NovelToon NovelToon
Cinta Untuk Lana

Cinta Untuk Lana

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / CEO / Berbaikan / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Seiring Waktu / Enemy to Lovers
Popularitas:1.7k
Nilai: 5
Nama Author: Lidya Riani

Lana, seorang gadis yang tumbuh dalam pengabaian orangtua dan terluka oleh cinta, harus berjuang bangkit dari kepedihan, belajar memaafkan dan menemukan kembali kepercayaan pada cinta sejati.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lidya Riani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

CHAPTER 21 Bertemu Bunda Part 1

"Aku ke sebelah sana ya," tunjuk Lana dengan mata berbinar, saat ia dan Dilla sore itu sedang berada di sebuah toko buku di mal besar kota mereka.

"Bukannya udah dapat buku TOEFL-nya, mau cari buku apa lagi, La?" tegur Dilla dengan nada jenuh, karena sudah bosan berada di sekitar tumpukan buku.

"Sstttt... udah kamu di sini aja, lihat-lihat komik tuh. Aku ke sana sebentar ya," bisik Lana, lalu tanpa menunggu respons dari sahabatnya, ia langsung melengos pergi ke area yang memajang buku-buku seni, terutama yang berkaitan dengan desain interior, langkahnya ringan dan penuh semangat.

Entahlah, beberapa hari ini, ia tertarik dengan semua hal yang berkaitan dengan dekorasi ruang, sebuah ketertarikan yang tiba-tiba muncul. Tinggal seorang diri di rumahnya selama beberapa tahun membuatnya terkadang iseng dan sering mengatur tata letak furnitur dan ruangannya, menjadikan rumahnya kanvas untuk kreativitasnya. Ia juga kerap mendekorasi rumahnya agar terasa nyaman, bahkan sering membuat kerajinan tangan atau furnitur sederhana untuk menambah keindahan tempat tinggalnya.

Lana mengambil sebuah buku berjudul "The Monocle Guide to Cosy Homes" yang dipajang di sana, matanya berbinar melihat sampul buku yang menarik. Ia membaca ulasan buku tersebut dan membuka beberapa halaman di dalamnya, terpesona dengan isinya. Gadis itu bersandar di dinding tak jauh dari sana dan detik selanjutnya, dirinya seolah terhanyut dengan isi buku tersebut yang menunjukkan berbagai inspirasi dan panduan praktis untuk mengubah hunian menjadi rumah yang penuh kenyamanan, imajinasinya mulai melayang. 

Lana terus memperhatikan berbagai potret interior, furniture, dan lokasi yang disuguhkan dalam buku tersebut, terpikat dengan keindahan yang ditampilkan, hingga akhirnya ia memutuskan untuk membelinya. Gadis itu segera mendekati rak tempat buku itu dipajang, raut wajahnya yang semula bersemangat mendadak murung, ekspresinya berubah drastis.

"Kenapa harganya semahal ini," gumam Lana sambil menghela napas, raut kecewanya terlihat jelas. "Mungkin aku harus menabung dulu, ah sayang sekali," sesalnya, hatinya terasa berat.

Lana menaruh buku tadi di tempatnya semula lalu berniat segera menghampiri Dilla, perasaannya campur aduk. Ia mengedarkan pandangannya ke segala arah, mencari keberadaan gadis itu. Namun, tiba-tiba saja gadis itu terpaku saat retinanya menangkap seseorang yang asing namun sekaligus familiar, jantungnya berdegup kencang. Berkali-kali ia mengedipkan matanya, seolah memastikan bahwa penglihatannya tidak salah, mencoba meyakinkan diri.

Kakinya melangkah mendekati objek yang sejak tadi ia rekam, langkahnya ragu namun mantap. Rasa khawatir tiba-tiba menyergap dirinya, tapi anehnya, tubuhnya terus mendekat seakan tak kenal takut, sebuah dorongan kuat yang tak bisa ia lawan.

Lana menelan ludahnya, bibirnya terasa kering, tangannya pun mulai terasa dingin, perasaannya berkecamuk. Sebelumnya, ia tak pernah merasa segugup ini, bahkan untuk ujian sekalipun. Tapi saat ini berbeda, ia akan bertemu dengan seseorang yang sudah tak ditemuinya beberapa tahun ini, sebuah pertemuan yang sangat dinantikannya.

Seseorang yang begitu gadis itu rindukan. Kerap dirinya menyalahkan diri saat ingatannya tentang wanita itu mulai pudar. Betapa gadis itu menganggap dirinya bodoh karena ia tidak bisa mengingat detail sedikitpun tentang dia, frustasi dengan keterbatasan ingatannya.

Namun, saat tadi dilihatnya wanita itu, berdiri dengan senyum di wajahnya seraya berinteraksi dengan seseorang yang entah siapa, gadis itu mendadak bisa mengingat semuanya, sebuah ingatan yang tiba-tiba kembali.

Ada suatu rasa dalam hatinya yang tak bisa ia deskripsikan saat melihat wanita itu, hingga ia bahkan tak bisa mengalihkan pandangan, seolah ada magnet yang menariknya.

Bunda... bisik Lana dalam hati, matanya berkaca-kaca.

...-------------...

"La, ngapain bengong? Pulang yuk," tepukan Dilla di pundak gadis itu mengejutkannya, memecah lamunan Lana.

Lana menoleh seperti orang kebingungan, matanya kosong dan linglung.

"Kamu kenapa? Kok pucat?" Dilla mengangkat tangannya dan memegang kening Lana, memastikan kalau gadis itu tidak tiba-tiba sakit, raut khawatirnya terlihat jelas.

"Aku nggak apa-apa," jawab gadis itu sambil berusaha menarik napas panjang, mencoba menenangkan diri.

Dilla menggamit lengan Lana, memastikan kalau gadis itu aman bersamanya, melindunginya dari sesuatu yang tak terlihat.

"Pulang aja yuk," ajak Dilla dengan nada lembut.

"Tapi... itu di sana..." Lana mendadak berbicara dengan terbata-bata, membuat Dilla keheranan, jarinya menunjuk ke arah pintu keluar.

"Kamu kenapa sih? Ada apa, La?" Dilla semakin khawatir, perasaannya campur aduk.

"Ada... bunda," bisik Lana lirih, suaranya hampir tak terdengar.

"Hah, bunda kamu? Serius?" tukas Dilla hampir berteriak, matanya membulat tak percaya. Gadis itu segera mengedarkan pandangannya ke sekeliling toko buku tersebut, mencari sosok yang dimaksud.

"Di mana? Yang mana? Aku udah lupa wajah bunda kamu," sesal Dilla, karena memang mereka terakhir bertemu mungkin lebih dari 10 tahun lalu, rasa bersalah menyelimuti hatinya.

"Di sana," Lana menunjuk ke arah pintu keluar di mana terlihat seorang wanita bersama dengan pria dan gadis yang mungkin usianya tak jauh dari Lana, matanya terpaku pada sosok wanita itu.

Wanita itu terlihat menggandeng lengan gadis itu dan keduanya terlihat asyik bercanda, pemandangan yang membuat hati Lana berdenyut.

"Jadi wanita itu bunda kamu? Pria di sampingnya, apa dia ayah tiri kamu?" tanya Dilla hati-hati, mencoba memahami situasi.

Lana menganggukkan kepalanya, matanya berkaca-kaca.

"Benar, itu suaminya Bunda, aku masih sedikit ingat wajahnya saat pernikahan mereka," terang Lana, kenangan lama kembali berputar di benaknya.

"Lalu cewek itu siapa?" tanya Dilla penasaran, mencoba mencari tahu lebih lanjut.

"Mmm... aku tak yakin. Mungkin... itu..." Lana terlihat ragu, suaranya tercekat di tenggorokan. "Kak Gina."

"Hah? Siapa dia?" Dilla mengerutkan kening, bingung dengan nama itu.

"Anak Om Wisnu," jelas Lana, perasaannya campur aduk.

"Maksudnya kakak tiri kamu?" Dilla tiba-tiba meninggikan suaranya, membuat Lana sontak menutup mulut gadis itu, mencoba mencegahnya mengatakan hal yang salah.

...----------------...

1
Rita Riau
tuh Shaka dengerin betapa baiknya Lana,dan kamu hanya seorang pecundang
Rita Riau
bagus Lana,jgn lemah bikin hidup di Shaka dalam penyesalan seumur hidup
Rita Riau
terlalu bego kamu Lana kalo mau di bodohi oleh manusia seperti si Gani
Rita Riau
hadeeh,,, mampus aja sekalian Sofia ga simpati aq
Rita Riau
udah mau mati baru ingat anak yang rak di inginkan. basi
Rita Riau
takdir benar benar kejam mempermain hidup Alana,,, kasihan Lana,,
Rita Riau
Lana,ga salah kha,,, kamu salah besar kalo membenci Alana,,, yg salah itu bapak nya.
Rita Riau
berarti yg nabrak ayah Shaka sampai meninggal itu si putra ayah Alana. rumit
Rita Riau
kasian Alana, punya ayah tapi seorang pecundang dan memiliki seorang ibu namun lebih bagus ibu ayam,,
Rita Riau
Lana,kamu bersama Shaka aja biar waktu yang membalas semua perbuatan orang tua mu,,
tak bapak tak ibu sama aja dua duanya jahat sama anak sendiri
Rita Riau
ga apa" Sofia terus aja dgn sikap mu yang tak menganggap ada anak mu, akan ada hari balasan karena hukum alam itu berlaku tabur tuai juga nyata
Rita Riau
kasian banget Lana, nanti kalo kedua orang tua datang dgn penyesalan ga usah dipedulikan juga.abai kan
Rita Riau
bahagia kan diri mu Lana walaupun tanpa kasih sayang orang tua mu.
Rita Riau
nyesek banget dgn nasib Lana,,, punya orang tua tapi seperti yatim piatu. bapak ibunya cuma pandai bikin setelah hadir di sia sia kan,,, bener bener orang tua egois,,
Rita Riau
izin mampir ya Thor,,, 🙏
CantStopWontstop
Aku udah jatuh cinta sama cerita ini, semoga thor terus update terussss!
Abadon007
Nggak sia-sia baca ini. 💪
Coralfanartkpopoaf
Cerita yang menghanyutkan.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!