Kita tidak pernah tau takdir apa yang akan menghampiri hidup kita kelak. Semua skenario sudah Allah atur sesuai kapasitas masing - masing.
Saatnya diatas siapapun mengaku saudara,teman atau apalah. Tapi saat kita terpuruk mana tadi yang mengaku saudara. Semuanya perlahan pergi menjauh.
Begitulah kehidupan Keluarga Derel,pasca pendemi merubah segalanya. Saat kedua orang tuanya telah tiada kakak dan adik - adiknya seakan tidak mengenal dirinya lagi.
Dulu waktu ia punya semuanya kakak dan adiknya rajin datang kerumah berkumpul. Itu semua tinggal kenangan. Bagaimana kehidupan Derel dan keluarganya selanjutnya?akankah ia kembali sukses? apa yang terjadi pada orang - orang yang menghina dirinya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ima susanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 35
Sinta tidak berselera untuk makan, pikiranya tengah kacau memikirkan kondisi suaminya yang belum sadar sampai sekarang. Benturan di kepalanya cukup keras sehingga membuat kepalanya perlu penanganan instensif.
"Ayo, mbak di makan nasinya. Mbak butuh tenaga, jangan sampai mbak jatuh sakit,kalau mbak sakit siapa yang mengurus Derel." Gibran berusaha menyemangati Sinta. Entah kenapa setiap kali ia memandang Sinta hatinya seakan ikut merasakan sakit yang Sinta rasakan.
Sinta terpaksa menyuap nasi kedalam mulutnya. Rasa hambar dan sulit untuk di telan. Gibran hampir seharian menemani Sinta di rumah sakit. Saat hari makin malam,ia pamit untuk pulang.
"Mbak, aku tinggal dulu ya. Besok aku kesini lagi." janji Gibran.
"Makasih, mas sudah di repotkan." ucap Sinta mencoba terlihat tegar.
"Mbak, jangan lupa istirahat juga. Nanti kalau ada kabar apa - apa telpon langsung, nanti saya akan langsung kemari." ujar.Gibran yang sebenarnya tidak tega meninggalkan Sinta seorang diri.di sana.
Sementara itu di rumah almarhum ibu berkumpul Mercy,Rafi dan Gani. Mereka berencana subuh nanti akan bertolak ke jakarta menengok Derel yang kecelakaan.
"Bagaimana kondisi abang, Rafi?" tanya Gani, ada kecemasan di matanya. Ia memang kesal dengan Derel tapi hati kecilnya masih menyanyangi abangnya itu.
"Tadi kata Dafa, abang masih belum sadar pasca operasi." jawab Rafi sedih.
"Kok bisa abang kecelakaan seperti itu ya? Kayanya ada yang sengaja mencelakai abang?" asumsi Gani yang tidak tau jika kecelakan abangnya adalah ulah istri dan mertuanya.
"Setahu aku abang ga pernah ada musuh." sahut Rafi.
"Kita kan ga pernah tau abang kaya apa diluar sana. Mungkin ada yang pernah tersinggung dengan abang. "sahut Mercy.
Semuanya manggut - manggut mengiyakan kecuali Nia ia tersenyum penuh arti tapi tdk seorang pun yang menyadarinya.
Seperti janji mereka sebelumnya sebelum subuh mereka semua berangkat ke jakarta dengan menyewa sebuah mobil.
Perjalan sangat lancar karna jalan masih sepi hanya ada truk - truk gede yang ketemu satu persatu saja. Tujuan mereka adalah rumah sakit.
Karan masih pagi mereka mencari sarapan dulu baru menemui Sinta yang duduk termenung sendiri dengan tatapan kosong.
"Teh,teteh Sinta. " Sapa Mercy langsung memeluk kakak iparnya itu. Air mata kembali tumpah di pipi Sinta begitu juga dengan Mercy. Gani ikut merasa terharu tak terasa sudut matanya pun turut mengembun dan buru - buru ia suka dengan ujung tanganya.
Setelah tangisan mereka reda semuanya duduk bareng dan muali berbicara.
"Teh,kok bisa abang kecelakaan?" tanya Mercy.
"Teteh juga ga taukejadian seperti apa, tau - tau teteh di suruh keruamh sakit memastikan apakah benar teteh keluarganya. Dan saat itu abang kalian perlu tindakan operasi secelatnya untuk menghentikan pendarahan di kepalanya. Pihak rumah sakit ingin meminta persetujuan keluarga." jelasnya Sinta sesekali menghapus bulir bening yang jatuh membasahi pipinya.
"Apakah sudah ketahuan siapa pelakunya, teh?" Nia yang sedari tadi diam pura - pura bertanya.
"Belum. Karna tidak ada saksi dan kemungkinan CCTV tidak begitu jelas mengarah kesana. " jawab Sinta.
"Rasain kalian,makanya jangan main - main dengan aku." bathin Nia sambil tersenyum samar.
Yang lain berwajah sedih,hanya Nia yang nampak biasa - biasa saja. Ia malah berharap semoga saja Derel tidak akan pernah sadar.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
selamat siang kk, thor up lagi ya untuk menemani istirahat siang kk. Terima kasih sudah menunggu dan jangan lupa tinggalkan jejak berupa like dan komen serta votenya yang banyak biar thor makin semangat melanjutkan bab berikutnya 😊😘😘😘🙏🙏🙏🙏
klu Darel selamat
malah tokoh utamanya dimatiin...
ke ce wa... left..
ya ngak seru klu Darelnya meninggal.. Thor