Season1
Dita merupakan gadis cantik yang selalu di kucilkan keluarga nya, di saat pesta ulang tahun saudari tirinya bernama Sheila menjebaknya dengan mencampurkan obat perangsang di minuman Dita.
Nathan, seorang Ceo tampan yang banyak di kagumi oleh kaum hawa. Nathan yang menderita mysophobia yang alergi jika di dekati oleh wanita maupun di sentuh.
Sahabat nya bernama Daniel prihatin akan phobia Nathan hingga nekat memberi obat dan menyewa seorang pemuas nafsu.
Season ke 2
Menceritakan kehidupan dan perjalanan cinta dari twins L. Al yang gila dengan pekerjaan dan juga perfeksionis, sementara El kebalikan dari itu.
Lea, adik dari twins L yang sangat manja dengan IQ standar. Dia sangat mengagumi wajah pria yang berparas tampan, hingga banyak pria yang salah paham dengannya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon erma _roviko, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 24
Daniel menatap twins L dengan penuh kekaguman, 10 penculik di kalahkan dengan begitu mudah. Tidak ada rasa takut di mata anak kembar itu, bahkan darah yang memenuhi ruangan itu juga tak membuat mereka gentar. Nathan mendekati twins L dan melihat keadaan mereka, "Apa kalian baik-baik saja? " ucap Nathan yang mengelus pucuk kepala si kembar.
"Kami baik dan tanpa kekurangan sedikitpun, " jawab mereka dengan serempak.
"Siapa yang menembak semua penculik ini? " ujar Daniel yang ingin mendengar langsung penjelasan dari twins L.
"Tentu saja kami berdua, paman jelek tidak melihat di ruangan ini siapa yang tetap hidup, " ucap El membuat Daniel mengerucutkan bibirnya.
"Aku ini tampan, jangan mengatakan jika aku jelek, " gerutunya.
"Yasudah ayo, kita keluar dari gedung tua ini, " ucap Nathan menengahi.
Nathan membawa twins L bersamanya, di sepanjang perjalanan, tak henti-hentinya Daniel bertanya kepada twins L dan membuat mereka jengah dengan situasi itu.
"Ck, sudah cukup bertanya paman. Aku sudah bosan mendengar suaramu yang seperti burung beo, " ucap El.
"Akan aku jelaskan, agar paman tidak bertanya lagi. Jika kami menguasai beberapa senjata api, dan menguasai 5 ilmu bela diri sejak kecil.
****
Bara berusaha menenangkan Dita dan mengatakan jika twins L tidak akan tergores sedikitpun.
"Mereka menghilang lagi, kita sudah mencari nya kemana-mana. Bagaimana ini?" ucap Dita yang khawatir.
"Jangan cemas, dimana pun mereka akan baik-baik saja. "
"Tentu saja aku cemas, mereka putraku yang aku lahirkan dan juga membesarkannya, hiks.... hiks aku gagal menjaga mereka, " ucap Dita dengan sedih.
"Kamu lupa? bahwa twins L itu anak genius dalam segala hal apa pun. Aku yakin dengan kemampuan mereka, karena aku lah yang melatihnya, " ucap Bara dengan tegas.
"Apa daya ku, aku hanya seorang ibu yang mencemaskan anaknya, " Bara menepuk pelan pundak Dita.
"Kemampuan Al dan El tidak bisa di remehkan, bahkan mereka membawa senjata api tanpa sepengetahuan mu, " ujar Bara yang keceplosan, dan seketika Dita merubah raut wajahnya dan menatap tajam ke arah Bara.
"Kenapa kamu memberikan mereka senjata api? JAWAB." Dita meninggikan suaranya satu oktaf.
Bara menelan saliva dengan susah, "Hehe.... untuk berjaga-jaga saat mereka memerlukan nya. Tenanglah, itu akan berguna di saat genting seperti ini."
"Tapi aku tidak ingin jika mereka melukai orang lain. "
"Kamu mau, anak kamu di sakiti oleh orang lain? " ucapan Bara membungkam mulut Dita.
Nathan membawa twins L menuju mansion Wijaya, Al dan El berlari menghamburkan diri saat Wijaya dan juga Novi merentangkan tangan ingin memeluk twins L.
Hangat, itulah yang di rasakan oleh Wiyaja dan Novi, mereka sangat merindukan twins L.
"Kamu membawa Al dan El kemari? " ucap Novi yang penasaran.
"Hem." jawab singkat Nathan.
"Sebenarnya kami ingin menolong mereka, tak terduga si kembar itu yang menghabisi 10 penculik, " sambung Daniel membuat seluruh keluarga Wijaya berdecak kagum.
"Apa kalian tidak takut yang melawan para penculik? " tanya Wijaya dan dengan cepat twins L menggelengkan kepala.
"Wahh.... benarkah? bagaimana kalian melakukannya, " ujar Naina yang sangat antusias.
"memukuli mereka dan juga menembak, " jawab El yang membusungkan dada.
"Siapa yang mengajarkan kalian?" Nathan mendekati twins L karena merasa tertarik.
"Tentu saja Papa Bara, dia salah satu tentara khusus, " sahut Al.
"Apa kalian lapar?" ucap Novi yang membelai rambut Al dan El dengan lembut.
Dengan cepat Al dan El mengangguk, hingga semua orang makan dengan sangat lahab. Daniel sangat syok saat melihat porsi makan twins L, dia menggelengkan kepala, "Apa kalian sanggup memakan dengan porsi orang dewasa?"
"Jangan meragukan kami, dasar paman jelek, " ujar El yang menyuapi makanan ke dalam mulutnya.
"Aku ini tampan, " gerutu Daniel.
"Tetap saja paman kalah tampan dengan kami, " balas Al tanpa melirik Daniel.
"Aku penasaran dengan orang tua dua tuyul itu, " batin Daniel.
Setelah selesai makan, Nathan memerintahkan Daniel untuk menelfon keluarga twins L. Dita yang mendapat telfon sangat antusias dan menuju kediaman Wijaya.
Dita berpikir dengan takdirnya yang selalu bersinggungan dengan keluarga Wijaya, dia membawa Bara ikut menemaninya kesana. Dan dengan senang hati, Bara mengiyakan.
Kaki mulus yang baru beberapa langkah, melihat kedua putranya dalam keadaan baik-baik saja.
"Al, El, kemarilah!" twins L berlari mengejar asal suara yang mereka rindukan.
"Ibu."mereka memeluk Dita dengan sangat erat.
"Apa kalian tidak kenapa-napa?" Dita membolak balik tubuh kedua putranya untuk mengecek jika terjadi sesuatu yang buruk.
"Ibu, hentikan! kami baik-baik saja, jangan khawatir dan juga cemas, " jawab Al.
"Maafkan Ibu yang terledor menjaga kalian. " air mata Dita keluar dengan sendirinya.
"Ibu tidak cantik jika menangis, tersenyum lah untuk kami, " penuturan Al sembari mengusap air mata sang ibu.
Dita melihat sekelilingnya dan tersenyum memperlihatkan wajahnya yang cantik, "tuan terima kasih telah menolong anak saya, " ucapnya terhadap Nathan.
"Hem tidak masalah, mereka anak genius dan aku kagum dengan kemampuan mereka, " balas Nathan yang tersenyum tipis. Dita membawa anaknya pulang, twins L menghamburkan diri mereka memeluk Nathan.
Nathan sangat terkejut dengan reaksi twins L yang memeluknya dengan sangat erat, "terima kasih telah mempertemukan kami dengan Ibu, " ucap mereka kompak dan mencium pipi Nathan secara bersamaan, semua orang menatap mereka dengan haru.
"Ehem, apa kalian melupakan papa yang tampan ini? " Bara berdehem memecahkan suasana itu, mereka melepaskan pelukan dan pamit pulang.
"Hehe....kami lupa, kami pulang dulu. Dan untuk paman tampan, apakah kami boleh main kesini lagi? " ucap Al dengan wajah yang menggemaskan.
"Tentu saja boleh, " balas Nathan yang tersenyum membuat semua orang menatapnya, karena senyum Nathan sangat langka.
"Mimpi apa aku semalam yang bisa melihat Nathan tersenyum lebar, benar-benar ajaib. Aku akan mengabadikan fotonya itu, " batin Daniel yang memotret Nathan secara diam-diam.
Keluarga Wijaya menatap kepergian Dita, Bara, dan twins L yang menghilang di balik pintu.
"Kakak tadi tersenyum? aku tidak percaya," goda Naina yang menutup mulutnya dengan tangan.
"Aku sudah memotretnya, apa kamu mau lihat?" tambah Daniel.
"Benarkah? aku mau lihat dan ingin memasukkan kedalam buku rekor, " sahut Naina.
Seketika raut wajah Nathan berubah menjadi datar, "apa kamu ingin ponsel itu akan retak? DANIEL, " ancam Daniel.
Dengan secepat kilat Daniel menyimpan ponselnya, karena dia tidak ingin ponsel baru itu hancur yang kesekian kalinya di hancurkan oleh Nathan akibat merasa kesal. Dia tidak bisa jika ponsel termahalnya menjadi korban lagi. Semua orang tertawa saat melihat reaksi dari Daniel yang mendapat peringatan.