PUTRI YANG TERSISIH

Sepeninggalan ratu, Raja Christopher mendudukkan tubuhnya di kursi meja kerjanya dengan tatapan kosong. Iya sungguh tak menyangka dengan apa yang ia dengar dari cerita sang istri. tanpa permisi, air mata Raja Christopher langsung turun menyeruak ke permukaan. Iya kembali mengingat masa-masa di mana ia memarahi putrinya ketika Alice mengadu bahwa Putri Amelia telah menyakiti dirinya.

[Ayah, ayah... Kak Amelia merundungku. Ia meletakkan kecoa di makananku.] Bayangan itu seketika terlintas begitu saja di kepalanya.

bahkan Raja Christopher juga teringat dengan tatapan sayu dan putus asa ketika Putri Amelia dijatuhi hukuman pencabutan gelar seorang putri dan hukuman pengasingan itu. saat itu juga tangis Raja Christopher semakin menjadi-jadi.

"maafkan ayah nak.. hiks.. sungguh ayah minta maaf..." ujar Raja Christopher dengan lirih dan kesendiriannya. beberapa pengawal bayangan yang masih berada dalam bayang-bayangan itu pun ikut merasakan apa yang dirasakan oleh sang raja. pasalnya walaupun mereka tak ikut andil dalam menyakiti Sang Putri namun mereka cukup tahu cerita apa yang dialami oleh sang putri kerajaan Venus ini.

***

Sementara di tempat lain, tepatnya di kerajaan Merkurius di rumah makan Amelia. Mereka sama sekali tidak mengetahui bahwa hutan atau perbatasan tempat pengasingan mereka dahulu kini telah terjadi kekacauan. Bahkan para penduduk yang ada di sekitar tempat pengasingan Amelia itu telah diungsikan oleh beberapa ksatria dari kerajaan Merkurius. Tak ayal gubug reot yang menjadi kediaman Putri Amelia dan kedua pelayannya selama setahun pengasingan juga ikut kena dampaknya.

Kini Putri Amelia dan kedua pelayannya dan dibantu oleh Pak bujang serta istrinya. Mereka tengah sibuk melayani para pembeli yang membludak di rumah makan mereka baik itu dari kalangan bangsawan tingkat tinggi menengah maupun bangsawan tingkat rendah. Rumah makan Amelia juga dengan senang hati menjamu para rakyat biasa yang datang makan di rumah makan Amelia dan juga membeli atau sekedar menikmati minuman khas dari rumah makan itu. Istilahnya tempat itu tak ada perbedaan sama sekali di dalamnya.

Mau mereka dari kalangan bangsawan atau rakyat biasa tetap akan diperlakukan dengan sama. Bahkan Amelia dan kedua pelayannya sebelum terjadi pemberontakan itu telah pindah ke kota Raja. bahkan di sana mereka juga sudah mendirikan rumah makan yang sangat ramai dan diminati oleh penduduk kota raja. Tak hanya itu para kalangan bangsawan juga berbondong-bondong untuk membeli menu-menu makanan yang disediakan oleh Amelia dan kedua pelayannya. jadi dapat ditebak kalau pada saat pemberontakan di wilayah utara, mereka sudah tidak di sana ya.

"selamat siang Kak. kami pesan ayam rendangnya lima ya..! di bungkus.." ujar salah satu pelanggan yang sudah menjadi langganan tetap rumah makan Amelia itu.

"Iya Bang, ditunggu sebentar ya.." ujar Sisil melayani sang pembeli dengan ramah.

semenjak rumah makan Amelia ini berdiri, mereka memberikan instruksi kepada para pembeli untuk memanggil mereka sebagai Kak dalam melayani. sehingga Tak ada kata pelayan untuk memanggil para karyawan yang bekerja di.

begitu juga Amelia, menetapkan dan mengajarkan kepada para karyawannya untuk bertutur kata yang sopan kepada setiap orang yang datang. di sini juga tidak ada orang yang kedudukannya lebih tinggi atau lebih rendah. orang-orang yang datang membeli menu-menu makanan di rumah makan Amelia ini tidak pernah diistimewakan asalkan bisa membayar itu sudah lebih dari cukup.

seperti hal yang terjadi beberapa hari yang lalu, di mana seorang Nona bangsawan datang dan memarahi pelanggan yang datang dari rakyat biasa. ia mengatakan bahwa rakyat biasa dengan para bangsawan kastanya jauh berbeda. dan di sanalah Amelia langsung ikut campur mengenai hal itu.

flashback Beberapa hari yang lalu

"kalian para rakyat biasa atau rakyat jelata ini benar-benar berani datang di rumah makan mewah ini. seharusnya kalian tidak berada di sini karena tempat ini tidak cocok untuk kalian."ujar salah seorang Nona bangsawan yang ternyata datang untuk membeli dan memesan makanan namun tempat duduk sudah penuh dan padat sehingga tidak menyisakan satu tempat duduk untuknya.

"kalian segera menyingkir dari sini !! karena kalian tidak pantas..!!" ujarnya lagi. sementara rakyat biasa yang dibentak oleh seorang Nona bangsawan itu tak bisa melawan. tentu saja mereka harus bisa menjaga dan mempertanggungjawabkan nyawa mereka. dan lebih baik mereka mengalah dan tak melawan sama sekali.

"maafkan kami nona.." ujar satu keluarga itu dengan suara lirih dan sedih. Mereka pun bangkit dari posisi duduk mereka dan akan meninggalkan meja makan untuk mereka. Tapi siapa sangka, Amelia yang mendapatkan kabar seperti itu langsung keluar dan menghampiri orang yang berseteru itu.

"tetap di tempat tuan dan nyonya." ujar Amelia dengan suara datarnya. mereka yang mendengar suara Amelia langsung menoleh ke arahnya.

seorang Nona bangsawan yang tadi memarahi mereka Langsung melayangkan tatapan tak suka kepada Amelia. ya dia adalah seorang putri Baron Jayadi yang dikenal dengan Putri yang sombong dan angkuh.

"Apa maksud anda nona mengatakan hal itu. mereka pantas angkat kaki di rumah makan mewah ini. makanan-makanan enak ini bukanlah untuk mereka, melainkan dikhususkan untuk para bangsawan." ujar nona Agnes itu.

Amelia yang mendengarkan penuturan yang sangat diskriminatif itu pun langsung mengerutkan keningnya. Ia benar-benar tidak suka dengan orang yang selalu menindas yang lemah dan memuja-muja orang yang kuat. Iya tapi beginilah sistem yang ada di zaman ini. Amelia melihat satu keluarga itu masih belum duduk di tempatnya. Amelia pun langsung berseru kembali.

"duduk kembali tuan dan nyonya." perintah Amelia dengan tatapan hangat kepada satu keluarga yang sudah cemas dan agak khawatir Itu.

"tidak apa-apa nona, kami akan segera keluar dari rumah makan ini.." ujar sang tuan yang merasa tidak ingin melibatkan orang lain dan membuat masalah dengan Nona Baron ini.

"di sini saya yang berkuasa. dan saya pula yang harus menentukan. tuan dan nyonya silakan duduk kembali. dan anda nona bangsawan yang terhormat, Apakah anda belum mengetahui peraturan di rumah makan ini ?? jika tidak maka saya akan memberitahumu." ujar Amelia dengan tegas kepada Nona Agnes yang sombong dan angkuh ini.

seketika suasana menjadi hening di rumah makan itu. para rakyat biasa yang selalu mendominasi rumah makan Amelia sontak menjadi diam. semuanya ikut memperhatikan apa yang dikatakan oleh Amelia.

"Apa maksud anda nona..?? rumah makan ini tentu saja milik kaum bangsawan.. dan mereka tidak pantas berada di rumah makan ini yang tidak memiliki kedudukan apapun..!!" protes Nona Agnes kepada Amelia. Amelia pun langsung tersenyum sinis ke arah Agnes.