Menjadi wanita gemuk, selalu di hina oleh orang sekitarnya. Menjadi bahan olok-olokan bahkan dia mati dalam keadaan yang mengenaskan. Lengkap sekali hidupnya untuk dikatakan hancur.
Namanya Alena Arganta, seorang Putri dari Duke Arganta yang baik hati. Dia dibesarkan dengan kasih sayang yang melimpah. Hingga membuat sosok Alena yang baik justru mudah dimanfaatkan oleh orang-orang.
Di usianya yang ke 20 tahun dia menjadi seorang Putri Mahkota, dan menikah dengan Pangeran Mahkota saat usianya 24 tahun. Namun di balik kedok cinta sang Pangeran, tersirat siasat licik pria itu untuk menghancurkan keluarga Arganta.
Hingga kebaikan hati Alena akhirnya dimanfaatkan dengan mudah dengan iming-iming cinta, hingga membuat dia berhasil menjadi Raja dan memb*antai seluruh Arganta yang ada, termasuk istrinya sendiri, Alena Arganta.
Tak disangka, Alena yang mati di bawah pisau penggal, kini hidup kembali ke waktu di mana dia belum menjadi Putri Mahkota.
Akankah nasibnya berubah?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rzone, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 35 Pencapaian Sempurna
Alena akhirnya berangkat bersama Mattias, malam itu Alena mengenakan sebuah gaun yang nyaman. Mattias melarang Alena mengenakan korset yang akan membuatnya sesak.
Melihat tubuh Alena yang sudah cukup sempurna sudah tak ada lagi alasan bagi Alena mengenakan korset, bahkan tubuhnya yang saat ini kecil membuat Mattias ingin menyembunyikan wanita itu di balik tubuhnya.
Mereka tiba dalam jamuan itu, begitu banyak kereta kuda yang juga turut hadir, berarti banyak Bangsawan yang juga menyambut kehadiran mereka. Alena juga tiba menjadi sorotan orang-orang malam itu.
Rambut merah Alena yang indah dan terlihat begitu menggoda, sedangkan mata birunya yang berbinar nampak begitu tenang laksana telaga yang tak tersentuh.
“Ayo kita memberi salam,” Ajak Mattias, Alena mengangguk dan menghadap sang Raja.
“Salam kepada Matahari Kerajaan, saya Mattias Alena Lattish memberi salam.” Ucap Alena memberi salam.
Mattias tak demikian, dia hanya menunduk tanpa mengatakan sepatah katapun. Sang Raja masih teringat dengan percakapannya dengan Mattias, dia melihat Mattias dengan jeli sekali lagi.
“Bukankah anda sebelumnya memanggil saya Baginda?” Tanya sang Raja dengan tatapan masih pada Mattias.
“Setidaknya, saat saya berada di kerajaan ini. Anda memang penguasanya bukan?” Ucap Mattias tajam, ternyata sang Raja sudah terbawa perasaan oleh kata-kata rayuan yang dikatakan Mattias sebelumnya. Namun saat ini, Mattias ingin kembali menarik jarak dan menegaskan tempat yang seharusnya.
“Anda sangat berani Duke,” Semua Bangsawan juga terdiam mendengarkan ucapan dua orang itu, mulai adanya bisik-bisik di antara para Bangsawan.
“Maafkan atas kelengahan suami saya Yang Mulia, namun suami saya tak akan memanggil demikian bila saya ada disampingnya.” Ucap Alena manja, Mattias tersenyum lembut.
Sang Raja tertegun melihat senyuman yang ditunjukan oleh Mattias pada sang Istri, keduanya bahkan tanpa sungkan mengumbar kemesraan di depan publik.
“Istri saya benar adanya,” Akhirnya Mattias meluruskan, Raja mengepalkan tangannya tak terima.
“Terima kasih atas sambutan anda Yang Mulia,” Alena menunduk bersama Mattias dan mereka berbaur dengan Bangsawan dari Timur.
“Ayah, bukankah ini sangat keterlaluan? Dia bahkan tak memberi salam padaku.” Ucap Pangeran Mahkota kesal, Raja nampak berpikir sejenak.
“Sepertinya sesuatu telah terjadi, aku merasa telah kehilangan sesuatu.” Ucap sang Raja kembali berpikir, namun sayang sekali. Kekhawatiran sang Raja kali ini tak akan mengubah apapun, karena Mattias dan Alena telah melangkah duluan.
“Asosiasi dagang Kill?” Gumam sang Raja, meski telah dipikir berkali-kali sekalipun. Asosiasi itu tak ada kegunaannya sama sekali, hingga sang Raja teringat dengan sesuatu hal yang membuatnya langsung terperanjat.
‘Asosiasi itu adalah asosiasi internasional pertama, mereka tahu banyak tentang lautan dan benua.’ Raja mengepalkan tangannya, kini pandangannya terarah pada Mattias dan Alena.
“Mereka berencana membuat sejarah baru,” Gumam sang Raja, dia merasa merinding seketika. Dibandingkan melepaskan diri dari kekangan Mattias, tampaknya Raja akan lebih memilih mengalah dan berada di bawah pengawasan Mattias.
Mattias ternyata bukan hanya omong kosong belaka saat dia mengatakan dapat meluluh lantahkan Kerajaan Timur, Raja menatap sang Putra Mahkota dan tersenyum miris.
“Kedepannya, kau harus bertindak lebih hati-hati lagi. Kita tak akan dapat lepas dari jebakan yang dia buat, namun bila kita berusaha melepaskan diri. Justru kita sendiri yang akan hancur, sekarang kita tak dapat mempertaruhkan banyak nyawa. Sudah cukup bagi rakyat kita menderita cukup lama, sekarang kita tak punya pilihan lain.” Ucap sang Raja, Putra Mahkota tertegun mendengarnya.
“Ayah, kita ini adalah Kerajaan! Bagaimana bisa kita tunduk di bawahnya!” Pekik sang Pangeran Mahkota tak terima bila harga dirinya diinjak-injak.
“Karena kita Kerajaan, coba kau pikir apa saja yang telah terjadi selama ini?” Pangeran Mahkota mengepalkan tangannya dan beranjak dari tempat duduknya.
“Sia*lan! Bagaimana bisa semua ini terjadi? Dan kami bahkan baru menyadarinya saat semuanya telah terlanjur terjadi.” Putra Mahkota menenggak anggur dari gelasnya, sudah habis sudah nama Kerajaan yang selalu dia agungkan itu.
Saat ini seluruh wilayah Kerajaan Timur berhasil dikuasai Mattias tanpa harus adanya peperangan, Mattias berhasil mendapatkan banyak gelar yang dimiliki oleh Bangsawan Timur. Karena melihat dari segi manapun juga, hanya dalam waktu satu tahun para Bangsawan itu tak mungkin dapat melunasi hutangnya.
Setelah mendapatkan wilayah dan juga gelar Bangsawan, saat para Bangsawan itu bangkit. Maka, telah terlambat bagi mereka untuk menyesal. Mau tak mau mereka harus tunduk di bawah Mattias atau gelar yang mereka miliki akan diberikan pada orang lain, sesuai dengan keinginan Mattias.
Seluruh Kerajaan telah berada di tangan Mattias, bahkan Raja sekalipun seolah tak memiliki kuasa untuk dapat menentang Mattias.
“Haah, hancur sudah!” Ucap Pangeran Mahkota, disana Putri Mahkota yang melihat kecemasan suaminya hanya dapat berusaha menenangkan sang suami.
“Istriku, maafkan aku karena gagal menjadi Pangeran yang baik.” Lirih Pangeran Mahkota, sebagai seorang Pangeran yang dididik sejak usia belia untuk menghargai gelar dan memiliki harga diri yang tinggi, dia merasa sangat hancur saat ini. Harga diri yang sudah dia bangun hingga setinggi langit itu kini roboh seketika dan dikalahkan oleh perannya sebagai seorang Pangeran.
“Anda sudah melakukannya dengan baik, Pangeran ku.” Putri Mahkota memeluk suaminya agar tetap tenang, dan terus menghiburnya agar tak selalu menyalahkan dirinya sendiri atas apa yang telah terjadi.
Sedangkan malam itu, Mattias dan Alena diperlakukan dengan sangat baik oleh para Bangsawan yang membutuhkan dana darurat. Alhasil semuanya berhasil disesuaikan dengan apa yang diinginkan oleh Mattias.
Selama dua Minggu Alena dan Mattias tinggal di Kerajaan Timur, begitu banyak hal yang terjadi. Dari mulai para warga yang menyambut baik Alena dan Mattias, mereka juga mulai memberikan solusi pada para pekerja yang tengah membangun asosiasi dagang Arma di Kerajaan tersebut. Dan perekrutan pekerja dalam jumlah yang besar di Kerajaan tersebut.
Raja merasa marah melihatnya, bagaimana para warga yang seharusnya tak memperlakukan orang asing dengan baik justru memperlakukan mereka dengan begitu baiknya. Namun, melihat perekonomian masyarakat dalam dua Minggu terakhir yang langsung membaik membuat Raja akhirnya tutup mata atas apapun yang dilakukan oleh Mattias.
Bukan tak ingin tahu, namun Raja memilih untuk tetap diam karena melihat kebahagiaan warganya. Selama dua Minggu terakhir, para warga yang selalu ada dalam kelaparan di dalam pengungsian. Akhirnya dapat tersenyum dan makan dengan perut kenyang. Pakaian yang biasanya compang-camping kini nampak perlahan berubah dan menunjukkan bila perekonomian Kerajaan telah membaik.
Bukan pihak Istana yang dapat untung atas apa yang dilakukan Mattias, pihak Istana masih sama seperti sebelumnya. Namun, bila saat ini pihak Istana menentang apa yang dilakukan Mattias, maka bukan Mattias yang akan membawa pasukan menyerang Kerajaan. Namun masyarakat-lah yang akan memberontak dan menghancurkan Kerajaan itu dengan tangan mereka sendiri.
Sangat sempurna segala sesuatu yang telah dilakukan oleh Mattias, bahkan tak ada celah sedikitpun bagi orang-orang yang ingin membangkang Mattias di seluruh Kerajaan Timur saat ini.