Kiara Putri terpaksa pergi dari suaminya saat ia hamil besar. Ancaman dari istri pertama suaminya, membuat ia nekat perg apalagi setelah sang ibu meninggal karena ulah istri pertama suaminya.
Namun, setelah anak yang ia lahirkan berusia 7 tahun, ia terpaksa kembali ke kota untuk menemui laki-laki yang telah memperistri nya.
Bayu Aksara Yudhistira, laki-laki yang kehilangan ingatan karena sebuah kecelakaan. Ia tidak tahu bahwa selain Yumna Cempaka yang sudah berstatus mantan istrinya, ia masih punya istri lain bahkan juga seorang anak.
Bagaimana kehidupan mereka saat keduanya kembali di pertemukan?
Happy Reading 🥰
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sasa Al Khansa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
AA 21 Papa Sambung
Ayah Anakku (21)
Galih menatap sekitarnya. Untuk pertama kalinya ia menginjakkan kaki di rumah mantan istrinya.
Wulan sendiri langsung pergi ke dapur. Ia tak berani duduk berdua saja dengan sang mantan. Setelah memberikan secangkir kopi sesuai permintaan, Wulan kembali ke dapur.
" Dia banyak berubah," ucap Galih melihat ke arah dapur.
Sejak bertemu, tidak ada obrolan apapun selain bertanya kabar di awal. Setelah itu mereka tidak terlibat obrolan sama sekali.
" Opa, ayo susun Lego ini!!," teriak Aksa yang merasa senang atas kedatangan sang Opa.
Walaupun Wulan baik, Aksa masih merasa sangat asing.
" Assalamualaikum," salam Kiara dan Bayu bersamaan.
" Wa'alaikumussalam," jawab Aksa dan Galih serempak.
" Nda!!! Ayah!!!," Aksa langsung berlari menghambur memeluk Kiara.
" Kenapa lama?," Aksa mengerucutkan bibirnya. Ia tak biasa di tinggal lama dengan orang lain. Selain Ambu tentunya.
" Maaf, ya. Tadi Bunda mampir ziarah dulu ke makam nenek," Kiara mengusap kepala Aksara.
" Kenapa tidak ajak Aksa. Aksa juga mau mendo'akan nenek disana,"
Walaupun tidak pernah bertemu, Aksa selalu mendengar cerita tentang almarhumah neneknya dari sang bunda.
" Nanti kita kesana lagi ya. Tadi Ayah yang ajak. Sekalian lewat," ucap Bayu sambil menuntun Aksa dan mengajaknya duduk di sofa.
Kiara menyalami ayah mertuanya sebelum langsung pamit ke dapur.
" Papa sudah lama?," tanya Bayu.
" Baru setengah jam."
" Mama dimana?,"
" Mamamu masuk lagi. Entah apa yang dia lakukan,"
Bayu hanya tersenyum. " Mama sudah tidak punya hubungan dengan Papa jadi, tidak nyaman kalau ada di ruangan yang sama sekalipun ada Aksa,"
Galih mengangguk. " Mama mu sudah banyak berubah," gumam Galih yang masih terdengar oleh Bayu.
" Iya. Mama memang sudah banyak berubah." Tambahnya.
Ingin sekali Bayu melihat kedua orang tuanya kembali bersama. Apalagi mama nya sudah berubah. Namun, ia tak mau memaksa kedua orang tuanya.
" Oh iya, bagaimana urusanmu?," tanya Bayu.
" Alhamdulillah lancar. Yumna pasti mendapatkan hukuman yang berat karena itu di rencanakan,"
" Bagaimana tanggapan suaminya?,"
" Sejauh ini yang aku dengar dia kooperatif."
" tidak memintamu mencabut laporan?,"
Bayu menggelengkan kepalanya.
Tidak lama kemudian Kiara menghampiri mereka.
" Ayo makan siang. Mama sudah masak," ajak Kiara yang tadi memang langsung ke dapur melihat ibu mertuanya.
.
.
" Papi, apa Mommy akan di penjara?," tanya Shera tiba-tiba sesaat setelah ia selesai makan malam.
Deg
" Penjara? Kata siapa?,"
Shera menundukkan kepalanya. Kedua tangannya memainkan ujung dress yang ia pakai.
" Kemarin malam, Shera lihat Mommy di bawa pak polisi. Apa Mommy orang jahat?," tanya Shera dengan mata berkaca-kaca.
Arnold yang merasa sedih langsung memeluk Shera.
" Mommy melakukan kesalahan. Karena itu pak polisi membawanya,"
Arnold tak menggunakan kata jahat. Karena bagaimana pun kata itu pasti sangat menyakiti sang putri.
" Jadi, mommy akan di hukum karena melakukan kesalahan?,"
Arnold hanya mengangguk. Walaupun sidangnya belum di mulai. Tapi, tidak ada celah bagi Yumna bisa lolos dari dakwaan.
" Berapa lama?,"
" Papi tidak tahu," jawabnya.
" Besok Shera tidak mau sekolah. Shera takut teman-teman Shera tahu kalau mommy di penjara. Nanti teman-teman ejek Shera," ucapnya.
Arnold menghela nafas dan mengiyakan saja dulu. Lagipula mereka akan pindah sebentar lagi.
Arnold semakin yakin untuk melakukan sesuatu. Setidaknya menghindarkan Shera dari cemoohan orang sekitar.
.
.
" Tumben bawa bekal?," tanya Galih yang saat itu menemui Bayu di ruangannya.
" Selagi menginap di rumah Mama, aku tidak akan melewatkan masakan mama yang enak," jawabnya sambil melanjutkan makannya.
Galih menelan salivanya. Ia terg0da akan aroma masakan yang terhirup indra penciumannya.
" Papa mau?. Aku bawa bekal banyak,"
Tak ingin gengsi, Galih pun mengangguk. Mereka makan bersama.
Bayu tersenyum kecil melihat ayahnya makan dengan lahap.
" Menurut Papa kalau aku punya Papa sambung bagaimana?,"
Uhuk...uhuk...
Galih menenggak air putih di hadapannya sampai habis tak tersisa.
" Mamamu akan menikah?,"
.
.
TBC