NovelToon NovelToon
Wanita Warisan Kakak

Wanita Warisan Kakak

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / CEO / Pengganti / Percintaan Konglomerat / Diam-Diam Cinta
Popularitas:4.5k
Nilai: 5
Nama Author: Nur Trihandayani

"DUARRR"

Akhirnya Zevana mengetahui dibalik sikap dingin suaminya. Gadis bernama lengkap Zevana Azalia Hermina Salim itu harus menelan pil pahit dalam rumah tangganya. Ia baru saja mengetahui kalau suami yang baru seminggu menikahinya itu ternyata memiliki tambatan hati. Pantas selama ini suaminya bersikap dingin, bahkan mereka tidak tidur satu kamar.

Apakah pernikahan itu akan terus berlanjut? Atau Zevana akan mencoba membuat suaminya jatuh hati padanya? Bukankah akan sangat melelahkan dan menyakitkan bila bertahan? Dan apakah suaminya mau melepas Zevana jika ada seseorang yang mau membahagiakan Zevana?

Inilah kisah Zevana seorang Putri dari orang ternama nan alim dan disegani. Siapa sangka rumah tangganya begitu nelangsa. Beri support ke author yahh..

Sebelumnya mohon maaf bila ada kesamaan antara nama tokoh, alamat, ataupun yang lainnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nur Trihandayani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

WWK BAB 26

Jantung Zevana berdesir kala mendengar Rayhan menyebutnya "Sayang". Mendadak suasana menjadi canggung serta kikuk. Pipi Zevana pun sudah bersemu merah.

.

.

Kini Rayhan dan Zevana sudah duduk kembali di ruang tengah. Bahkan saat menuruni anak tangga Rayhan terlihat menggandeng tangan Zevana. Mereka yang duduk di ruang tengah pun mengulum senyum sambil berucap syukur.

"Alhamdulillah..."

Rayhan duduk bersisihan dengan Zevana, tangannya tak lepas menggenggam tangan istrinya. Lydia tersenyum tangannya mengusap punggung Zevana.

"Terimakasih ya, Sayang. Sudah mau memberikan Rayhan kesempatan. Kamu tenang saja, kalau sampai Rayhan sakiti kamu lagi nanti Mama sendiri yang jewer dia." Ucap Lydia dengan sedikit tawa di akhir kalimat.

Zevana yang mendengar pun hanya tersenyum.

"Owh iya, apa kamu pengen sesuatu? Apa yang kamu rasakan saat ini? Mual atau pusing atau yang lain?" Kembali Lydia berucap, matanya tak henti memandangi wajah ayu menantunya.

"Biasanya di awal kehamilan kan akan mengalami yang namanya mual muntah tuh. Mama yakin kamu juga pasti tahu. Nah, kalau misal ada yang ingin kamu makan atau yang lain katakan saja pada Rayhan. Minta dia untuk menuruti semua keinginan mu." Lydia beralih melirik putranya.

"Kebetulan, dua hari ini tidak ada makanan yang bisa masuk keperut Zevana. Kami sudah coba apa saja, tapi tetap tidak berhasil." Saut Husna.

"Kalau soal itu, tadi sebelum kemari Ayah sempat mengirim pesan. Ayah meminta Rayhan memasak menu untuk Zevana." Ucap Rayhan yang kemudian hendak beranjak dari sofa.

"Bentar, aku ambilkan dulu. Tadinya aku penasaran untuk apa? Sekarang aku paham." Tambah Rayhan seraya berlalu.

Tak berselang lama, Rayhan kembali dengan menenteng sebuah paper bag berwarna coklat.

"Ayo, makan dulu. Kami keruang makan dulu ya Mah, Pah, Ayah, Ibu, Kek..." Ucap Rayhan menatap satu persatu wajah nama yang Ia sebut.

"Ya sudah sana gih, dulu waktu Ibu hamil Zevan dan Zevana juga gitu soalnya. Ayah pikir mungkin Zevana juga mengalami hal yang sama." Papar Yai Halim.

"Ehh, kenapa Ibu justru malah lupa ya?" Saut Husna.

"Maklum, banyak yang dipikirkan. Kamu ini kan wanita sibuk, Direktur Hermina. Jangan lupa umur kita semakin bertambah tiap harinya." Saut Lydia sembari terkikik.

Para sesepuh pun melanjutkan obrolan sembari menikmati teh dan juga camilan yang disajikan. Rayhan dan Zevana juga sudah duduk di meja makan. Zevana menunggu Rayhan menyiapkan makanan yang dibawa. Manik mata Zevana bergerak kesana kemari mengikuti langkah Rayhan yang mondar mandir. Hingga sesaat kemudian, Rayhan ikut duduk di sampingnya.

"Udah, sekarang makanlah. Atau mau Mas yang suapin?" Tawar Rayhan.

Zevana sempat terdiam sejenak, jujur entah mengapa dirinya ingin disuapi dengan tangan. Tapi malu untuk mengatakannya pada Rayhan. Jadi Ia memilih meraih sendok dan melahap makanan yang sudah Rayhan siapkan. Namun, setelah makanan itu masuk...

"HUEEEKKK"

Zevana menutup mulutnya dengan telapak tangan dan buru-buru berlari menuju wastafel lalu memuntahkan semuanya. Rayhan pun segera menyusul istrinya itu. Tangannya terulur memijat pelan tengkuk leher Zevana yang tertutup pashmina.

"Apa masakannya tidak enak?" Tanya Rayhan.

Zevana berkumur lalu membasuh mulutnya, usai itu Ia tarik beberapa lembar tisu untuk menyapu mulutnya yang basah.

"Tidak kok, rasanya enak." Jawab Zevana dengan kepala menggeleng tiga kali.

"Terus kenapa masih mual?" Tanya Rayhan kembali.

Zevana menunduk dalam, apa dirinya katakan saja keinginannya?

"Sayang..." Ucap Rayhan lembut sembari mengusap punggung Zevana.

Zevana mendongak menatap wajah Rayhan yang menuntunnya untuk kembali duduk. Pipinya sudah merona pasti.

"Se.. Sebenarnya Zevana pengen di suapin pake tangan." Ucap Zevana akhirnya. Wajahnya menunduk di akhir kalimat.

Rayhan tersenyum, "Ngomong dong dari tadi, Mas pikir kenapa! Kan tadi Mama sudah bilang, kalau pengen sesuatu ngomong aja. Jangan malu apa lagi sungkan. Okke?"

Zevana mengangguki ucapan Rayhan barusan.

"Ya sudah, aku suapin." Ucap Rayhan akhirnya.

Rayhan mencuci tangannya terlebih dahulu lalu mulai menyuapi Zevana dengan telaten. Agak ragu Zevana menerima suapan pertama dari Rayhan. Dirinya tak ingin merasakan mual dan muntah kembali, sungguh itu rasanya tidaklah enak. Tapi setelah menerima suapan pertama itu semua tampak aman. Bahkan makanan yang terbilang biasa saja berasa nikmat untuk Zevana.

"Bagaimana?" Tanya Rayhan ingin memastikan rasa dan kondisi Zevana.

Zevana mengangguk, "Tidak mual lagi, beneran ini Mas Rayhan yang masak?" Zevana seolah tak percaya karena rasanya begitu nikmat.

Rayhan terkekeh kecil, "Kamu meragukan ku? Gini-gini aku pernah hidup mandiri di L.A Sayang."

Zevana menunduk menyembunyikan senyum serta pipi yang pasti sudah semerah tomat.

Rayhan terus menyuapi Zevana nasi dan ayam goreng serta sambal tomat, tak lupa daun selada yang kata mertuanya itu favorit Zevana. Rayhan senang melihat istrinya itu makan begitu lahap.

"Setelah ini mau tinggal dimana?" Tanya Rayhan disela-sela kegiatan suap menyuap. Ehh bukan suap yang itu ya, yang lagi viral tuh 300 T cuman 6,5th.

Zevana tampak terdiam sejenak, matanya bergerak kesana kemari seolah tengah berfikir.

"Terserah Mas Rayhan saja." Jawab Zevana pada akhirnya pasrah dengan keputusan suaminya.

"Kemarin Mas lihat ada rumah yang dijual, dan lokasinya dekat dengan mansion utama. Bagaimana menurut mu?" Rayhan meminta pendapat Zevana. Yah, dirinya tidak ingin mengambil keputusan tanpa berunding dulu dengan istrinya itu.

"Zevana boleh lihat dulu? Aku tidak terlalu suka rumah yang besar apa lagi terlalu wah. Aku lebih suka rumah minimalis." Zevana mengutarakan pendapatnya.

"Boleh... Besok kita kesana. Owh iya, kamu mau lanjut kerja atau cuti dulu sementara?" Tanya Rayhan kembali.

"Nanti lihat kondisi Zevana dulu, tapi Zevana mau fokus spesialis biar cepet." Jawab Zevana terlihat bingung.

"Ya sudah nanti kita bahas lagi. Sekarang beresin dulu makannya. Sementara kita tinggal di mansion utama dulu ya. Takut kalau di apartemen kamu sendirian. Ya walaupun Mas bisa minta salah satu mbak di mansion buat temenin kamu." Papar Rayah yang mendapat anggukan dari Zevana.

To Be Continued...

1
anggita
iya.. bener itu😑 .... 💪🇮🇩 🇵🇸
anggita
like iklan👍☝... moga novelnya lancar.
Hikari_민윤기: aamiin Yaa Allah, makasih Kak supportnya...
total 1 replies
anggita
iku boso jowo... bhs Inggrisnya more easy🤭
Hikari_민윤기: haduh ndak bisa saya bahasa inggris cuman bisa yes or no 🤭🤣
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!