Tak mau anaknya tumbuh menjadi mafia, Erika nekat pergi meninggalkan Ervan, suaminya sendiri. Mengingat sang suami adalah ketua mafia yang paling ditakuti dan kejam.
Demi sang anak, Erika rela meninggalkan kehidupan mewah dan dunia gelapnya. Namun kaburnya Erika tentu tak lepas dari perhatian Ervan. Karena itu, Erika beberapa kali harus berpindah-pindah tempat tinggal untuk menghindari kejaran sang suami.
Suka dan duka dilalui Erika. Hidup di luar dari kebiasaannya tidak mudah. Apalagi saat dia harus bekerja di bawah pimpinan orang. Alhasil Erika mencoba membuat usaha. Ia pergi ke desa dan membeli lahan luas di sana. Erika memutuskan bercocok tanam buah dan sayuran sebagai mata pencaharian baru.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Desau, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 35 - Menjalankan Rencana
Ethan mendatangi Anne ke rumah. Dia mengajak wanita itu bicara. Untungnya Anne bersedia membantu Ethan. Mengingat Anne juga salah satu korban kejahatan Sullivan. Jadi dia tidak perlu berpikir dua kali untuk membantu Ethan. Anne bahkan berharap rencana Erika berhasil.
Kini kamera sudah berada di tangan Anne. Nanti saat pergi ke rumah Sullivan dia akan langsung memberikannya pada Viona.
Kedatangan Anne ke rumah Sullivan tentu untuk bekerja. Ia memanfaatkan waktu itu untuk menemui Viona.
Diam-diam Anne berjalan menyusuri rumah Sullivan. Ia mengedarkan pandangan kesana kemari karena mencoba mencari Viona.
Segala tempat di periksa Anne. Sampai akhirnya dia melihat Viona ada di balkon. Wanita itu sedang duduk sambil menikmati teh dan kue gula di sana.
Sebelum bicara, dia harus memikirkan cara agar benda yang dirinya berikan pada Viona tidak ketahuan. Mengingat selalu ada dua pengawal yang selalu menjaga Viona.
Anne lantas mengambil sebuah buku dari lemari. Dia akan menjadikan buku itu sebagai alasan untuk bicara dengan Viona.
"Permisi, Nyonya..." imbuh Anne.
"Ya?" Viona mengerutkan dahi.
"Ini buku yang anda mau kemarin," kata Anne seraya menyodorkan buku sekaligus kamera di baliknya.
"Buku?" Viona awalnya bingung. Namun setelah menyentuh kamera yang diberikan Anne, dia langsung mengerti.
"Terima kasih, Anne!" ucap Viona. Tangannya sigap memasukkan kamera ke dalam kantong.
Merasa sudah melakukan tugasnya, Anne segera beranjak dari balkon.
Sementara itu, Viona penasaran dengan kamera yang diberikan Anne tadi. Ia lantas pergi ke kamar untuk memeriksanya. Saat di kamar sendiri, dua pengawal yang menjaga Viona tidak dibolehkan ikut masuk. Jadi Viona aman selama memeriksa kamera di sana.
Pupil mata Viona membesar tatkala melihat kamera berukuran kecil di tangannya. Tertulis juga nama Erika di secarik kertas kecil yang ditempelkan di sana.
"Sekarang saatnya akau melakukannya," gumam Viona bertekad. Ia berpura-pura tidur siang di kamar. Padahal diam-diam Viona keluar lewat jendela.
Viona sengaja mengenakan topi dan masker agar wajahnya tidak terlihat. Ia langsung beraksi saat itu juga. Viona berniat merekam semua warga desa yang dipaksa bekerja di bawah tekanan Sullivan.
Memang semua lahan di desa Lotuscia bukan milik Sullivan. Namun semuanya telah dia ambil sepenuhnya. Para warga desa bahkan Sullivan perbudak dengan semena-mena. Mereka hanya mendapatkan keuntungan 5% atas kebun yang dikelola. Parahnya Sullivan tidak segan-segan melakukan tindakan kekerasan pada warga yang berani melawan.
Sekarang Viona telah tiba di kebun. Dia mulai merekam kegiatan di sana. Sesekali Viona juga menyuruh beberapa warga bersaksi di dalam rekaman.
...***...
Ethan baru saja kembali ke penginapan. Kedatangannya disambut oleh Erika yang telah lama menunggu. Perempuan itu datang dengan menggunakan motor yang telah dirinya perbaiki.
"Kau kenapa ada di sini?" tukas Ethan.
"Tentu saja ingin mengajakmu membantu Viona. Dia tidak bisa melakukannya sendiri bukan?" Erika mengeluarkan dua buah kamera lain yang dirinya miliki. Ia kemudian menyerahkan salah satu kamera pada Ethan.
"Kebetulan aku baru menemukan kamera lainnya setelah kau pergi. Ayo kita keliling desa dan rekam hal-hal yang bisa dijadikan bukti kejahatan Sullivan!" ujar Erika antusias.
Ethan tersenyum miring. Dia langsung setuju dengan rencana Erika. Sungguh, Ethan semakin menyukai Erika. Perempuan tersebut pantang menyerah, kuat dan penuh semangat. Akhir-akhir ini bahkan jantung Ethan sering berdebar saat berada di dekat Erika.
'Sial! Apa aku jatuh cinta dengan janda?' Ethan membatin sambil melirik Erika yang tampak menaiki motornya.
feeling aku sih masih hidup dan entah sekarang ada di suatu tempat mungkin... kalau enggak lagi dalam masa penyembuhan...
mau kemana coba... anak buah udah pada dibantai sama evan
Penasaran akan tindakan Erika menyelesaikan masalah anak² 🤔💪
syukurlah.....
emang cinta itu rumit ya... kita nggak bisa milih mau jatuh cinta ke siapa...🥰🥰🥰