaman dulu. Siapa tahu, ‘hidup yang lama’ itu masih bisa diajak berteman.”

Nathan menatap Olivia lama, dalam, tapi tak berkata apa-apa. Hanya ada seulas senyum samar di ujung bibirnya. Senyum yang sangat langka.

1
Dwi Winarni Wina
Olivia membuktikan cintanya kenatnan dengan berani olivia mencium bibir nathan, nathan sampai terpana sentuhan lembut bibir olivia bagai sengatan listrik dan membuat jantungnya berdebar-debar.....

Erick jg merasakan sangat nyaman semenjak kehadiran wayan.....
Lutfi Alvian
Novel inii bgus knapaa yang like cmaa sedikit
Dee: Wah, terima kasih banyak ya sudah baca dan suka novelnya! Dukungan seperti ini bikin semangat nulis terus. Aku masih penulis baru, jadi komentar kayak gini benar-benar berarti banget. Jangan lupa juga baca karya-karyaku yang lain, ya...🙏🏻
total 1 replies
Dwi Winarni Wina
Nathan olivia sangat tulus mencintaimu dan ingin bersama Suka maupun duka, cinta tidak didapat dipaksakan nathan kasian olivia tidak mencintai erick....

nathan jgn siksa dirimu pantas buat olvia gak akan jd beban olivia....
Dwi Winarni Wina
Nathan ikut mengunjungi kampung halaman olivia, nathan terasa damai dan tenang pemandangan alam sangat indah dan msh asri...

nathan tanpa sadar meneteskan airmata dan olivia sampai paknik dan khawatir sm nathan....

nathan sangat membutuhkan olivia sll disampingnya dan tidak bs jauh dr olivia...
Olivia sll sabar merawat nathan dulu begitu arogan dan dingin, dgn tulus olivia menghadapi sifat nathan sangat galak...
Daniah A Rahardian
Ilustrasi yang sempurna... sampai aku ngebayangin dengan imajinasiku sendiri seolah begitu menyentuh, keren abis lanjut..💯
Daniah A Rahardian
So Sweet🥰🥰
Dwi Winarni Wina
Tanpa sadar erick dan wayan saling jatuh cinta, kehadiran wayan membuat hati erick sangat dan menghangat...

apalagi wayan sangat perhatian sekalian sm erick tentu hal kecil seperti membuatkannya erick sarapan dan makan malam menunggu kepulangan erick...

wayan bagai istri erick aja pdhal sangat cocok skl erick sm wayan smg erick sm wayan berjodoh....

Nathan berjodoh sm olivia krn nathan dan olivia saling mencintai...
Dwi Winarni Wina
Semangat2 kak ditunggu updatenya lagi, berharap nathan jadian sm olivia kayak saling mencintai, erick jadian sm wayan sangat cocok skl....
Dwi Winarni Wina
wayan sangat membutuhkan pekerjaan part time membiayai hidupnya, nathan memberikan kesempatan kpd wayan bekerja...

Nathan knp jg mencintai olivia hrs menyarankan pacaran sm erick, drpd tersiksa melihat olivia jadian sm nathan pasti hati ya sangat sakit...
Dwi Winarni Wina
Erick emang lagi sibuk didunianya disisi lain tertarik sm olivia dan sisi lain punya perasaan pd Wayan tmn masa kecilnya....

Ayo erick mantapkan hatimu mencintai olivia/wayan,filling akuh sih erick lbh cocok sm wayan krn mengenal wayan dr kecil....
mungkin sm olivia sebatas kagum/obsesi aja erick.....
Reni Setia
semangat up ya thor makasih
Daniah A Rahardian
Wah, adegan Erick dan Wayan bikin deg-degan! Tapi aku tetap tim Nathan & Olivia. Chemistry mereka pelan tapi dalam. Nathan memang sedang kehilangan kepercayaan diri, tapi justru dari situ hubungan mereka bisa tumbuh kuat. Aku yakin Olivia bisa jadi cahaya dalam kegelapan Nathan. Semangat terus author, ceritanya bikin baper maksimal!
Dwi Winarni Wina
Erick berdekatan sm wayan jantungnya berdebar deg-degan dan tanpa diduga keduanya berciuman sangat menikmati, tanpa dicari erick dan wayan ada rasa.....

Author erick dan wayan kayaknya cocok dan smg berjodoh....
biar olivia bersama nathan keduanya saling mencintai nathan dan olivia,krn kondisi nathan lumpuh nathan tidak percaya dan takut jd beban olivia...
Dwi Winarni Wina
Nathan mencintai olivia sebaiknya jujur aja drpd menyakiti diri sendiri, olivia sangat mencintaimu....

Olivia tidak bahagia bersama erick anggap sekedar sabahat aja,
Reni Setia
maaf, mau nanya thor kenapa cerita percintaan mereka masih stuck di tempat tak ada solusi padahal ini di episode 69 ya,, apa nanti sad ending
Dee: Halo Kak, terima kasih sudah membaca sampai episode 69! Memang ada momen di mana cerita terasa seperti "stuck", tapi ini bagian dari pengembangan karakter mereka. Aku janji, solusi dan kejutan besar sudah menunggu di depan. Endingnya? Wah, lebih baik disiapkan hati, ya. Terus ikuti ceritanya ya!
total 1 replies
Dwi Winarni Wina
Nathan dalam hatinya terbakar api 🔥🔥🔥 cemburu melihat erick dan olivia berkencan dinner....
Nathan knp hrs membohongi diri sendiri sangat mencintai olivia, olivia tidak akan bahagia anggap erick hanya tmn aja...

cintanya olivia sangat tulus kenathan, nathan krn lumpuh aja tidak pede bingit...
Dwi Winarni Wina: baik kakak ditunggu updatenya lagi jgn lama2.....
Dee: Iya, Nathan terlalu sibuk menyangkal perasaannya sendiri. Cemburu tapi nggak berani ngaku, klasik banget, ya.
Cinta itu memang rumit, apalagi kalau ditambah rasa rendah diri. Kasihan Nathan, padahal Olivia sangat tulus mencintainya.

Ok, terus simak kelanjutannya...📖✨
total 2 replies
Dwi Winarni Wina
Erick punya filling nathan dan olivia saling mencintai tp itu baru dugaan erick aja,erick sll memperhatikan tatapan olivia kenathan penuh dgn cinta dan sll happy membuat dadak erick sesak....

Erick sebaiknya sm wayan tmn masa kecil dan saling mengenal, olivia cintanya hanya tuk nathan.....
Dwi Winarni Wina
Smg wayan jodohnya erick dan kayak sangat cocok bingit erick dan wayan,filling erick Olivia ada rasa sm nathan sikapnya sll ceria didepan nathan dan tatapannya mata olivia penuh cinta kpd nathan...
Dwi Winarni Wina: Erick sering memperhatikan olivia sangat perhatian sm nathan filling ada suatu antara nathan dan olivia....
Dee: Hmm... apakah perasaan Erick pada Wayan hanya sebatas perhatian? Atau ada sesuatu yang lebih dalam? Dan apakah benar Erick sudah menyadari perasaan Olivia pada Nathan? Terkadang, apa yang terlihat di permukaan tak selalu mencerminkan isi hati sebenarnya. Tunggu kejutan selanjutnya!
total 2 replies
Dwi Winarni Wina
Olivia banyak mengajar nathan setiap kesabaran dan ketulusan nathan yg skrg berubah jd lembut dan tidak kejam lagi seperti dulu, kehadiran olivia sangat berarti buat nathan....
ros
lanjut 💪
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!