Jatuh cinta pada pandangan pertama ? siapa yang percaya ?
Ziva bersyukur bisa terlepas dari mantan toxicnya atas bantuan Arshaka, tapi suatu ketika karena mantan toxicnya juga hubungan yang sedang mereka jalin harus berakhir.
Setelah kejadian buruk itu Ziva jadi trauma berat. Dan semakin berat pula hidupnya karena hubungannya dengan Arshaka berakhir di waktu yang sama.
Satu tahun terlewati tanpa saling berkomunikasi, mereka tidak sengaja di pertemukan lagi.
Akankah cinta yang selama ini Ziva jaga dan tertanam untuk Arshaka harus dia perjuangkan atau harus dia relakan ?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nyiem, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
35.
Pertandingan babak terakhir berlangsung, tidak henti-hentinya Arshaka meneriakkan dukungannya pada Ziva, bahkan entah sudah berapa banyak foto Ziva yang dia abadikan di kamera ponselnya.
“Dasar bucin” sindir Bagas
“Cari pacar sana biar bisa bucin juga sama PACAR” sindir Arshaka lebih pedas
“Udah ditikung” sindirnya lagi
“Lo gak sat set”
“Gue pikir kan dia masih punya cowok, mana mau gue jadi orang ketiga. Eh btw Ziva udah putus kan sama cowoknya sebelum jadian sama lo ?”
“Kepo banget lo”
“Wah jangan-jangan lo selingkuhan Ziva ya ?” terka Bagas
Arshaka menarik satu sudut bibirnya, “serius lo Ka ? mau-maunya lo diduain” cecar Bagas
“Lo gak tau ceritanya, gue ceritain juga lo gak bakalan ngerti"
“Jangan-jangan-” ucapan Bagas menggantung, menatap Arshaka penuh curiga
Arshaka menoyor kening Bagas, “sinting lo !”
“Ya terus apa lagi alasannya selain itu ?”
“Kita sama-sama saling cinta, tau !”
“Ck, cinta”
“Dah, lo sama Manda aja sana”
“Dih ogah, masa gue sama cewek obsesian kaya dia”
“Ya lo sendiri dulu kenapa maksa gue sama dia ?!”
“Hehehe, maksud gue kan baik Ka, lo sama Manda, terus gue gak ada saingan buat dapatin Ziva gitu”
“Enak aja lo dapat Ziva, gue dapat biawak”
**
Hari berganti hari, setelah hari pertandingan sabtu lalu, kemenangan dari tim Ziva dan Arshaka sukses mencuri perhatian.
Bahkan hubungan kedua sejoli itu sudah diketahui semua orang. Tidak ada lagi yang Ziva takuti jika Arshaka mengajaknya bertemu berdua di hotel.
Dan per hari ini, Arshaka bersemangat menjemput Ziva untuk berangkat kerja bersama.
Tautan tangan mereka tidak terlepas hingga Arshaka mengantarnya sampai depan ruangan divisi room.
“Semangat magangnya ya sayang, nanti istirahat bareng ya”
“Kalau aku istirahat sama yang lain boleh gak ?”
“Hem, padahal mau makan siang sama pacar”
“Lain kali gak papa kan ?”
“Iya, ya udah sana masuk gih”
“Bye sayang” Ziva langsung masuk sebelum Arshaka menahannya lebih lama lagi
**
Sudah satu tahun berlalu setelah putusnya hubungan Ziva dengan Arshaka yang hanya berbeda beberapa hari setelah hari wisudanya.
Hari ini adalah hari Minggu, Ziva dan teman-temannya ada jadwal manggung di cafe yang sudah hampir 3 bulan ini menjadi tempat manggung tetap mereka.
“Gue direkomendasi sama teman gue buat ke cafe ini, benar kan, bagus banget, terus hari ini bakalan ada live musicnya juga” seru Dara berantusias
“Kayanya kita telat banget sih kesininya, ada kafe sebagus ini kita malah baru tau” sahut Hana
Pandangan Arshaka terkunci ketika melihat punggung wanita yang sangat dia kenali berlari kecil melewati meja yang dia duduki.
Wangi parfum yang dia sukai dan selalu dia rindukan selama ini tertinggal di angannya. Namun wanita itu tidak sendiri, melainkan ada seorang pria setengah baya menemaninya.
“Malam om” sapa Bianca dan yang lainnya
“Hem” dehem papa dengan senyum tipis di wajahnya
“Duduk om, om mau minum apa ?” seru Bianca
“Kopi panas, biasa”
“Okeee”
“Lo ke mana ajaaaa ?” gemas Bianca sekembalinya memesankan kopi untuk papa Ziva
“Sorry, gue cari stik drum gue dulu tadi” sahut Ziva menunjukkan hardcase stick drum nya lalu meletakkannya di atas meja
Seperti biasa, meja untuk Ziva dan teman-temannya berada di sudut terdekat panggung kecil, sementara Arshaka duduk di meja area tengah cafe.
Hatinya nyeri melihat tawa Ziva yang selalu dia rindukan selama ini.
Sebelum menaiki panggung kecil itu bersama Kenny, Samuel, dan Fauzan, sang papa memberikan kecupan hangat di kening Ziva lebih dulu.
“Semangat guyyss” seru Bianca yang tetap duduk itu
“I-Itu bukannya Ziva ya ?” tanya Bagas
“Wuahh gila sih kalau sampai Ziva gitarisnya” seru Ardi
“Ka, lo gak papa ?” tanya Surya
Arshaka menarik nafas pelan, dia hanya menyeruput minumannya.
“Selamat malam semua.. terima kasih banyak ya buat penonton setia kita yang selalu hadir sampai malam ini” sapa Kenny yang sudah duduk dia atas panggung, dengan mikrofon sudah berdiri di hadapannya
“Yyyeeyyy, I love you kenkennnn !!” sorak para penggemar wanita Kenny
Kenny terkekeh pelan, dia melambaikan tangannya ke arah para penggemarnya tadi, “terima kasih teman-teman”
“Ekhem, ada yang jealous” sindir Ziva mengotak-atik tuner gitar di tangannya
Diliriknya wajah Bianca sudah berubah masam, memang sudah beberapa bulan terakhir ini mereka sedang pdkt.