ISTRI RASA SIMPANAN

ISTRI RASA SIMPANAN

Bab 1

"Hiks... hiks... hiks... ibu jangan tinggalkan El?"

Elena terisak menguncang tubuh ibunya yang masih di penuhi alat-alat Rumah sakit.

"Nak... kamu yang sabar, ibu kamu pasti akan sembuh," ujar Tante Mira.

Elena masih terisak lalu mengalihkan pandangan ke arah Tante Mira. "Tante siapa?" tanya Elena.

Tante Mira tersenyum seraya mengelus rambut panjang Elena. "Tante... adalah sahabat ibumu!"

Elena menatap tante Mira dengan raut wajah bingung. Dalam hatinya bertanya, sejak kapan ibunya mempunyai sahabat. "Maaf... tapi koq, Elena gak pernah lihat Tante sebelumnya."

Tante Mira tersenyum melihat raut wajah bingung Elena. "Tante, baru datang dari luar negeri!"

Elena menatap wajah ibunya yang terbaring lemah di atas brangkar Rumah sakit. Tubuh ibunya terlihat kurus dan wajahnya begitu pucat. Elena tidak tahu apa penyakit ibunya. Selama ini ibunya tidak pernah mengeluh sakit tapi tiba-tiba saja ibunya pingsan di dalam kamar mandi. Untung saat itu dirinya belum berangkat ke sekolah, jadi dia bisa segera membawa ibunya ke rumah sakit.

Elena sudah tidak mempunyai ayah lagi. Ayahnya pergi meninggalkan dia dan ibunya dengan wanita lain.

Elena menggengam erat tangan ibunya lalu menciumnya. "Tante... sebenarnya apa penyakit ibuku?" tanyanya kepada tante Mira.

Tante Mira mendesah tidak tahu harus jujur atau tidak kepada anak dari sahabatnya ini.

Dia hanya tidak ingin Elena shock akan penyakit ibunya. "Kamu... yang sabar dan kuat yah!"

"Nanti kita tanyakan saja pada Dokter."

Hanya kata itu saja yang bisa tante Mira sampaikan. Biarlah Dokter saja yang menjelaskan semuanya.

Ceklek... !

Pintu kamar rawat dibuka, Dokter masuk beserta suster yang mendampingi.

Elena segera bangkit berdiri untuk menanyakan keadaan ibunya.

"Dok... bagaimana keadaan ibu saya?" tanya Elena.

Tante Mira mengelus pundak Elena agar tenang. "Elena... kamu yang tenang biar dokter periksa dulu kondisi ibumu," ujarnya.

Elena merasa tidak sabar untuk mengetahui kondisi ibunya. "Dokter... apa penyakit ibu saya?"

Dokter melihat Elena dengan tatapan iba. Dokter yang bernama Irfan itu adalah dokter yang selama setahun terakhir menangani penyakit ibu Ningsih, ibunda dari Elena. Selama ini ibu Ningsih memang menyembunyikan penyakit yang di derita dari anaknya.

"Kamu... ikut keruangan saya," ujar Dokter Irfan pada Elena.

Segera Elena beranjak mengikuti Dokter Irfan, tak lupa menitipkan ibunya pada tante Mira. "Tante... El minta tolong jaga ibu sebentar, secepatnya El akan kembali."

Tante Mira mengelus pundak El. "Jangan khawatir El, kau pergi saja temui Dokter."

Dokter Irfan mempersilakan Elena masuk dan duduk di dalam ruangannya. Dokter Irfan menunjukan berkas map berwarna biru di hadapan Elena. "Nak Elena... ini adalah daftar riwayat penyakit ibumu, buka dan bacalah."

Elena menatap map biru itu, dia enggan untuk membuka map itu. Perasaan takut sudah menyelimuti hatinya. Firasatnya sudah tidak enak sejak melihat kondisi sang ibu yang belum sadarkan diri. "Bacakan saja Dok, saya akan siap mendengarnya."

Dokter Irfan membuka map biru itu di hadapan Elena. "El... sebenarnya dari setahun lalu ibumu mengidap penyakit kanker otak stadium akhir."

Mendengar hal itu Elena menutup mulutnya.

Seakan tidak terpercaya akan apa yang di katakan Dokter. "Apa ibu saya masih bisa sembuh Dok?"

Dokter Irfan menghela napas lalu melepas kacamata yang sedari tadi bertengger di wajahnya. "Saya akan melakukan yang terbaik, walaupun kemungkinannya itu sangat kecil. Kita berdoa saja semoga ibumu bisa sembuh."

Elena hanya menganggukan kepala membenarkan perkataan Dokter. Meskipun dia tahu kemungkinan ibunya untuk sembuh sangat kecil bahkan mungkin tidak ada. "Dokter, saya permisi keluar," ujarnya.

Elena berjalan gontai menuju ruang rawat ibunya. Saat ini perasaan takut sudah menghantuinya. Akankah ibunya juga akan meninggalkannya pergi sama seperti ayahnya.

Elena sudah tidak punya siapa-siapa lagi. Kerabat ibu dan ayahnya sudah tidak memperdulikannya. Mungkin mereka semua sudah menganggap Elena dan ibunya tiada. Semenjak ayahnya pergi bersama wanita lain dan keluarganya jatuh miskin.

Ceklek... !

Elena masuk kedalam ruang rawat ibunya.

Di elusnya puncak kepala sang ibu, di genggamnya tangan itu lalu di letakan di sisi pipinya. "Ibu... kenapa ibu tidak pernah memberitahu penyakit ibu?"

"Apa ibu tidak ingin membuatku cemas."

Tante Mira mendengar suara lirih Elena merasa sedih. Gadis muda itu sudah harus menanggung beban yang berat. Di tinggal oleh seorang ayah yang tidak bertanggung jawab lalu sekarang ibunya terbaring sakit.

"Nak... kamu yang sabar, ini semua adalah cobaan. Kita berdoa saja yang terbaik akan kesembuhan ibumu."

Elena terisak. "Tante... apa ibu akan meninggalkan aku juga?"

Tante Mira memeluk Elena lalu menggelengkan kepala. "Tidak sayang, jangan bicara seperti!"

"Lalu... kenapa ibu tidak bangun juga?" tanyanya lirih.

Tante Mira makin mengeratkan pelukannya. "Sabar sayang... jangan takut."

"kau tidak sendirian, ada tante disini."

Tangan yang masih di genggam Elena itu mulai bergerak sedikit. Elena yang merasakan pergerakan tangan ibunya segera memanggil dokter.

"Tante... lihatlah, tangan ibu bergerak. Aku akan pergi panggil Dokter."

"Iya... cepatlah panggil Dokter," ujar tante Mira.

Dokter Irfan segera menuju keruangan rawat setelah mendapat panggilan dari Elena.

"Gimana, Dok keadaannya?" tanya rante Mira.

Dokter Irfan mengembuskan napas. "Keadaanya... masih tetap sama Mira. Kau banyak berdoa, aku harap secepatnya dia bisa membuka matanya."

Tante Mira meratap sedih. "Bukalah matamu sahabatku. Lihatlah disini ada aku dan juga putrimu, bangunlah Ningsih."

Elena dan tante Mira menangis tersedu. Mereka berdua berpelukan saling menguatkan perasaan sedih yang melanda.

"El... Elena!"

Elena dan tante Mira tersentak mendengar suara ibunya.

"Ibu... sudah sadar, El disini bu."

"Ningsih... syukurlah, kau sudah sadar. Ini aku Mira sahabatmu."

Elena mencium kening ibunya. Tangan ibunya tidak pernah lepas dari genggamannya.

"El... maafkan ibu yang sudah menyembunyikan ini semua darimu!"

Elena menggelengkan kepala. "Tidak bu, jangan minta maaf. El senang, ibu akhirnya sadar."

"Mira... sahabatku, bisakah aku bicara denganmu?"

Tante Mira hanya menganggukan kepala. "Tentu saja Ningsih!"

Ibu Ningsih mulai bicara dengan terbata-bata. "Aku ingin kalian berdua mendengarkan permintaan terakhir dariku. Mira kita dulu pernah berjanji jika kita memiliki anak, maka kita akan menikahkan mereka. Dan saat ini disisa terakhir hidupku, aku ingin melihat putriku menjadi seorang pengantin."

Elena yang mendengar permintaan itu kaget.

"Ibu... jangan bicara seperti itu, pikirkan kesehatan ibu saja," lirih El.

Ibu Ningsih tersenyum pada El. "Nak... kau mau kan, menikah?"

"Ibu... ingin ada yang menjaga dirimu setelah kepergian ibu."

"Ningsih... kau tenang saja, aku akan menikahkan mereka hari ini juga," ujar Tante Mira.

Ibu Ningsih tersenyum menatap sahabatnya itu, sedangkan Elena pasrah saja jika harus menikah hari ini. Bagaimana pun juga ini adalah permintaan terakhir ibunya.

Tante Mira beranjak keluar dari ruang rawat lalu pergi menelpon seseorang. Entah siapa yang di hubunginya yang pasti pernikahan ini harus terjadi hari ini juga.

Tbc

Dukung Author dengan vote, like dan juga koment.

Terpopuler

Comments

𝙺𝚒𝚔𝚢𝚘𝚒𝚌𝚑𝚒

𝙺𝚒𝚔𝚢𝚘𝚒𝚌𝚑𝚒

duh aq lupa cerita ini, sdh smpe bab 103 tp baru ngeh trnyata ada lnjtne bnyak dna mau tk lanjutin lgsg blas g ada bayangan crta awalw gmn

2024-09-30

0

Renesme Kiky

Renesme Kiky

nyimak dulu thor

2023-02-01

0

Zamie Assyakur

Zamie Assyakur

assalamualaikum mom..aku mampir lg dikarya mu

2023-01-11

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Bab 82
83 Bab 83
84 Bab 84
85 Bab 85
86 Bab 86
87 Bab 87
88 Bab 88
89 Bab 89
90 Bab 90
91 Bab 91
92 Bab 92
93 Bab 93
94 Bab 94
95 Bab 95
96 Bab 96
97 Bab 97
98 Bab 98
99 Bab 99
100 Bab 100 EXTRA PART
101 SEASON 2 : MAKAN MALAM
102 KECUPAN DI PIPI
103 JATUH CINTA
104 MENJAUHLAH
105 MENJELASKAN
106 ARETHA MANISKU 21+
107 KECEWA
108 SUNGGUH CINTA
109 BAHAGIA
110 TANGGUNG JAWAB
111 OH ARETHA
112 PUTUS HUBUNGAN
113 YANG LALU
114 PRIA BERAMBUT PIRANG
115 DILAMAR
116 AKU YANG SALAH
117 MENATAPMU
118 PRIA BERISTRI
119 BALASAN SAKIT HATI
120 TERLAMBAT
121 LAKUKAN TES
122 TENDANGAN MAUT
123 TIDUR BERSAMA
124 ANAKKU?
125 BARU KUSADARI
126 MENJAUHLAH
127 MINTA MAAF
128 KINI KUSESALI
129 KEMBALI MEMINTA
130 MEREKA?
131 RAHASIA RURI
132 ISTRI RASA SIMPANAN
133 KUTUNGGU JANDAMU
134 TERCIDUK
135 INI MASALAH SAKIT HATI
136 CEMBURU MEMBAWA NIKMAT
137 DAVIN VS RURI
138 MAU DIBAWA KE MANA HATI INI
139 CINTA RURI
140 PESAN RENA
141 KECEWANYA DAVIN
142 BERBAHAGIALAH
143 MENANTU IDAMAN
144 BAHAGIA BERBALUT DUKA
145 BABY DAVIN DAN ARETHA
146 KALIAN MILIKKU
147 KEHIDUPAN BARU
148 TAWA KESAKITAN
149 MEMAAFKAN
150 COBAAN MANTAN
151 PERGINYA ARETHA
152 MENCARIMU
153 PERTEMUAN DAVIN
154 ANDAI
155 MELEPAS
156 BABAK BARU
157 DUA PAPA
158 PAPAKU
159 MENJEMPUT DAVIN
160 CANGGUNG
161 BERDAMAI
162 MENERIMA
163 DOKTER CANTIK
164 TERIMA SAJA
165 MENYATU
Episodes

Updated 165 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Bab 82
83
Bab 83
84
Bab 84
85
Bab 85
86
Bab 86
87
Bab 87
88
Bab 88
89
Bab 89
90
Bab 90
91
Bab 91
92
Bab 92
93
Bab 93
94
Bab 94
95
Bab 95
96
Bab 96
97
Bab 97
98
Bab 98
99
Bab 99
100
Bab 100 EXTRA PART
101
SEASON 2 : MAKAN MALAM
102
KECUPAN DI PIPI
103
JATUH CINTA
104
MENJAUHLAH
105
MENJELASKAN
106
ARETHA MANISKU 21+
107
KECEWA
108
SUNGGUH CINTA
109
BAHAGIA
110
TANGGUNG JAWAB
111
OH ARETHA
112
PUTUS HUBUNGAN
113
YANG LALU
114
PRIA BERAMBUT PIRANG
115
DILAMAR
116
AKU YANG SALAH
117
MENATAPMU
118
PRIA BERISTRI
119
BALASAN SAKIT HATI
120
TERLAMBAT
121
LAKUKAN TES
122
TENDANGAN MAUT
123
TIDUR BERSAMA
124
ANAKKU?
125
BARU KUSADARI
126
MENJAUHLAH
127
MINTA MAAF
128
KINI KUSESALI
129
KEMBALI MEMINTA
130
MEREKA?
131
RAHASIA RURI
132
ISTRI RASA SIMPANAN
133
KUTUNGGU JANDAMU
134
TERCIDUK
135
INI MASALAH SAKIT HATI
136
CEMBURU MEMBAWA NIKMAT
137
DAVIN VS RURI
138
MAU DIBAWA KE MANA HATI INI
139
CINTA RURI
140
PESAN RENA
141
KECEWANYA DAVIN
142
BERBAHAGIALAH
143
MENANTU IDAMAN
144
BAHAGIA BERBALUT DUKA
145
BABY DAVIN DAN ARETHA
146
KALIAN MILIKKU
147
KEHIDUPAN BARU
148
TAWA KESAKITAN
149
MEMAAFKAN
150
COBAAN MANTAN
151
PERGINYA ARETHA
152
MENCARIMU
153
PERTEMUAN DAVIN
154
ANDAI
155
MELEPAS
156
BABAK BARU
157
DUA PAPA
158
PAPAKU
159
MENJEMPUT DAVIN
160
CANGGUNG
161
BERDAMAI
162
MENERIMA
163
DOKTER CANTIK
164
TERIMA SAJA
165
MENYATU

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!