Inara Early Wijaya atau kerap di sapa Nara,gadis berusia 21 tahun yang sedang menempuh pendidikan di salah satu Universitas ternama, selain mahasiswi dia adalah seorang CEO di wijaya grup milik sang Ayah, kedua orang tua Nara meninggal karena kecelakaan maut 4 tahun lalu yang menimpanya. setelah ke dua orang tuanya meninggal Nara lebih memelih tinggal di jogja karena salah satu peristiwa.
Nara tinggal di sebuah apartemen miliknya, namun juga sering menginap di tempat sang paman yang ia panggil Abi, yang memiliki sebuah pesantren yang cukup terkenal.
Tanpa di ketahui Nara sebelum kecelakaan yang menimpa kedua orang tuanya ,Nara sudah di nikahkan oleh seorang anak kiyai kerabat Paman Nara.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nana Kusumaningrum, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 24
" Astagfirullah "
Teriak Jasmin, kemudian ia segera keluar dari kamar Nara dan menutup pintu dengan cukup keras.
" huh bodoh banget sih jasmin, kenapa gak ketuk pintu dulu sih" Jasmin mengrutuki kecerobohannya.
" Jasminnnn" teriak Nara dari dalam kamar yang masih di dengar oleh Jasmin yang masih berada di depan pintu kamar Nara.
Sedangkan di dalam kamar Nara sedang menahan kesal pada Jasmin, karena ia masuk ke dalam kamarnya tanpa mengetuk pintu dulu.
" sudah sayang, sudah mungkin Jasmin lupa"
" Tapikan malu mas"
Atlas hanya tersenyum mendengar jawaban sang istri.
" sudah lebih baik kita mandi, mas mau ngajak kamu ke suatu tempat" ujar Atlas.
" kemana?" tanya Nara.
" Rahasia pokoknya perjalanan jauh, jadi kamu juga harus bawa beberapa baju yaa" balas Atlas.
"hmm" Balas Nara dengan malas.
...****************...
Nara dan Atlas kini dalam perjalanan menuju ke jakarta, untuk mengunjungi makam Ayah dan Bunda Nara, setelah tadi mereka berpamitan kepada Nyai Hilya dan juga Kiyai Rahman.
" mas ini kan tol menuju jakarta"ujar Nara saat mengetahui mereka memasuki tol.
" Iya sayang, kita mau ke jakarta" balas Atlas.
" ngapain mas?" tanya Nara.
" mau ziarah ke makam Ayah dan Bunda, emang kamu gak mau ziarah ke makam Ayah dan bunda?"
" yaa mau sih, tapi aku takut"
Atlas kemudian melihat sekilas ke arah sang istri yang sedang menundukan kepalanya, lalu ia meraih tangan milik sang istri, kemudian mengenggam dengan erat.
" mas akan selalu ada di samping kamu" ujar Atlas pada sang istri.
Nara menoleh ke arah sang suami dan tersenyum, sejujurnya ia tak menyangka jika ia bakal jatuh cinta secepat ini dengan sang suami.
...****************...
Sedangkan Nayya dan juga jasmin sekarang sedang pergi ke Toko perabot bersama dengan Bintara dan juga Ustdzah Dilla, untuk membeli beberapa keperluan pondok.
" hmm Us Dilla saya sama Jasmin nyari di bawah yaa,US Dilla tolong carikan ini di atas yaa Us" ujar Nayya sambil memberi Ustdazah Dilla secarik kertas, berisi barang-barang yang harus di beli.
" baik Ning, kalo begitu saya ke atas dulu" pamit Ustdazah Dilla.
" Bentar us"cegah Nayya.
" bang, temenin Ustdzah Dilla bang" pinta Nayya pada sang abang.
" kamu saja, abang mager"Balas Bintara.
plakkkk
Suara nyaring itu terdengar di telinga Ustdzah Dilla.
" awss sakit, suka banget mukul orang" gerutu Bintara.
" bantuin Ustdazah Dilla gak!! kalo enggak aku kasih tau umi,kalo sampean punya pacar" ancam Nayya.
degg
Jantung Ustdazah Dilla berhenti sejak,ia terkejut ternyata lelaki yang selama ini ia cintai dan kagumi sudah memiliki tambatan hatinya.
" Iya, iya berisik kamu" gerutu Bintara.
" gitu dong, bantuin gak cuma jadi pajangan "
Bintara kemudian menaiki eskalator menuju ke lantai dua, sedang Ustdazah Dilla masih terdiam di tempatnya.
" us" panggil Jasmin
" us" panggil Jasmin kembali.
" Ustdzah Dilla" panggil Nayya sambil menepuk bahu Ustdazah Dilla.
" ah iyaa Ning, ada apa ya?" .
" itu Bang Tara udah ke atas," balas Jasmin.
" Iya Ning kalau begitu saya ke atas dulu ya" pamit Ustdzah Dilla.
Ustdazah Dilla kemudian menyusul Bintara untuk ke lantai 2, saat sampai di lantai 2 ia melihat Bintara sedang memelih beberapa tong sampah untuk pondok.
" yang itu atau yang ini us?, untuk di depan kamar santri putri" tanya Bintara sambil menunjuk tong sampah yang ia lihat tadi.
" yang itu saja Gus, lebih besar jadi bisa satu tong sampah bisa buat 2 kamar " saran Ustdazah Dilla.
" emang nanti gak rebutan Us?" tanya Bintara kembali.
" InsyaAllah tidak Gus, nanti kalau kebanyakan tong sampah, malah memakan tempat" balas Ustdazah Dilla.
" okeylah kalau begitu, jadi untuk yang putri kita ambil yang ini yaa, butuh berapa?" tanya Bintara.
" sekitar 50 gus, untuk di asrama kalo di madrasah paling butuh 15 an gus" jawab Ustdazah Dilla.
" okey"
Bintara dan juga Ustdzah Dilla menlajutkan membeli barang lainnya, Ustdazah Dilla sudah sedari tadi menahan rasa gugupnya karena berhadapan dengan sang pujaan hati.
...****************...
Nara dan Atlas tiba di Jakarta tepat saat waktu magrib, setelah menempuh perjalanan yang cukup panjang.
" sayang kita ke istirahat dulu yaa, besok baru ke makam Ayah dan bunda " ujar Atlas yang sedari tadi tak melepas tangan sang istri dari gengggamnya.
" Iya mas, tapi ....." Perkataan Nara menggantung, yang membuat Atlas menoleh kepada sang istri.
" Tapi kenapa sayang?" Tanya Atlas.
" besok dari makam, boleh gak kita langsung pulang" balas Nara.
" Iya sayang" balas Atlas.
"kita cari hotel sekalian ya, sholat di hotel habis itu kita cari makan" Ujar Atlas.
" Iya mas " balas Nara.
Sekitar 25 menit mereka sampai di hotel.setelah chek in Atlas dan Nara pun membersihkan diri dan melaksanakan sholat Magrib dan Isya berjamaah.
Setelah selesai sholat Nara mencium tangan Sang suami, dan Atlas mengecup lembut kening sang istri .
"sayang terima kasih sudah bertahan untuk hal- hal kecil" ujar Atlas lalu membawa, tubuh sang istri ke dalam dekapannya.
Nara membalas pelukan suaminya, pelukan terhangat setelah kepergian kedua orang tuanya, hanya pelukan sang suami.
" kamu mau makan apa?" tanya Atlas.
" emmm sushi boleh?"
" boleh dong sayang, ya sudah sana siap - siap dulu" pinta Atlas lalu berdiri dan mengusap pucuk kepala sang istri yang masih tertutup oleh mukena.
Saat Atlas ingin mengganti bajunya, Nara tampak ragu ingin bertanya sesuatu, Atlas yang peka pun bertanya kepada sang istri.
" kenapa sayang ? hmm" tanya Atlas mendekat ke arah Nara.
" emm gapapa mas" jawab Nara.
" coba kamu jujur sama mas, kamu mau tanya apa?"
" hmm boleh pakai celana gak?" tanya Nara.
Atlas tak bisa menahan tawanya, istrinya itu begitu mengemaskan di matanya.
" ihh kok mas malah ketawa sih? aku tanya beneran lho mas" gerutu Nara sambil memukul tangan sang suami.
" aduh sakit sayang, ampun ampun hahaha" lirih Atlas.
" lagian orang tanya, malah di ketawain" Nara memanyunkan bibirnya yang membuat Atlas semakin gemas.
" ihhh mesh banget sih istri mas ini" Atlas mencubit kedua pipi Nara.
" ihh gak usah cubit- cubit dech" Nara menepis tangan Atlas.
" uluh uluh ngambek nih ceritanya, maaf minta maaf yaa, lagian gemes banget kamu ini" ujar Atlas.
" boleh sayang, asal tidak ketat yaa, kamu kalau mau pakai celana boleh jika di luar tapi untuk di lingkungan pesantren minimal rok yaa" imbuh Atlas.
" hmm" jawaban Nara membuat Atlas semakin gemas.
Setelah perdebatan tadi mereka mengganti baju dan kini mereka sedang berada di mobil.
" sayang udah ih ngambeknya " Kata Atlas mencairkan suasana yang sedari tadi hening.
" sayang" panggil Atlas kembali.
" apa sih mas, aku gak ngambek cuma gak mood" balas Nara, mengalihkan pandangannya ke arah jendela mobil sampingnya.
" apa yang harus mas lakuin biar mood,kamu balik sayang? mas tersiksa nih kamu cuekin mas terus.
"Enggak usah lebay mas" sahut Nara.
Setelah itu hanya keheningan yang terjadi, Atlas yang kini fokus menyetir dan Nara yang sibuk melamun dan jujur ia merasa takut,apabila ia bertemu dengan kakak angkatnya.
Setelah 30 menit akhirnya mereka sampai di salah satu mall di jakarta, setelah memakirkan mobil Atlas dan Nara pun turun dan mulai mencari restoran sushi,mereka tampak anak SMA yang sedang pacaran, dengan Nara yang menggunakan celana bahan di padukan dengan kaos oversize di tambah manset untuk menutup tangan dan juga jilbab pasmina yang di lilit dan Atlas yang mengenakan celana jens dan juga hoodie yang membuat dirinya tampak terlihat lebih muda dari biasanya.
" Nara"
sehabis keguguran itu kan masih masa nifas ya..yg artinya belum boleh sholat...tapi disini Nara sudah sholat...
si wildan juga terlalu lembek sampai bs dimanfaatin ulet bulu