NovelToon NovelToon
Hadiah Jodoh

Hadiah Jodoh

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Nikahmuda / Cinta Seiring Waktu / Slice of Life
Popularitas:7.9k
Nilai: 5
Nama Author: PERMATABERLIAN

Bagaimana jadinya saat tiba - tiba ibumu menanyakan saat ini berapa umurmu dan menawari hadiah ulang tahunmu yang ke 21 dengan hadiah jodoh?.

"Nis, Nisa sekarang umurmu berapa?." Tanya Dewi tiba-tiba saat masuk kamar putrinya. Nisa yang ditanya sang ibu pun langsung menjawab tanpa menaruh kecurigaan sedikitpun karena memang sang ibu terkadang sangat random. " Dua puluh tahun sebelas bulan ".

" Berarti sudah boleh menikah, hadiah ulang tahunnya jodoh mau? "Jawab sang ibu yang membuat Nisa kaget dan langsung tertawa.
Nisa yang sudah hafal betul tentang kerandoman ibunya pun berniat meladeni pembicaraan ini yang dia kira adalah candaan seperti yang sudah sudah.

" Boleh... Asal syarat dan ketentuan berlaku, yang pertama seiman, yang kedu-".Belum selesai Nisa bicara dia mendengar ibunya sudah tertawa lepas yang membuat Nisa juga ikut tertawa dan langsung pergi dari kamar putrinya.

Tanpa Nisa ketahui bahwa yang ia anggap candaan itu adalah sesuatu yang serius.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon PERMATABERLIAN, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

35.

Usia kehamilan Ami saat ini telah memasuki bulan ketiga saat pagi itu ia baru menyadari bahwa kini perutnya sudah sedikit membuncit saat sedang bercermin.

Ami baru menyadari perubahannya itu karena selama dua minggu ini ia terlalu sibuk dengan pekerjaannya, sebab semenjak Yuda yang mengantarkannya periksa kandungan diakhir pekan hingga saat ini Ami dan Yuda belum pernah kembali bertatap muka karena Yuda yang harus turun langsung ke kantor cabang untuk menyelesaikan masalah disana bersama Dio.

Ami sendiri dikantor pusat dilimpahi semua tanggungjawab yang ada selama Yuda dan Dio belum kembali dari kantor cabang sehingga dirinya sangat sibuk dan sejenak melupakan dirinya yang saat ini sedang berbadan dua.

Sembari terus menatap perutnya yang kini mulai membuncit, Ami mengelus perutnya dengan penuh kelembutan dan kasih sayang.

Ami bersyukur karena sepertinya anak yang ia kandung ini sangat mengerti akan kondisinya, sebab selama Yuda tidak ada mual dan muntah yang ia rasakan tidak terlalu parah seperti saat-saat awal ia baru saja mengetahui akan kehamilannya.

"Kamu tahu ya ayahmu sedang jauh dari kita sehingga kamu tidak rewel." ucap Ami mengajak anak yang berada didalam kandungannya berbicara.

"Ibu tidak tahu ayahmu akan pulang kapan, jadi selama itu ibu mohon kerja samanya ya." sambung Ami lagi yang kini senyumannya kembali terbit setelah beberapa waktu lamanya senyum itu telah hilang dari wajahnya.

Walaupun kehamilan yang Ami jalani saat ini adalah karena sebuah kesalahan, tetapi Ami merasa bahwa kehamilan ini seharusnya ia syukuri sebab banyak di luar sana orang-orang yang mungkin ingin di posisinya saat ini.

Apalagi lama-lama ia juga merasa sangat menyayangi anak dalam kandungannya, ia tidak tahu kapan rasa sayang itu tumbuh karena mungkin ini adalah ikatan antara ibu dan anak.

Dan jangan tanya kepada Ami kapan ia akan menyayangi ayah dari anaknya ini karena Ami sendiri pun tidak akan pernah tahu kapan waktunya, sebab dalam benaknya Ami telah menanamkan pemikiran bahwa ia tidak boleh membawa-bawa perihal perasaan dalam pernikahan atas tanggungjawab ini.

*

*

Jam dikantor sudah menunjukkan pukul empat sore saat Ami merasakan perutnya terasa perih, dan setelah dipikir-pikir Ami baru ingat bahwa dirinya yang melewatkan makan siangnya sebab tadi menunda dan berakhir lupa hingga kini perutnya terasa perih.

Sembari menelungkupkan kepalanya diatas meja Ami memegang perutnya yang terasa perih itu berharap nyeri yang ia rasakan segera hilang dan jika sudah mendingan barulah ia berniat mencari makanan untuk mengisi perutnya walaupun sudah terlambat karena kini maagnya telah kambuh.

Masih dalam posisi yang sama yang memegangi perutnya Ami tiba-tiba saja dikejutkan dengan suara yang bertanya kepadanya dengan nada panik yang sangat kentara.

"Ami kamu kenapa? Apa perutmu sakit?"

"Ah Bapak sudah pulang."ucap Ami sambil mengangkap kepalanya sehingga kini is dapat melihat Yuda yang kini berasa disebelahnya.

"Apa kita perlu kerumah sakit sekarang?" tanya Yuda lagi karena pertanyaannya tadi tidak digubris oleh Ami.

"Tidak perlu Pak, saya hanya maag tidak perlu kerumah sakit segala."

"Maag?" tanya ulang Yuda untuk memastikan.

"Iya Pak maag, saya tadi melewatkan makan siang saya."

"Apa selama saya tidak ada kamu sering melewatkan waktu makanmu seperti ini?" tanya Yuda kepada Ami yang seperti seorang ayah yang sedang mengintograsi anaknya.

Melihat raut muka Yuda yang awalnya kawatir kepadanya dan berubah menjadi kesal, Ami tidak menjawab pertanyaan Yuda karena jika ia jawab Ami yakin seratus persen jika Yuda pasti akan marah kepadanya sebab ia memang sering melewatkan waktu makannya karena pekerjaannya yang banyak dan harus segera selesai itu.

Tidak mendapat jawaban atas pertanyaan yang ia lontarkan, Yuda jadi yakin jika Ami memang sering melewatkan waktu makannya selama ia tidak ada.

"Dio siapkan surat pemecatan kepada Ami segera." perintah Yuda kepada asistennya.

"Saya salah apa Pak hingga saya dipecat?" tanya Ami yang tidak Terima atas pemecatan yang dilakukan secara sepihak oleh Yuda karena ia merasa tidak melakukan kesalahan apapun.

"Salah kamu adalah terlalu rajin bekerja dan melupakan kesehatan diri sendiri." jawab Yuda yang masih kesal kepada Ami.

"Bapak tidak bisa sewenang-wenang kepada saya begini ya Pak, Bapak lupa jika Bapak memecat saya sebelum masa perjanjian selesai berarti Bapak harus memberi kompensasi kepada saya sebanyak sisa waktu kontrak kerja."

"Dio siapkan juga kompensasi untuk Ami sebanyak sisa masa kerjanya." tidak menjawab perkataan Ami secara langsung tetapi dengan Yuda yang memberi perintah kepada Dio hal itu cukup menjelaskan jika Yuda siap membayar biaya kompensasi yang harus ia berikan kepada Ami sebab pemecatan yang ia lakukan.

Mendengar Yuda yang dengan mudahnya memilih membayar uang kompensasi Ami hanya dapat melongo mendengarnya sebab ingin protes juga percuma pikirnya.

"Dan untuk Anda nona Ami mulai besok Anda dirumahkan dan Anda dibebaskan dari semua tugas yang ada." ucap Yuda yang sepertinya belum puas memarahi Ami.

Niat hati ingin mampir sebentar kekantor pusat setelah selama dua minggu sibuk dikantor cabang nyatanya Yuda malah berakhir memecat salah satu karyawannya yang sangat rajin bekerja ini.

"Ayo kita cari makan." ucap Yuda yang secara tidak langsung mengajak Ami untuk makan bersama.

"Tapi Pak ini belum jam pulang kantor." jawab Ami yang belum sadar jika sejak tadi ia sudah menguji kesabaran Yuda.

"Anda lupa nona AMI jika perhari ini Anda sudah dipecat."ucap Yuda yang memberi penekanan saat mengucapkan nama Ami.

Diingatkan atas posisinya saat ini yang bukan lagi menjadi karyawan membuat Ami mengikuti saja apa mau Yuda, karena Ami menganggap jika ia sedang mengikuti apa kata suaminya.

"Bisa jalan sendiri?" tanya Yuda yang kini rasa kesalnya sudah hilang dan digantikan sifat penuh perhatiannya.

"Sebentar marah sebentar baik, dasar orang tua." cibir Ami dalam hati akan perubahan sikap Yuda kepadanya yang mudah sekali berubah-ubah.

"Bisa." jawab Ami singkat yang kini ikut sebal kepada Yuda dan memilih untuk mendahului Yuda.

"Aku sudah benar kan Dio memecatnya?" tanya Yuda kepada Dio meminta pendapatnya saat Ami sudah berjalan sedikit jauh darinya.

"Sudah benar bos, masak istri sendiri dibiarkan bekerja saat sedang hamil suami macam apa itu."

"Kamu nyindir saya?"

"Mana berani bos saya menyindir Anda." elak Dio padahal kenyataannya ia memang menyindir Dio yang tetap membiarkan Ami bekerja padahal sedang mengandung anaknya.

"Sudah ayo jalan keburu maag Ami semakin parah nanti dan anak saya kenapa napa."

"Cih sombong amat yang mau punya anak, saya juga sudah punya kali bos." cibir Dio dalam hati.

1
ZUNAYIRA
mungkin jadi alasan buat baca lagi ginih manh
ZUNAYIRA
makin seru
Greenindya
iya bnr setelah menikah malah pusing mikirin bayar utang bukan mikirin masa depan rumah tangga apalagi setelah nikah langsung dikasih momongan makin aja pusing mikirin hutang mikirin biaya anak
Greenindya
setuju banget ini
ZUNAYIRA
lumayan seru lanjut baca
ZUNAYIRA
aku suka
ZUNAYIRA
aku suka nopel inih bagus
EelisazasileE
cocok untuk yang suka konflik-konflik ringan
Berlian
cerita dengan konflik-konflik ringan
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!