Demi mendapatkan uang untuk biaya operasi transplantasi ginjal ibunda tercinta, Arini rela menjadi teman ranjang atasannya, Sean, selama setahun.
Selama menikah dengan Arini, Sean bersikap sesuka hati tanpa memikirkan perasaan Arini sedikit pun. Arini terbelenggu oleh beragam aturan yang diberikan Sean, dilecehkan dan dihina, termasuk oleh Monica, kekasih Sean.
Sedihnya, setelah semua pengorbanan yang sangat menyakitkan, sang ibunda justru berpulang dan Arini terus diperbudak oleh Sean. Entah sampai kapan. Mungkin sampai hati Sean melembut tersentuh oleh cinta yang datang tanpa diundang? Atau, sampai Arini cukup kuat untuk melawan dan melarikan diri?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon el Putri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sean cemburu
Perlahan mata Sean mulai terbuka dia masih merasakan pening di kepalanya.
Dengan susah payah Sean beranjak bangun, kedua bola matanya memutar mencari keberadaan Arini.
"Kemana dia?" gumam Sean lalu menyingkap selimut yang masih melekat di tubuhnya.
Saat hendak menurunkan kakinya, pintu kamar terbuka dan Arini datang dengan membawa bubur dan juga teh hangat manis.
Arini berjalan mendekat ke arah Sean, dia meletakkan bubur dan teh manis di atas nakas.
"Makan dulu ya tuan suami lalu minum obat," kata Arini lalu mengambil makanan yang tadi dia letakkan di atas nakas
Sean hanya diam memandangi Arini, entah kenapa lidahnya terasa berat untuk mengucapkan kata-kata.
"Buka mulutnya," titah Arini sambil menyodorkan sendok berisi bubur.
Sean seperti anak kecil yang menurut pada ibunya, hingga bubur habis Sean masih setia dengan diamnya.
Arini mengelap mulut Sean dengan tisu lalu menyodorkan teh manis dan mengambil beberapa obat.
"Istirahatlah tuan suami, aku pergi kerja dulu. Aku sudah menyuruh kepala pelayan untuk mengawasi mu selama aku kerja," kata Arini dengan tersenyum
"Nggak boleh!" seru Sean
Arini menghela nafas, "Kalau aku nggak kerja aku bisa dipecat," sahut Arini
"Ya sudah aku ke kantor juga," timpal Sean lalu turun dari ranjang dan menuju kamar mandi.
Beberapa menit kemudian dia selesai membersihkan diri lalu mengambil baju kerjanya.
Arini hanya terdiam melihat Sean, ingin sekali dia marah karena Sean tidak menuruti kata-katanya.
"Ayo," ajak Sean
Arini masih terdiam, sehingga membuat Sean marah
"Kamu budek ya Arini!" maki Sean
Arini beranjak dari tempatnya dan mendekati Sean
"Nyesel aku merawat monster seperti kamu," sahut Arini lalu keluar kamar
Sean mengekor di belakang Arini. Mereka langsung masuk mobil, kali ini sopir pribadinya yang mengantar karena Nick tidak menjemput.
Seperti biasa Arini turun di jalan lalu berjalan bergegas menuju kantor, tanpa di sangka sebuah mobil melaju dengan kencang dan menyipratkan air yang tergenang.
"Woyyyy, mobil brengsek," umpat Arini
Dia melihat tubuhnya yang kotor karena cipratan air, saat di kantor Arini segera membersihkan diri di salah satu kamar mandi sehingga membuatnya telat bekerja.
Seusai membersihkan diri, Arini segera berlari ke ruangannya untuk absen lalu bekerja.
"Hey Arini, karena kamu telat jadi kamu harus mengepel loby depan," kata Via
"Itu kan bagian Rio kenapa harus aku?" protes Arini
"Mangkanya jangan telat, atasan kita saja datang tepat waktu kamu yang hanya cleaning service datang telat," maki Via
Karena tak ingin debat, Arini menurut saja. Dia mengambil timba dan juga alat pel.
Arini yang kesal terus saja mengoceh sepanjang lorong, hingga tak sadar dia menabrak Sean yang hendak kembali ke ruangannya.
Semua mata pegawai memandang Sean dan Arini,
"Wah baju pak Sean basah, Arini bisa dipecat," oceh salah satu karyawan.
Sean menjadi marah karena terkena air yang tercelup alat pel. Dia pun meluapkan marahnya dengan menendang timba entah bagaimana Sean menendangnya sehingga air kotor mengenai Arini juga.
"Kalau jalan matanya dipasang, lihat bajuku basah karena ulah mu," bentak Sean yang disaksikan banyak pegawainya.
Arini sungguh malu, dia sangat-sangat kecewa dengan Sean.
Tanpa bisa membantah Arini mengucapkan permintaan maafnya pada Sean.
"Maafkan saya pak," kata Arini dengan mata yang berkaca, hatinya sungguh sakit karena Sean mempermalukannya.
Arini jongkok hendak memunguti timpa dan alat pel nya, tiba-tiba ada tangan yang membantunya, betapa kagetnya Arini, Daffa datang membantu Arini bahkan dia memberikan sapu tangannya supaya Arini bisa mengelap keringatnya yang keluar lumayan banyak.
"Terima kasih," kata Arini
"Sama-sama," sahut Daffa
"Lain kali jangan terlalu keras dengan bawahan, kasian mereka," pesan Daffa pada Sean
Sean menjadi kesal, karena Daffa datang dan menjadi Hero Arini. "Brengsek Daffa," batin Sean lalu pergi ke ruangannya
Arrgggggggg
Sean mengusap rambutnya kasar, "Kenapa tadi aku nggak bisa menahan marahku, pasti Arini marah sekali padaku," gumam Sean
Tak selang berapa lama, Daffa masuk dengan Shane asistennya, melihat wajah Daffa sungguh membuat Sean kesal,
"Kamu marah padaku?" tanya Daffa yang sudah tau kalau Sean marah padanya.
Daffa mengira kalau pemicu marahnya Sean karena Daffa menolong Arini dan juga Daffa telah menasehatinya di depan umum, dia tidak tau kalau Sean marah padanya karena dia cemburu padanya
"Tidak," sahut Sean singkat.
Waktu berjalan dengan cepat, Arini yang sakit hati dengan Sean ikut pulang Vani. Rencananya dia ingin menginap di rumah Vani
Sean tidak melihat Arini di tempat biasa bahkan beberapa pesan Sean tidak dibalas.
"Kita pulang saja Nick, mungkin Arini pulang terlebih dahulu," titah Sean
Nick melajukan mobilnya, setibanya di rumah Sean mencari keberadaan Arini namun nihil. Para nelayan pun bilang kalau Arini belum pulang.
"Cari nyonya muda, cepat!" teriak Sean menggelegar bagaikan monster yang mengamuk.
Sesaat kemudian mereka semua kembali dengan tangan kosong.
"Maaf tuan, di rumah sakit tak ada tanda-tanda keberadaan nyonya Arini," lapor salah satu pelayannya
"Di kontrakan lamanya juga tidak ada," Lapor lainnya juga
Sean nampak sangat khawatir, dia mondar mandir, semua pelayan terkena amukannya.
"Nona Arini dekat sekali dengan temannya yang bernama Vani, bisa saja nona Arini menginap di rumahnya," kata Nick
Sean menatap sinis Nick, "Kenapa hanya diam saja ayo jemput dia!" bentak Sean
Kini Nick dan Sean menuju rumah Vani namun sebelumya mereka ke kantor dulu untuk mencari informasi alamat rumah Vani
Vani dan Arini bercanda di kamar, Arini sungguh bernafas lega karena malam ini harus terbebas dari Sean. Meskipun mungkin besok dia harus kembali lagi dalam sangkar emasnya.
Suara bel berbunyi, Vani segera ke depan untuk membuka pintu. Mata nya terasa mau loncat setelah tau Sean lah yang datang ke rumhanya.
"Ppppp paaaaaaakkkk Seee seaannnn," kata Vani terbata.
Dia tidak menyangka Sean Presdirnya yang terkenal sombong itu mendatangi rumahnya.
"Mohon maaf, apakah nona Arini ada di dalam?" tanya Nick
Vani mengangguk,
"Ke kena pa," tanya Vani terbata
"Bisakah anda memanggil nona Arini?" tanya Nick
Karena shock Vani hanya mematung, dia sungguh bertanya-tanya apa hubungan pak Presdir dengan sahabatnya, tak berselang lama Arini menyusul Vani karena lama sekali membuka pintu. Betapa kagetnya Arini kalau yang datang adalah Sean suaminya.
"Ada apa?" tanya Arini ketus
"Ayo pulang," ajak Sean dengan datar
"Nggak, biarkan malam ini aku disini," sahut Arini
Vani yang bingung hanya memegangi kepalanya yang tiba-tiba pusing. Apa sebenarnya hubungan mereka.
"Maaf nona Arini, kita tidak sedang tawar menawar. Anda tidak memiliki wewenang untuk melawan. Pak Sean menyuruh anda untuk pulang jadi ikutlah dengan kami," jelas Sean.
"Tunggu, tunggu ini ada apa sih," sela Vani
"Mohon maaf, jangan ikut campur urusan rumah tangga mereka atau anda ikut merasakan akibatnya," ancam Nick secara halus
Arini yang tidak ingin melibatkan temannya memilih ikut pulang meskipun dia tidak mau.
"Van, aku balik dulu ya," pamit Arini
"Kamu berhutang penjelasan padaku Arini," sahut Vani
"Besok aku jelaskan semua tapi kamu tutup mulut dulu atau kedua monster ini menghabisi kita," kata Arini dengan telunjuk memutar lehernya
Vani jadi merinding, Arini sengaja mengancamnya supaya Vani tidak membocorkan rahasianya pada orang-orang di kantor.
Dengan malas Arini ikut pulang Sean dan juga Nick
apakah mantan nya Nick
kulit bersentuhan ada efek sampingnya
eh Sean malah frustasi lihat kelakuan nya Arini pada hantu🤣🤣