Diana, gadis 18 tahun, menemukan kebenaran tentang keluarganya yang sebenarnya setelah 18 tahun hidup bersama keluarga angkat. Dengan kalung berlambang keluarga Pradana dan foto keluarga aslinya, Diana berangkat ke kota besar untuk mencari kebenaran.
Di kota, dia bertemu dengan pemuda misterius yang membantunya mencari alamat keluarga Pradana.
Apakah diana akan menemukan keluarganya?dan siapakah pemuda yang sangat baik membantunya,lanjutkan membaca jika ingin tahu kelanjutannya..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yasna alna, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 22
Malam yang sunyi seorang gadis memasuki sebuah kamar secara diam diam. Dia mendekati pria yang terpejam diatas ranjang. Tangannya menyentuh dada bidang pria itu.
Grebb..
Pria merasakan ada sesuatu yang menyentuh dadanya, dia mencekal tangan itu sambil melihat wajah si pelaku. Betapa terkejutnya dia sambil melebarkan mata.
"Adelll!! Ngapain kamu disini!!?" Ucap Regas.
"Kakakkk... Kamu tidak rindu denganku?.. aku sudah pernah bilang kepadamu jika kita pernah melakukannya kann? Kenapa kita tidak coba lagi?"
Regas memundurkan tubuhnya. Dia berusaha terjaga dan menjauh dari Adel.
"Aku tidak pernah tidur denganmu!" Regas berkata dengan suara yang dingin dan tegas. "Menjauhlah dariku perempuan menjijikan." Lanjut Regas.
"Aku menunggu pertanggung jawabanmu sayang."
Adel keluar dari kamar regas dengan penuh kepuasan. Dia akan menguasai segalanya. Jika tidak bisa menjadi pewaris utama sebagai anak, dia bisa memanfaatkan posisi 'istri' dari Regas untuk dia bisa menguasai harta keluarga Pradana.
Regas yang mendapatkan suguhan mengerikan itupun tak bisa melanjutkan tidurnya. Dia terjaga sepanjang malam. Seingatnya dia memang tidak pernah melakukan "itu" dengan Adel. Tapi entah kenapa Adel seperti sangat yakin jika mereka pernah melakukannya.
Dia mengutus salah satu orang kepercayaan papa untuk menyelidiki kasus ini. Selang 1 jam,dia mendapatkan bukti vidio gadis itu bersama beberapa pria di salah satu club terkenal dikota.
"Bukti ini bisa membantuku." Gumam regas sambil tersenyum licik.
.......
Axcel sudah menjelaskan segalanya kepada keluarga besar Atmaja. Baru berminggu-minggu dia bisa mengumpulkan keluarga ini untuk menjelaskan permasalahan yang terjadi di kediaman Pradana saat itu. Mereka mengangguk mengerti.
Saat akan memasuki kamar. Sebuah notif masuk ke handphone Axcel.
'apakah kamu tidak merindukanku Axcel'
Tanpa pikir panjang dia langsung memblokir nomor itu. Dia sudah hafal hanya orang yang tergila gila padanya nekat melakukan hal yang tak wajar. Dia tidak mau masuk kedalam masalah yang mereka ciptakan.
Axcel telah selesai mengenakan piyama tidurnya. Dia membuka sebuah kotak yang dia simpan di bawah tumpukan pakaianya. Dia menamati satu persatu kenangan itu. Seorang gadis bermata biru mirip sekali dengan Diana. Senyuman teduh gadis itu mampu meluluhkan siapa saja.
"Dimana kamu sekarang.. kenapa sudah 3 tahun kita tidak pernah berjumpa?" Ucap Axcel sambil mengelus foto itu.
"Dia sepertimu, matanya mengingatkanku denganmu. Andai kamu tau jika kita akan menikah,mungkin kamu akan marah besar denganku.." Axcel tersenyum sendu. Dia menyimpan kembali foto foto itu.
...
Pagi ini, Diana berniat mendatangi kediaman Axcel. Sekedar untuk menyiapkan kebutuhannya. Pikirnya dia bisa training menjadi istri terlebih dahulu sebelum kenyataan. Dia tersenyum senang menatap cermin.
"Pas sekali, kamu cantik Diana." Ucap Diana yang sudah berdandan cantik.
Dia menuruni tangga,saat melihat ke ruang makan, ternyata keluarganya sudah siap dan rapi. Menurutnya ini terlalu pagi untuk mereka sarapan.
"Pagi semua" sapa Diana.
Mereka tersenyum menyambut Diana. Terkecuali Adel, dia menatap benci yang sangat ketara.
"Tumben semua bangun sangat pagi?" Tanya Diana penasaran.
"Kemarin kamu sarapan duluan nak, kami tidak enak. Jadi sekarang kami bangun lebih pagi agar bisa menyambut kamu saat bangun tidur sayang." Ucap Arin dengan suara lembutnya..
Perjalanan Diana menuju kerumah Axcel hanya membutuhkan waktu 20 menit. Dia menuruni mobilnya dan masuk dengan elegan kedalam rumah itu. Dia menyusuri tangga naik kelantai 2. Semua pelayan yang melihat Diana menundukkan kepala.
Tok
Tok
Tok
"Axcel?" Tak ada jawaban dari dalam kamar itu. Padahal sekarang sudah pukul 6.30. Diana yang penasaran masuk kedalam kamar itu. Mendengar suara air yang bergemericik dari dalam kamar mandi membuatnya lega. Tanda jika pemilik kamar itu sedang melakukan rutinitas dipagi hari.
Diana menyiapkan pakaian Axcel. Namun saat dia tak sengaja menjatuhkan sebuah dasi ke bawah, Diana menemukan sebuah rak aneh. Dia membukanya karna rasa penasaran yang tinggi.
"Ternyata ada sebuah kotak? Apa ini?" Tanya Diana pada diri sendiri. Dia lekas membuka kotak itu dan melihat isi didalamnya. Dia terkejut karna difoto itu terpampang jelas wajah seorang wanita yang sangat cantik dengan mata yang mirip dengannya berwarna biru.
"Siapa gadis ini?dia cantik sekali." Gumam Diana.
"Diana? Itu kamu?" Suara axcel mengagetkan Diana. Dia bergegas memasukkan foto itu kedalam saku baju kerjanya dan meletakkan kembali kotak itu.
"Kamu lagi apa? Kenapa terlihat gugup?"
"Tidak apa Axcel hanya menjatuhkan dasimu tadi,takutnya harga dasi ini mahal."ucap Diana dengan tatapan sendu.
"Tidak perlu takut Diana. Tidak apa apa" Axcel tersenyum tulus.
Saat mereka sampai dikantor. Diana terlihat merenung. Memikirkan kehidupan kedepannya. Dia yakin dengan Axcel namun di satu sisi dia juga meragu. Entah itu perasaannya saja atau memang begitu adanya.