Sejak kecil Naura tinggal bersama dengan asisten Ayahnya bernama Gilbert Louise Tom, membuat Naura sedari balita sudah memanggilnya "Dady".
Naura terus menempel pada laki-laki yang menyandang gelar duda tampan dan kekar berusia 40 tahun. Diusianya yang semakin matang laki-laki itu justru terlihat begitu menggoda bagi Naura.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sopi_sopiah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 8
Musuh itu menyumpahi Gilbert jika sampai dia melakukan itu pada tunangannya.
"Jika kau tidak mau itu terjadi, maka bekerjasama denganku dan berikan informasi yang aku butuhkan!"
Hal yang sama dilakukan oleh Gilbert untuk mengancam satu orang lagi musuhnya, agar mau bekerja sama! Jika dia tidak mau, maka istri dan anaknya yang masih bayi akan group Limson singkirkan.
Sebenarnya Gilbert ingin menyusul Naura, tapi dia masih harus mengorek informasi dari dua musuhnya ini! Secara Naura tadi tiba-tiba terlihat seperti kesal dan marah padanya.
"Kapan markas itu tidak begitu ketat dijaga?"
Mereka berdua tetap diam dan belum mau membuka mulut!"
"Cepat bawa orang-orang terkasih mereka kesini, agar mereka berdua ini mau buka mulut!" pada salah satu anggota group Limson.
"Baik Tuan, beberapa sudah berangkat untuk membawa anggota keluarga mereka kesini!" ujar salah seorang anggota group Limson.
"Tuan, aku mohon jangan sakiti istri dan anakku Tuan!" musuh mulai panik.
"Kalau begitu buka mulut mu, dan katakan!"
"Aku akan mengatakan apa yang ingin kau tau, tapi jangan sentuh calon istriku!"
"Aku tidak janji, tergantung sebaik apa kau bekerja sama denganku," ujar Gilbert.
"Kediaman Tuan Jazz akan longgar penjagaannya ketika mereka selesai mengirimkan barang dalam jumlah besar, biasanya mereka akan mengadakan party bersama para wanita dan itu dilakukan di 3 tempat, satu di kediaman Tuan Jazz, satu di markas Tuan Jazz, dan satu lagi di vila milik Tuan Jazz!"
"Benar itu Tuan, mereka otomatis akan berpencar ketika itu! Jadi kau bisa menyerang kediaman Tuan Jazz, dengan anggota group Limson sebanyak ini dia pasti akan kewalahan!"
"Kapan mereka mengirimkan barang?"
"Barang selesai di produksi dua Minggu lagi, sehari setelah itu akan langsung dikirim dan malamnya pesta dimulai!"
"Oke!" setelah berhasil mengorek informasi dari kedua musuh itu, Gilbert segera pergi meninggalkan ruang bawah tanah.
Setelah itu Gilbert langsung menuju ke lantai paling atas di markas itu untuk menemui Naura!
"Tuan, bagaimana dengan dua tawanan kita?"
"Habisi keduanya!" ujar Gilbert.
"Baik Tuan!"
Tanpa belas kasihan Gilbert memerintahkan pada anggota group Limson untuk menghabisi kedua musuh yang sudah memberinya informasi.
Sebelum menyusun rencana, Gilbert hendak menemui Naura dulu! Entah kenapa baru ditinggal sebentar oleh Naura, Gilbert merasa tidak bersemangat.
Setibanya dilantai atas markas itu, Naura terlihat sedang duduk dikursi tempat ketua dulu biasanya duduk.
"Ikutlah, Dady akan mengajak mu makan diluar!"
"Makan diluar saja sana dengan wanita yang akan Dady jadikan budak ranjang Dady," ketus Naura sambil membuang wajahnya.
"Itu hanya ancaman Nola, Dady tidak berniat seperti itu!"
"Bohong, belasan tahun menduda Dady pasti sudah menginginkannya bukan? Kenapa harus dengan wanita lain, kalau bisa dengan Nola?"
Terus terang makin kesini Naura semakin berani dalam mengungkapkan perasaannya pada Gilbert!
"Nola, apa maksudmu?"
Naura pun berdiri menghampiri Gilbert, lalu mendekatkan wajahnya dengan wajah Gilbert.
"Dady bilang kekasih dari musuh kita cantik? Sampai-sampai Dady mau menjadikan dia budak ranjang, Nola bisa kok Dady menjadi budak ranjang bagi Dady,"
"Hentikan Nola, kau itu putri Dady jangan pernah bicara seperti itu!"
"Apa memang Dady tidak tertarik pada tubuhku?" Kedua tangan Naura memegangi pipi Gilbert.
"Nola, sudahlah jangan bicara ngawur! Ayo kita pergi!"
Tapi yang dilakukan Naura adalah mencium pipi Gilbert, bahkan ciuman itu nyaris menyentuh bibir Gilbert.
"Nola jangan terus memancing Dady!"
Gilbert mengangkat tubuh Naura lalu mendudukkannya dimeja! Dengan kasar Gilbert membuka kedua pangkal paha Naura lalu mendekatkan wajahnya pada Naura.
Mendapatkan balasan atas sikapnya justru membuat nyali Naura malah ciut dihadapan Gilbert saat ini.
"Dady mau apa?"
"Kenapa? Kau takut Dady melakukan sesuatu pada mu?" Gilbert terus mendekati wajah Naura yang kian bergerak mundur.
"Dad, menjauhkan!" Naura mendorong dada bidang Gilbert.
Tapi yang dilakukan Gilbert adalah menarik kedua tangan Naura lalu meletakkannya dibelakang kepala Naura sendiri.
Posisi seperti ini membuat Naura gelagapan dan tidak bisa bernafas secara teratur.
"Dad, lepas!"
"Kau selalu menguji pertahanan Dady kan? Sekarang bagaimana kalau Dady melakukan sesuatu padamu? Kita lihat apakah kau akan menolaknya?"
Bibir Gilbert semakin mendekati bibir Naura, jantung Naura pun kian berdegup kencang mendapati bibir Gilbert yang sedikit lagi sampai dibibirnya, hanya saja meskipun agak gerogi tapi Naura tidak memiliki alasan untuk menolak apa yang akan dilakukan oleh Gilbert.
Dengan percaya dirinya, Naura segera memejamkan kedua mata dan menyunggingkan bibirnya.
Gilbert pun melepaskan kedua tangan Naura, dan satu tangan Gilbert menyentil dahi Naura dengan lumayan keras.
Tack..
Aw...
"Sakit," Naura meringis.
"Kenapa kau memejamkan mata mu hah? Kau pikir Dady mau melakukan apa?"
Segera Gilbert menurunkan kembali tubuh Naura, sementara Naura masih merasa sangat malu karena tadi bisa-bisanya dia memejamkan kedua matanya, berharap Gilbert akan mencium bibirnya nyatanya laki-laki itu benar-benar tidak tergoda dengan bibirnya.
Gilbert menggandeng Naura untuk mengajaknya makan diluar, tapi bila mengingat tingkah menggemaskan Naura membuat Gilbert terkadang senyum-senyum sendiri.
Keduanya pergi meninggalkan markas untuk mencari tempat makan yang enak, keduanya makan bersama disalah satu restoran.
"Dad, kapan Nola bisa sekolah?"
"Sabar ya, nanti begitu orangtua dan adikmu sudah kita bebaskan, Dady sendiri yang akan mengurus persiapan kuliah mu!"
"Semoga secepatnya, aku sudah bosan dan aku ingin segera memiliki kekasih,"
Uhuk..
Uhuk..
Mendengar perkataan Naura membuat Gilbert yang sedang minum menjadi tersedak.
"Dady tidak apa-apa?"
"Apa-apaan kau Nola, kuliah itu harus fokus mana boleh kau berpacaran!"
"Kalau Dady dan momy ku mengizinkan tentu saja tidak masalah,"
"Hei Nola,"
"Apa? Lagipula aku capek berharap terus pada Dady, tapi Dady tidak pernah membuka hati Dady untuk aku! Jadi ya sudah Nola buka hati saja untuk laki-laki lain,"
Sebenarnya bukan tidak mau membuka hati untuk Naura, laki-laki mana yang tidak jatuh cinta pada gadis secantik Naura? Tentu saja Gilbert pun kesulitan mengendalikan perasaannya pada Naura, karena semakin hari perasaan sayang dan cinta yang dulu hanya sebagai ayah pada anaknya, kini berubah arah menjadi perasaan seorang laki-laki pada seorang wanita.
Tapi apalah daya, Gilbert merasa Naura jauh lebih pantas mendapatkan laki-laki yang seusia dengannya, dan yang terpenting tidak bergelut dalam dunia mafia seperti ini. Gilbert tidak mau sampai kehilangan wanita dalam hidupnya untuk kedua kali.
Jadi memang lebih baik dia membentengi perasaannya setinggi mungkin agar hubungannya dengan Naura, tetap sebagai ayah dan anak saja.