KESAYANGAN TUAN MAFIA

          Satu minggu sudah Alice dan Rega berada di rumah sakit keduanya sama-sama koma, akibat ke jadian itu Nyonya Kamila dan tuan Juan meminta Cantika kembali sebab Alicia membutuhkan transfusi darah dan golongan darah yang sama dengannya milik Cantika.

        "Bagaimana keadaan Alicia, Can!?", tanya seorang Pria yang tengah duduk di ruang tungu.

      " Belum tau", jawabnya dingin. Entah mengapa Cantika merasa kecewa sebab faktanya pria yang dulu bergelar suami nya kini menjadi suami adiknya.

      "Maaf!?", ucap tuan Angga menunduk.

    " Untuk?", jawab nyonya Cantika dengan alis mengerut, dia masih belum paham dengan situasi saat ini.

     Untuk apa mas Angga minta maaf?, nyonya Cantika bertanya dalam hati.

       "Aku sudah tau semuanya, Cantika Zayana bukan lah selingkuhan ku, bahkan aku ingat saat kecelakaan itu kita baru saja pulang menemui adik mu Citra yang sayangnya saat ini sudah menjadi istri ku, aku gak tau bagaimana itu terjadi tapi aku merasa berdosa karna terakhir bertrmu Alicia aku menampar bahkan tak mengakui dia sebagai anak ku, aku menyesal maafkan aku Can"

     Deg

     Sunguh ungkapan dari tuan Angga membuat nyonya Cantika membeku, dia pikir lelaki yang masih menjadi suaminya ini masih sama seperti sebelum nya tak mengingat dirinya bahkan tak ingat dengan anak-anaknya.

       "Bisakah aku meminta satu hal pada mu mas!?", ucap nyonya Cantika, keadaan rumah sakit yang cukup sepi karna masih keadaan di malam hari membuat keduanya memutuskan untuk menuntaskan kisah masalalu.

      " Apa pun itu, selagi aku bisa mengabulkannya akan aku usahakan", jawab tuan Angga sekenanya.

     "Bisa kah kau bebas kan aku dari semua ini, cukup kita menjalani hari-hari seperti saat ini, cukup mengenal tanpa melibatkan hati, aku sudah terbiasa tanpa mu"

        "Maksudnya?", kini gantian tuan Angga lah yang tak paham maksud dari kata-kata Nyonya Cantika.

       " Bebaskan aku dalam artian Ceraikan aku dan anggap lah kita hanya sebagai untaian masalalu"

      Deg

Apa tak bisa aku memiliki mu lagi Can, aku memang bodoh hinga aku melupakan mu untuk sesaat, tuan Angga hanya bisa menyesali segalanya.

     Dia ingin egois dengan niatan merai cinta dari istri yang terlupakan, sakit rasanya sunguh tuan Angga merasa sakit bukan hanya hati nya yang sakit tapi juga raganya karna kenyataan yang dia terima membuat tuan Angga menghabiskan rasa kecewanya di area tinju, namun permintaan yang keluar dari mulut wanita yang dia cintai bagaikan hantaman ribuan ton bebatuan. Dengan satu tarik kan nafas dan hati yang hancur tuan Angga mengangkat tangan nya dia letak kan di atas kepala nyonya Cantika, dengan nafas berat dan suara isak tangis beliau mengucap kan kata talak, nyonya Cantika sendiri sudah meneteskan air matanya bahkan sampai segugukan.

        "Maaf kan Mas Can", ucap tuan Angga lirih.

     " Semua sudah berlalu mas, aku harap mas akan selalu membahagiakan Citra bagaimana pun dia satu-satunya saudara ku yang tersisa", sahut nyonya Cantika memberi sedikit nasehat.

      "Lalu dimana putra kita, Can? Bukannya dulu kau hamil anak kembar?", tuan Angga bertanya sebab dia penasaran kenapa hanya Alicia yang menemuinya.

        "Dia tinggal bersama rekan ku dulu yang sekarang menjadi pemimpin salah satu organisasi", jawab Nyonya Cantika seadanya, toh memang sejak usia 2 tahun anak laki-lakinya dia serahkan pada rekannya bukan karna tak sayang namun kala itu ke beradaannya tengah di cari oleh sekelompok pembunuh bayaran hingga dengan berat hati Cantika membuat saudara kembar itu terpisah.

        Tanpa keduanya sadari ada seorang pemuda yang mendengar percakapan mereka dari saat tuan Angga menjatuhkan talak hingga fakta bahwa Alicia memiliki saudara kembar laki-laki.

        Al mempunyai saudara kembar? Kok aku gak pernah denger? Terus siapa saudaranya?, pemuda itu sangat lah di buat penasaran entah mengapa dia yang biasa dingin dan cuek merasa terusik dengan obrolan keduanya.

Sementara di markas blue eagle Arzan sedang mengintrogasi penyusup yang telah dia dan anak buahnya tangkap.

Plaaaakkkk

Cetaaaasssssss

Buggggggg

Arzan benar-benar menumpahkan rasa dendamnya pada para penyusup yang melukai adik dan adik iparnya, rasanya dia benar-benar ke colongan, padahal di dan sang ayah sudah menyusun strategi yang cukup matang.

"AS!? Kalian dari organisasi pembunuh bayaran?", Ya Arzan baru saja melihat tanda yang berada betis kaki para penyusup ada tulisan inisial 2 huruf yang tertulis di sana.

Bruuuuukkkkk

"Urus sisanya", perintah Arzan pada anak buah blue eagle, dia meninggal ruangan bawah tanah dia harus menemui sang ayah untuk memperjelas sesuatu.

...****************...

Cetaaasssss...... Cetaasssssss

" Dasar tak tau diri, tak tau di untung, menj*jik kan", teriak pria paruh baya yang menatap murka ke arah gadis yang saat ini tengah terikat di sebuah kursi.

BRAAAAKKKK

Gadis itu masih juga bungkam padahal seluruh tubuhnya sudah di penuhi d*rah, bahkan saat ini dia sudah tergeletak walau masih terikat di kursi.

"Kami gak nyangka kau setega itu, Dev!", seru salah seorang rekannya.

" Padahal Al sangat menjaga mu, bahkan selalu memprioritaskan mu dari pada dirinya sendiri, tapi sungguh tega kau malah menjadi duri di dalam daging", sahut pemuda yang menatap nanar ke arah rekannya.

"Kalian tau apa? Hah!? Kami hidup di tempat yang sama awalnya aku kira aku akan bersama dengannya terus, tapi dia melupakan ku, bahkan setelah dia menikah dia menjaga jarak dari ku", sahut gadis itu dengan suara lirih.

Biyyuuuurrrrr

" Cuci bersih otak mu, sudah berulang kali aku katakan kau tak akan bisa menandingi Al, tidak kau sadar sebenarnya Al sudah tau bahwa kau lah pelaku ketika kita menjalani misi terakhir, tapi Al diam dia memilih menjaga jarak sebab tak ingin menyakiti mu, dasar otak dan hati mu yang bus*k sehinga kau selalu merasa tersaingi oleh Alice", teriak pria itu berang.

Deg

"Whattt!!?? Jadi yang nyerang Alice di hotel saat itu dalangnya juga kau Dev? Gila", teriak pria yang baru saja masuk, ya dia lebih dulu menemui Alice di rumah sakit baru lah kembali ke markas, tapi betapa kagetnya dia saat mendengar fakta yang membuat ubun-ubunnya terasa mendidih.

"Tris, kamu dari mana?", tanya sang ayah yang sedari tadi masih mencoba menangkan emosi di hatinya.

"Dari rumah sakit", jawabnya singkat dia masih penasaran dengan info yang di berikan oleh Dilon, bahwa yang menembak Alicia ternyata Devina salah satu angota tim mereka.

" Coba jelas kan apa maksud ucapan mu tadi Dil", ucap Tristan menatap Dilon lekat.

"Aku tak sengaja melihat dia keluar dari pesawat saat kau bilang tak ikut pulang ke sini, awalnya aku kira dia menyusul mu, ternyata tebak kan salah dia bekerja sama dengan anak tuan Yazka untuk melukai Alice, sayangnya saat aku datang pertarungan sudah selesai, hingga aku hanya diam dan memperingatkan dia, Alice tau akan hal itu namun meminta ku untuk diam", jawab Dilon seadanya.

Plaaaakkkkk....

"Dasarnya anak jal*ng, tetap saja jal*ng", ucap pria paruh baya itu, dia pergi drngan perasaan yang bercampur aduk.

Yakin kalau Emaknya tau kalok yang nyelakai anaknya itu gadis ini pasti bakalan ngamuk, padahal dia udah berbaik hati membiarkan Al berteman dengan anak dari rivalnya, eh... Gak tau nya sifatnya sama seperti mama kandungnya, IRI HATI.