Kehidupan mewah serba berkecukupan tidak menjanjikan sebuah kebahagiaan. Contohnya saja Evelina, memiliki segalanya. Apapun yang dia inginkan bisa ia dapatkan. Namun, Eve selalu merasa kesepian, hatinya terlalu gunda mengharapkan perhatian kedua orang tuanya yang terlalu sibuk dengan dunia mereka.
Suatu hari, karena selalu meninggalkan putri mereka sendirian. Kedua orang tua Eve memutuskan untuk menjodohkan putri mereka dengan salah satu anak dari sahabatnya.
Pertanyaan nya, akankah Eve bisa bahagia? menikah muda dan bergabung dengan keluarga baru apa bisa membuat kesepian itu hilang?
Mau tahu jawabannya? yuk ikutin kisah perjalanan cinta Eve dan Joenathan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ceritaku, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 19
"Eh Lo apa apaan sih, lepas!"
Eve menghempaskan tangannya dari genggaman tangan Joe.
"Lo gila yah, tiba-tiba menarik gue keluar dari kelas. Sakit tahu gak!" Hardik Eve sambil mengusap pergelangan tangannya yang terlihat sedikit memerah.
Joe pun melirik ke pergelangan tangan Eva, namun rasa kesalnya lebih tinggi. Sehingga Joe kembali menarik tangan Eve, menyeret gadis itu hingga masuk ke dalam ruang OSIS.
Suasana tampak tegang, beruntung saat itu bel sudah berbunyi sehingga semua siswa siswi yang melihat mereka pun masuk ke dalam kelas. Mereka mendengus kesal, pemandangan ini terpaksa terlewatkan.
Brak!
Mata Eve melebar melihat pintu ruang OSIS tertutup rapat dan di kunci oleh Joe.
Seketika itu Eve langsung mendekati pintu dan berusaha untuk membukanya.
"Lo gila yah, buka pintunya. Bel sudah berbunyi dan gue mau masuk kelas!!"
"Buka!!!" Teriak Eve menarik narik ganggang pintu yang sudah terkunci.
Eve menoleh, dia melihat kunci ada di tangan Joe.
"Kasih ke gue kunci nya!" Pinta Eve.
Joe diam saja, mata coklat nya menatap Eve tajam.
Huh.
Capek merengek dan berusaha merebut kunci. Akhirnya Eve berhenti, dia berdiri tepat di hadapan Joe.
"Mau Lo apa sih?" tantang Eve.
"Cih." Joe mendecih, setelah semua ini terjadi gadis ini malah sok polos dan bertanya mau nya apa?.
"Lo gak usah pura pura lugu deh Eve. Lo kan yang nyebar foto gue tidur di rumah sakit?"
"What?" Eve terkejut.
"Gak usah sok kaget! Lo sengaja kan, mau buat gue malu??"
"Heh! Lo udah gak waras? coba Lo pikir pake otak udang Lo itu. Ketika gue di rumah sakit, gue itu sakit. Dan Lo lupa, gue lebih dulu tidur dari pada Lo!" Tutur Eve dengan ekspresi menahan marah. Dia benar benar tidak menyangka pria bodoh seperti Joe bisa menjadi ketua OSIS.
Joe pun terdiam, ia mencoba untuk mencerna apa yang Eve katakan.
"Udah gak usah sok mikir, sekarang coba perlihatkan foto itu. Mana fotonya?" pinta Eve
Joe pun mengeluarkan ponselnya dan memperlihatkan pada Eve foto2 yang tersebar di banding dan juga beberapa grup sekolah.
Eve merebut ponsel Joe, kemudian memperhatikan dengan baik foto itu.
"Gue bener bener gak nyaka yah, Lo itu ketua OSIS di pilih karena apa sih? " Gumam Eve dengan santainya, ia masih memperhatikan foto itu.
"Maksud Lo?"
"Ni lihat bego. Sudut pandang foto ini di ambil dari arah kaca. "Ucap Eve
Joe langsung merebut ponselnya lagi, kemudian memperhatikan dengan seksama foto itu.
"Astaga bener, ini di ambil dari luar." Gumamnya di dalam hati.
"Kalau gue yang ambil, otomatis Lo pasti terbangun bego!" Maki Eve, dengan santai ia mengambil kunci dari tangan Joe yang masih sibuk memperhatikan foto itu.
Ceklek.
Eve membuka pintu, kemudian melempar kuncinya ke kepala Eve.
"Ketua OSIS bego!" Ejek nya lagi, kemudian berlalu pergi sesegera mungkin sebelum pria itu tersadar dan memberikannya hukuman.
"Eh mau kemana Lo, kita belum selesai!!!" teriak Joe.
Eve hanya melambaikan tangan, lebih baik dia pergi ke kelas, dari pada meladeni pria bego itu.
Eve melewati lorong kelas, ia berpapasan dengan beberapa kakak kelas. Eve hendak tersenyum menyapa mereka, tapi niatnya ia urungkan saat melihat tatapan tajam dari seniornya itu.
"Apaan sih, kok mereka menatap gue gitu sih!" batin Eve.
Sesampainya di kelas, Eve mengetok pintu dan meminta ijin untuk masuk pada guru yang mengajar.
Tok!! Tok!!
"Permisi Bu, apa saya boleh masuk?"
Bu Jenita yang sedang mengajar pun menghentikan kegiatannya. Dia menoleh kemudian berjalan mendekati Eve yang masih berdiri di depan pintu.
"Maaf yah Eve, sepertinya kamu harus ke ruang BK dulu."
"Huh?" Eve terkejut, mengapa dia harus ke ruang BK. Padahal dirinya tidak memiliki kesalahan apapun.
"Apa kesalahan saya Bu?" tanya Eve.
"Eve, Jia mengadu kalau Lo yang menyebar foto foto itu dan membuat dirinya terluka." Jawab Hana.
"Apa? sejak kapan gue membuat dia terluka." Kaget Eve.
"Bu, itu hanya fitnah. Saya baru masuk dan foto foto itu sudah tersebar." Ucap Eve mencoba menjelaskan.
"Udah lah Eve, Lo ngaku aja. Buktinya sudah ada kok" Sahut salah satu siswi.
"Lo emang ada buktinya kalau itu Eve yang lakuin?" Serga Tiara.
"Tapi kan emang Eve yang ada di foto itu!" sahut siswi satunya lagi.
"Kalau pun itu adalah Eve, memangnya apa masalah kalian? Eve sakit dan Joe menjaganya. Apa itu perbuatan yang tidak pantas?" Sela Hana. Ia begitu membara melihat sikap teman teman sekelasnya.
Mendengar ucapan Hana, tidak adalagi yang berani bersuara. Apa yang gadis itu katakan emang ada benarnya juga.
"Tapi Eve, tidak sepantasnya kamu menempel di Mading." Ucap Bu Jenita sedikit terlihat kecewa.
"Bu, saya tidak pernah menyebarnya Bu. Saya juga gak tahu Joe ada di situ. Kemarin dia memang menjenguk saya dan bundanya, tapi saya tidak tahu kalau dia menginap dan menjaga saya." Eve mencoba meyakinkan Bu Jenita. Ia tidak mau membuat Bu Jenita kecewa kepadanya.
"Tapi Eve, "
"Bu, saya bisa bawa saksi kok. Bibi saya dan juga bundanya Joe." Ucap Eve semakin meyakinkan Bu Jenita.
"Ibu gak mempermasalahkan hubungan kamu dengan Joe Eve. Ibu hanya menyalahkan tindakan kamu yang menempel di Mading."
"Tapi saya gak melakukan itu Bu " Sela Eve.
"Bu, apa yang Eve katakan memang benar Bu. Kami lebih dulu datang dari dia." Tambah Nadia membela Eve.
Semua anak IPA 11 A pun terdiam, mereka merasa bersalah karena sudah menuduh Eve yang tidak tidak.
"Sudah sudah, sekarang kamu ke BK dulu gih. Selesaikan semua kesalahpahaman ini."
"Tapi Bu,,"
"Udah lah Eve, ke BK aja dulu. Kita pasti belain Lo kok." Ucap Hana meyakinkan Eve
"Bukan soal. belainnya, gue kan emang gak salah. Tapi, gue itu gak mau melewatkan pelajaran matematika." Keluh Eve dengan ekspresi tidak relanya.
"Entar gue videoin" Sahut Nadia.
Dengan terpaksa dan berat hati, Eve pun pergi dari kelas menuju ke Ruang BK.
Sementara di sisi lain, Joe masih memikirkan dan menduga siapa yang telah melakukan semua ini.
Eve tidak mungkin melakukannya, lalu siapa??
"Eh Leo!" Panggil Joe saat melihat sahabatnya itu lewat di depannya.
Bukannya berhenti, Leo seakan tidak mendengar panggilan Joe.
"Eh kenapa tu anak, tiba-tiba gak mau ngomong sama gue. Gue yakin dia pasti denger gue manggil dia." Heran Joe.
Leo terus melangkah jauh, dia memang mendengar panggilan Joe. Tapi, Leo terlalu malas untuk berbicara dengannya. Hatinya sedikit terluka melihat foto foto yang tersebar itu.
semoga aja Risna gak jadi penghalang kebahagiaannya Eva.,kalo udah nikah sama Joe
masa guru gak bisa memberikan keringanan buat muridnya, masalah foto ajah dipermasalahkan yang penting kan bukan foto senonoh,aneh banget deh .
Jia yah yg datengin Leo ,mau ajak sekongkol 😏😏😏