ISTRI RASA SIMPANAN

Kevin masuk ke kamar dengan membawa paket di tangannya. Kevin masuk ke dalam kamar mandi dan tidak lupa mengunci pintunya. Kevin tidak mau jika Elena sampai tahu apa isi dari paket yang di terimanya.

Kevin membaca catatan kecil di paket itu.

~Ini untukmu... dulu ibumu sangat menyukai syal yang ku berikan ini. Pakailah... aku ingin melihat Ningsih kembali, Mr. A.

Kevin membuka paket itu dan melihat isinya. Sebuah syal dengan warna dan corak yang sangat cantik. Kevin mengeram, dia tahu siapa Mr.A itu. Kevin masih ingat saat Andra mengatakan jika ingin membalas Elena karena ibunya.

"Apa... Andra terlalu terobsesi sama ibu Ningsih? yang benar saja, Elena harus memakai ini dan menjadi ibu," gumam Kevin.

Kevin membuang kotak paket lalu merobek kecil-kecil kertas catatan itu ke tempat sampah. Kevin keluar kamar mandi lalu menyembunyikan syal di dalam lipatan bajunya.

"Sepertinya aku harus menemui Doni," gumam Kevin.

Kevin keluar kamar menemui Elena. Elena tengah duduk menonton TV dengan cemilan di tangannya. Kevin merebut cemilan yang ada di tangan El.

Elena merengek saat cemilan di ambil oleh Kevin. "Kevin... kenapa di ambil cemilannya?"

"Elena... ini makanan ringan, tidak baik buat ibu hamil," ujar Kevin.

Elena merengut. "Jadi... aku makan dong?"

Kevin tersenyum. "Aku pesankan makanan dulu buatmu."

Kevin mulai mengotak-atik ponselnya untuk memesan makanan lewat aplikasi. Kevin menatap Elena lalu membawa kepala El ke dalam pelukannya. Kevin mengecup puncak kepala El dan mengelus punggung belakang istrinya.

"Elena... jika seseorang berbohong padamu, apa yang akan kamu lakukan?" tanya Kevin.

Elena bangun dari pelukan Kevin. Elena mengernyit menatap wajah Kevin. "Ada apa memangnya?"

"Tidak... aku hanya bertanya saja," ujar Kevin.

Elena memundurkan tubuhnya. "Tentu saja aku akan marah. Bukankah kamu selalu membohongiku?"

Kevin merasa tersindir dengan perkataan Elena. Kevin memang membohongi Elena. Kevin mendekatkan tubuhnya kepada El. Kevin meraih wajah Elena lalu mengecup seluruh wajah El.

Elena merasa risih karena Kevin. "Kev... hentikan."

Kevin mengeleng. "Gak mau... biarkan aku mencium wajahmu."

Elena tertawa geli. "Hahaha... geli."

Kevin tersenyum melihat Elena tertawa. Seperti ada kebahagian yang terpancar dari wajah istrinya. Kevin memeluk kembali istrinya.

Elena... aku belum siap untuk mengatakannya. Aku takut kehilangan kamu, aku sudah jatuh cinta padamu, batin Kevin.

Bel pintu apartemen berbunyi, Kevin keluar untuk membuka pintu. Ternyata yang datang pengantar makanan. Kevin mengambil makanan itu lalu membayarnya.

Kevin mengambil piring dan minum untuk Elena. Kevin meletakan makanan ke dalam piring lalu memberikannya pada El. "Elena... ayo makan dulu."

Elena makan di suapi oleh Kevin. Elena makan dengan lahapnya. "Kamu... tidak makan?"

Kevin mengeleng. "Nanti... setelah kamu, ayo makan lagi."

Elena menghabiskan makanan yang di berikan Kevin. Kevin terkekeh kecil, Elena begitu rakusnya. Kevin sudah menerima jika harus menjadi papa muda. Mungkin asyik juga jika punya anak ketika masih sangat muda.

Orang mungkin akan menganggap jika anak mereka sebagai adik. Kevin juga sudah membayangkan jika anak mereka sudah besar. Kevin membayangkan kelak anaknya nanti akan menjadi sahabatnya.

Elena beranjak untuk pergi ke kamar. "Kev... aku mau tidur."

Kevin geleng-geleng kepala, baru saja selesai makan sudah mau tidur. "Cuci wajahmu dan gosok gigi dulu."

"Iya," ucap Elena.

*****

Elena dan Kevin telah sampai di kampus. Kevin berjalan dengan merangkul bahu Elena. Amel datang menghampiri Kevin. Amel tidak terima jika harus di putuskan secara sepihak. Amel akan mengatakan kebenarannya pada Elena.

"Kevin... kamu cinta sama aku. Kenapa kamu masih sama Elena?" tanya Amel.

Kevin berdecak. "Kamu itu lupa, kita sudah putus. Aku mencintai Elena, dia istriku."

Amel menatap sengit. "Baiklah... artinya kamu sudah siap jika Elena tahu masalah ini."

Elena kaget ternyata Kevin dan Amel sudah putus. Tetapi Elena bingung dengan maksud ucapan Amel. "Kev... masalah apa yang tidak aku ketahui."

Kevin mengelus pundak El. "Jangan dengarkan Amel, dia hanya iri pada kita.

Kevin dan Elena pergi meninggalkan Amel. Kevin tahu jika Amel tidak akan berani mengatakan kebenarannya. Amel tidak akan berani jika tanpa perintah Andra. Amel kesal, Kevin pergi meninggalkan dirinya.

Amel sejak melihat Kevin sudah jatuh hati padanya. Amel sengaja jual mahal pada Kevin. Kevin terus mengejar-ngejar Amel. Ayahnya Andra juga setuju jika Amel berhubungan dengan Kevin. Tanpa Amel sadari Ayahnya dan Kevin saling kenal dan bermusuhan.

Elena menghentikan langkah kakinya. "Kev... apa maksud dari ucapan Amel? kamu tidak merahasiakan sesuatu, kan?"

Kevin menghela. "Aku sudah tidur dengannya. Itu kebenaran yang ingin Amel katakan."

Mata Elena membulat, dugaannya benar. Hubungan Amel dan Kevin sudah sejauh itu. Elena mengira jika kejadian di Villa itu hanya sekedar cumbuan saja. Itu artinya Kevin sudah mengkhianati pernikahannya.

Elena pergi dari hadapan Kevin. Kevin berusaha untuk mengejarnya. Kevin memang tidak berbohong jika dirinya memang sudah tidur bersama Amel. Kevin sengaja mengatakan itu demi menutupi kebohongan lainnya.

"El... tunggu, bukannya kamu sudah tahu kalau aku tidur dengan Amel," ucap Kevin.

Plaakk... !

Elena menampar pipi Kevin. Semua mahasiswa yang berada di koridor sontak melihat Elena menampar Kevin. Kevin membawa Elena pergi agar mereka tidak jadi bahan tontonan.

Kevin membawa Elena ke taman belakang kampus. "El... maafkan aku."

"Kevin... jika sekali lagi kamu berbohong dan mengkhianati diriku. Aku akan minta pisah," ucap Elena.

Kevin menggeleng. "Gak... jangan El, aku cinta sama kamu. Aku tidak ingin kita berpisah."

Kevin ingin memeluk El tetapi istrinya itu menghindar. "Kamu bilang mencintaiku, tapi kamu selalu menyakitiku Kevin."

"Aku tahu, aku bersalah padamu. Aku mohon, jangan mengatakan perpisahan," ucap Kevin.

Kevin meraih tangan Elena. "El... kamu sedang hamil. Jangan marah lagi, itu tidak baik bagi anak kita."

Elena mengangguk, Elena menyadari jika dirinya harus menjaga emosinya. Elena tengah mengandung, tidak baik baginya untuk marah-marah.

Kevin tidak ingin berpisah dari Elena. Kevin akan mengatakan semua kejadian yang menimpa Derrel. Kevin juga akan mengatakan tentang Andra pada El. Kevin yakin Andra akan mengusik Elena.

Dari paket yang di kirim Andra sudah di pastikan, pria tua itu memiliki obsesi pada El. Kevin sudah menyuruh orang untuk mengikuti Elena. Kalung yang di berikan Kevin juga tidak pernah di lepas El.

Kevin sudah mengumpulkan bukti-bukti kejahatan Andra. Kevin tinggal mencari April. Karena dia juga korban dalam masalah ini.

Kevin tidak menyangka, jika takdir membuatnya dalam keadaan yang begitu rumit. Dia menikahi Elena, bersahabat dengan Dean dan Raka. Lalu rasa bersalahnya pada Derrel. Hanya tinggal menghitung waktu saja semua kejadian itu akan terbongkar.

Tbc

Dukung Author dengan vote, like dan juga koment.