NovelToon NovelToon
Isekai Summoner

Isekai Summoner

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Reinkarnasi / Sistem / Penyeberangan Dunia Lain / Fantasi Isekai / Game
Popularitas:1.4k
Nilai: 5
Nama Author: king in yellow

seorang gadis penyendiri sedang nongkrong di game MMORPG, namun ia tertidur di dalam game itu, dan terbangun di dunia yang berbeda.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon king in yellow, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

istana putih

Sasha bersandar ke dinding sambil menunggu, sementara itu Halltick yang mendampinginya berdiri tegak dengan tongkatnya. Wajahnya tidak terlihat karena tudungnya. Kemudian dia menoleh ke arah Sasha. "nona Sasha... Ingat hari itu saat kami penyihir putih menyerangmu ?"

Sasha mengangguk. Kemudian Halltick melanjutkan, "bagaimana kamu dapat dengan mudah beradaptasi dan langsung mengasai pertempuran ?" suaranya terdengar benar benar bingung.

"Jawaban gampangnya yaah... Pengalaman. Tapi kalau mau lebih detilnya... hum.... Sebentar, bagaimana cara menjelaskannya yah..."

"dari jawabanmu itu... Anda sendiri tidak tahu jawabannya, apa Anda bergerak dengan memori otot. Tidak, itu mustahil... Skenario penyergapan itu terlalu beragam untuk mendapat memori otot darinya"

"tidak, itu jawaban yang bagus. Saat aku tahu kalian punya niat untuk menyerangku, aku langsung bergerak... Melihat perlengkapan kalian... Strategi yang kalian mungkin lakukan... Dan bertindak sesuai situasinya. Aku selalu berkelana sendirian, jadi aku sering kena sergap"

"begitu yah..." Halltick terlihat berpikir keras. "tapi bagaimana ? Rasanya kami tidak memberikan dia ruang untuk bernafas sama sekali... Apa kami kurang beruntun menyerangnya ?" gumamnya sambil menunduk dengan tangannya mengusap-usap dagunya.

Tiba-tiba saja Sasha merasakan sebuah keberadaan di pintu di sisi lain aula. Seorang wanita masuk. Ia mengenakan pakaian layaknya penyihir putih lainnya. Namun ia mengenakan sebuah topeng visor putih di matanya. Tongkat sihirnya juga lebih mewah dan elegan di banding milik Halltick atau rekan lainnya.

Ia menatap Sasha lalu menoleh ke arah Halltick. "apa apaan ini... Kenapa ada vampir di istana suci ?"

Nada bicaranya terdengar tidak senang maupun bersahabat. Kemudian Halltick melangkah maju ke depan Sasha. "dia tamu kehormatan dari Angran"

Walau dengan topeng visor di kedua matanya. Sasha bisa merasakan alisnya mengerut mendengar itu. "aku tidak peduli... Dia tetap vampir"

"jika Anda memang punya masalah dengan kehadirannya, silakan keluhkan ini ke Goven... Dia yang membawa dan menerimanya ke kota dan negeri ini. Nona ini juga telah lulus ujian... Jadi dia memenuhi semua syarat untuk masuk dan tinggal di kota ini"

Walau begitu wanita itu kelihatanya tidak mau mendengarkannya. Dia langsung berjalan dengan cepat menuju pintu ruang tahta. Halltick dengan cepat. "Tunggu ! Nona Murus, Goven berserta dengan tamu kehormatan dari Angran sedang-"

Namun Murus tetap membuka pintu dan masuk. Melihat ini Halltick menghela nafasnya. Kemudian Sasha berkomentar. "kasar sekali..."

"y-ya... Tolong jangan di ambil ke hati... Nona Murus punya pengalaman yang buruk dengan vampir... D-dan undead... Jujur saja beliau punya masalah dengan semua ras kegelapan... Begitu juga dengan banyak penyihir putih dan paladin dari sancthum..."

"ras kegelapan ?"

"a-anda tahu ? Um... Undead... Vampir... Lich... Iblis... Mahkluk yang berlawanan dengan cahaya..."

"oohh... Lalu bagaimana denganmu sendiri ?"

Mendengar pertanyaan itu Halltick membeku. Dia tidak tahu harus menjawab apa, mulutnya terbuka namun tidak ada satu pun kata yang keluar. Melihat reaksi ini Sasha tertawa kecil. "hah... Tidak perlu sembunyi-sembunyi... Kalau benci tinggal ngomong..."

Halltick dengan tegas. "begitulah... Maaf saja, ras kegelapan memang sudah menjadi musuh alami umat manusia... Sekarang saja saya masih bingung kenapa anda ada di sini"

Sasha menghela nafas. "yaah... Begitulah... Aku sendiri juga bingung..."

Tidak lama pintu tahta besar itu terbuka namun sedikit. Lalu Goven kemuduan mengeluarkan kepalanya melalui cela pintu itu. "umm... Sasha... Gadis suci mau bertemu denganmu"

Mendengar itu wajah Sasha langsung terlihat kesal. "siapa bajingan yang mengucapkan namaku di dalam sana ?! Jangan bilang Astra melakukannya lagi. Jika benar aku akan menghajarnya !"

"b-bukan-"

"oh ! Jadi kau yang menyebutkan namaku di dalam sana. Bajingan mana janjimu waktu itu !"

"a-apa ? Tidak, wanita suci itu merasakan kehadiranmu. Dan dia sendiri yang ingin menemuimu... K-kamu boleh benolak... Sih... Um..."

"kenapa ragu ragu begitu ? Haalah ! Ya sudah..." Sasha dengan kesal lalu masuk ke dalam bersama Goven dan Halltick.

Ruang tahta itu besar dengan dinding dan enam pilar putih, langit-langitnya terbuat dari kaca dengan pola yang indah layaknya bunga. Para paladin bersiri tegak layaknya parung memegang pedang mereka. Karpet merah terbentang dari pintu menuju tahta, tetapi kursi besar itu kosong, sang ratu tidak ada di situ.

Namun di depan tahta seorang wanita dengan jubah putih berdiri, pakaiannya serba putih dengan garis biru dan ungu. Wajahnya tertutup kain tipis yang tergantung di tudungnya, di sebelahnya Murus berdiri tegak walau dengan visor yang menutup matanya ia menatap Sasha dengan intense.

Namun wanita suci itu menoleh ke arah Sasha. Dengan cepat ia menghampirinya. "N-nona Sancta, tunggu, dia seorang..." Murus dengan khawatir tetapi Sancta tidak berhenti lalu berdiri di hadapan Sasha.

Sasha menatapnya dengan acuh tak acuh tapi juga tidak ramah. Dia sedikit terkejut melihat Gadis suci ini lebih pendek dari pada yang ia kira. Kemudian Sancta berjalan memutari Sasha dan membuatnya bingung sebelum berdiri lagi di depan Sasha.

Semua orang menatap dengan bingung. Apa yang Gadis suci itu lakukan. Kemudian ia berbicara. "aku tidak menduga akan melihat seorang True Vampire selain Sanguin..." suaranya halus dan kecil. Semua orang terlihat bingung apa yang baru saja Sancta katakan.

(anjir lah... Baru ketemu langsung nyebar rahasia orang... Sopan kah begitu ?!) pikir Sasha dengan kesal. Namun Sasha menoleh ke semua orang yang ada di situ. Gail, Astra, Goven bahkan Murus. Mereka kelihatanya tidak tahu apa yang Sancta bicarakan. Dia merasa sedikit lega.

"dan angka di kepalamu juga..." Sancta sambil menunjuk ke atas kepala Sasha.

"ada apa dengan itu ?"

"itu angka tertinggi yang pernah aku lihat..."

"b-berapa karmanya nona Sancta" tanya Goven

"lima ratus... Aku tidak pernah melihat yang seperti itu"

Murus terlihat bingung. "maaf... Sepertinya saya gagal mengikuti pembicaraan... Tapi apa yang anda bicarakan nona Sancta..."

Sancta menjelaskan sambil berjalan memutar. "Astra, Gail dan Goven datang kepadaku... Membicarakan entitas bernama Bellum... Lalu mereka bertanya kepadaku... Apa aku melihat angka di atas kepala orang... Dan yah... Itulah yang aku lihat... Ya g aku tahu semakin tinggi angka itu semakin banyak perbuatan baik yang orang itu lakukan... Dan juga sebaliknya mereka bisa menjadu minus..."

lalu ia menoleh ke arah Sasha. "aku tidak pernah menjelaskan apa yang aku lihat karena... Aku tidak yakin orang orang akan menganggapku serius... Maksudku... Siapa yang akan percaya bahwa aku melihat angka di atas kepala orang dan langsung bisa mengatakan apakah mereka baik atau buruk. Bukan ?"

Mendengar itu Murus merasa penasaran. "l-lalu... Berapa angka di kepalaku ?"

"Murus... Kamu punya 150 karma..."

Mendengar angka itu Murus terdiam dia bingung mengapa angkanya sangat kecil. Melihat wajah bingung itu Sancta menjelaskan. "di kerajaan ini... Angka karma paling tinggi yang pernah aku lihat adalah yang mulia ratu... Dia punya 300 karma... Goven sama sepertimu 150 karma... Namun Sasha, dia punya 500... Jadi aku penasaran... Kebajikan apa yang telah engkau lakukan untuk mencapai angka itu ?"

"aku tidak mau bercerita" Sasha dengan spontan.

Mendengar itu Sancta mengembungkan pipinya lalu menunduk. "yaah... Sayang sekali..."

Sasha dengan wajah bingung. (lah... udah pendek kelakuan kayak bocah... Ngambek anjir... Jadi ini wanita suci dari sancthum...)

"boleh aku pergi ?" tanya Sasha.

Sancta dengan cepat berpaling dari Sasha. "Hmph ! Ya sudah..."

Sasha berjalan keluar sambil menggaruk garuk kepalanya. Kemudian Sancta menoleh ke arah Gail dan Astra. "Goven... Tolong sediakan kamar untuk para tamu"

"baik nona..."

Gail dan Astra saling menatap sebelum mengangguk. Mereka juga ikut pergi bersama Sasha dan Goven. Sementara itu Murus tetap mendampingi Sancta

1
Xaviere
gass up lagi thor 😁😁👍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!