Dibuang karena Ramalan ... Kembali karena Dendam.
Novel ini mengisahkan tentang seorang putra dari Kaisar Langit yang hendak dibunuh oleh ayahnya sendiri karena suatu ramalan. Beruntung, sebelum anak itu berhasil di bunuh, dia di bawa pergi oleh seorang pria tua dan menyembunyikannya di alam Tengah.
Zhang Ziyi namanya...
Hari-hari dia lalui dengan penuh kemalangan dan kesialan. Hingga pada suatu ketika, kesialan itu membawa dia pada sebuah goa, dimana di situlah keberuntungannya ia temukan. Dari situ pula lah dimulainya suatu perjalanan. Perjalanan Menjadi Yang Terkuat Diantara Yang Terkuat... Perjalanan Menggulingkan Kaisar Langit....
"Aku Zhang Ziyi... Seorang Putra dari Kaisar Langit, akan kembali ke alam atas... Menemui kaisar langit dan Menggulingkan Kaisar Langit... Mereka yang menghalangi jalanku, akan ku tebas dengan Pedang Naga Langit!!" ~Zhang Ziyi.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rahmat Kurniawan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ch. 30 ~ Sial!
Zhang Ziyi bangkit dari posisinya yang semula terbaring. Menatap tajam enam orang yang berada di hadapannya ini.
"Alihkan pandanganmu kearah lain. Kau tidak layak menatapku seperti itu!" Salah satu diantara mereka berucap dengan memalingkan muka. Wajahnya menunjukkan sikap arogan, namun di dalam hatinya dia sempat menegang kala di tatap seperti itu oleh Zhang Ziyi.
Zhang Ziyi tidak menanggapi ucapan pria tersebut.
"Pergilah, aku tidak mau mengotori tanganku, meladeni cacing-cacing lemah seperti kalian!" Zhang Ziyi melibaskan tangannya, melakukan gerakan mengusir.
Merasa tersinggung, salah satu diantara mereka menunjuk Zhang Ziyi.
"Apa kau bilang?"
Tak menjawab, membuat lelaki itu naik pitam. Lelaki itu hendak meninju Zhang Ziyi namun dengan segera di cegah oleh temannya.
"Tahan!" bisik seorang lelaki kepada lelaki yang hendak meninju Zhang Ziyi barusan.
"Oh, Iya... Bukankah kau adalah anak dari kepala klan cabang Zhang di kota Bintang?"
Pertanyaan salah satu diantara enam orang itu sukses membuat Zhang Ziyi tertegun.
"Darimana kau tahu?" Nampak jelas Zhang Ziyi tidak suka identitas nya diketahui banyak orang dari intonasi yang ia keluarkan barusan.
"Hehh! Kebetulan sekali–!"
"Apa maksudmu?" Zhang Ziyi mengernyitkan alisnya.
"Owh, iya... Dengar-dengar klan cabang Zhang di kota bintang akhir-akhir ini mengalami penurunan. Karena 6 penatua yang tewas juga salah satu penatua yang kehilangan kultivasinya... Benar begitu?"
Zhang Ziyi tak menjawab. Sebenarnya dia tidak terlalu mempermasalahkan perkataan pemuda itu. Sebab klan cabang di kota bintang tidak mengalami penurunan berkat pil-pil buatannya. Namun yang mengganjal di pikiran Zhang Ziyi adalah, darimana pemuda ini tahu tentang masalah itu? Bukankah informasi terkait 6 penatua yang tewas di tutup rapat?
"Diam ... menandakan jawaban iya!" Salah satunya lagi ikut berbicara.
"Kau tahu? rumornya, orang yang membunuh penatua itu adalah kepala klan cabang Zhang di kota bintang. Dia melakukannya hanya karena sebuah kepentingan pribadinya.... Ironis bukan?"
Zhang Ziyi nampak semakin terpancing emosinya. Lelaki itu bangkit dari posisi duduk. Ia lalu menghampiri salah seorang diantara mereka.
"Siapa yang memberitahumu! Katakan padaku, siapa yang memberitahumu bahwa ayahku yang telah membunuh 6 penatua!!" Zhang Ziyi berkata kasar sembari tangannya mencengkram erat kerah baju lelaki tersebut.
Bukan tanpa alasan ia bertanya demikian. Sebenarnya dia bisa saja langsung menghajar mereka. Namun dia sadar, bahwa ada seseorang di balik semua ini. Seseorang yang berstatus sebagai musuh dibalik selimut, yang memberitahu orang-orang ini fakta yang bahkan begitu melenceng dari kebenaran. Tujuan sendiri adalah supaya banyak orang yang membenci Zhang Ziyi.
Zhang Ziyi berniat memberi pelajaran pada orang tersebut sehingga ia bertanya demikian. Yakin dan percaya, orang ini akan berbahaya kedepannya.
Tak ada yang menjawab. Mereka hanya terdiam membatu.
"Lepaskan tangan kotor-mu dari pakaianku. Aku tidak mau ketularan kotor seperti ayahmu!" Memukul kasar tangan Zhang Ziyi dari kerah bajunya. Pemuda tersebut kemudian mendorong Zhang Ziyi.
Mendengar itu, Zhang Ziyi semakin naik pitam. Namun sebisa mungkin ia mencoba untuk sabar, sampai dalang di balik semua ini terungkap.
"Aku akan melepas kalian asalkan kalian mau memberitahuku, siapa orang yang berani menyebarkan berita kosong itu!" Zhang Ziyi berkata dengan nada tinggi. Nampak jelas pemuda itu sedang menahan emosi.
Tak ada yang menjawab. Mereka hanya menatap acuh Zhang Ziyi.
"Lebih baik kita pergi dari sini ... Tak ada gunanya berbicara dengan pemuda kotor sepertinya!" Salah satu dari enam orang itu berkata sembari berbalik, hendak meninggalkan Zhang Ziyi.
"Siapa yang mengizinkanmu untuk pergi dari sini!"
Nafsu membunuh merembes keluar dari tubuh Zhang Ziyi. Enam pemuda menghentikan langkah kala merasakan nafsu membunuh Zhang Ziyi.
"Sudah ku bilang, sebelum kalian mengatakan siapa orang yang menyebar berita bohong itu. Maka aku tak akan membiarkan kalian pergi begitu saja!" Zhang Ziyi berucap tanpa ekspresi.
"Tch, pemuda kotor sepertimu berani mengancam kami? Bukankah ini hanya lelucon!" pecah salah satu diantara mereka.
Sementara itu, banyaknya orang-orang yang ada dalam ruangan tersebut, memusatkan pandangan ke arah Zhang Ziyi serta enam orang itu.
"Tch, lelucon katamu?! Baiklah, jika cara halus tak bisa membuat kalian membuka mulut, maka jangan menyesal setelah ini!"
Zhang Ziyi mendadak menghilang dari tempatnya. Tak ada yang menyadari akan kemana anak perginya anak itu. Semuanya terjadi begitu cepat.
Detik berikutnya, salah seorang diantara enam orang tersebut menjerit kesakitan. Lututnya ia rasa di tendang oleh seseorang dengan begitu keras. Namun tak terlihat siapa yang melakukannya.
Kembali jeritan terdengar dari pemuda berbeda. Satu per satu dari enam orang itu menjerit kesakitan. Zhang Ziyi sendiri tak berniat memberi ampun mereka. Pemuda itu mematahkan salah satu lengan enam orang yang bernasib sial itu. Mencari masalah dengan seekor singa .... Bukankah hal yang lucu?
Zhang Ziyi muncul di tempatnya semula. Berjalan menuju orang yang paling dekat dengannya, kemudian ia menginjak kaki orang itu. Bahkan pijakannya ia aliran dengan energi Qi sehingga semakin keras pula kakinya ketika menginjak.
Pelan, terdengar bunyi retakan pada kaki pemuda tersebut. Meski begitu, Zhang Ziyi tak peduli. Satu kali tinju telak menghantam perut lelaki tersebut, membuatnya terpental keras menabrak dinding yang terbuat dari beton.
Zhang Ziyi mendekati salah seorang yang kini memandangnya dengan penuh ketakutan. Gemetar tubuh orang itu. Bau khas tercium oleh indera penghirup Zhang Ziyi. Pemuda itu mencari-cari asal-muasal aroma tersebut. Beberapa saat, Zhang Ziyi mengernyit kala melihat cairan orange gelap di lantai dimana lelaki yang sebelumnya bergetar memandanginya itu berada.
"Ku pikir, siapa yang lebih kotor dari kau!" ucap Zhang Ziyi. "Bahkan, meski usiamu yang telah menginjak masa dewasa, namun kau dengan tak tahu malunya, kencing di celana. Bahkan di depan banyak orang!"
Zhang Ziyi ingat betul, orang ini jugalah yang tadi sempat menghina ayahnya. Zhang Ziyi mengaliri sedikit energi Qi di telapak tangannya. Lalu mulai melayangkan tamparan telak pada pipi lelaki tersebut. Bahkan suara tamparan itu begitu keras dan menggema di seluruh ruang. Tampak, tubuh pemuda itu yang melayang. Dua buah gigi berhasil terlepas melayang dan jatuh tepat di bawah kaki Zhang Ziyi.
Satu per satu dari enam pemuda yang tadi sempat mendatanginya, mendapat sesuatu menyakitkan dari Zhang Ziyi. Sadisnya, tak ada ampun sama sekali bagi mereka. Bahkan semua yang hadir menyaksikan kesadisan Zhang Ziyi sampai dibuat tak berkata-kata. Kini pandangan mereka terhadap Zhang Ziyi mulai berbeda. Entah mengapa, mereka juga merasakan sakit kala Zhang Ziyi memukul lima orang tersebut.
Ya! Lima orang... Sedang satunya lagi Zhang Ziyi tidak memberinya pukulan keras. Dia sengaja membiarkan Pemuda itu, karena hendak menginterogasinya.
"Katakan padaku, siapa orang yang telah memberitahu kalian akan berita tersebut?!" Zhang Ziyi berucap dengan penuh penekanan.
Pemuda yang di tanya Zhang Ziyi terdiam, tak menjawab. Keringat kini mulai membanjiri pelipis serta seluruh tubuhnya.
"Owh, masih tak mau menjawab?" Zhang Ziyi menunjuk lima orang yang tergeletak tak berdaya di lantai dengan kesadaran yang masih terjaga. "Apakah kau mau bernasib sial seperti mereka?"
Pemuda itu mengarahkan pandangannya ke arah kawannya. Segera ia menggelengkan kepala, tanda tak mau bernasib sama dengan mereka.
"Bagus... Kalau begitu, katakan kepadaku siapa orangnya!"
Pemuda itu semakin bergetar. Hendak bersuara, namun entah mengapa suaranya seperti tertahan di tenggorokan. Pemuda itu kemudian melirik ke arah seorang lelaki yang berada di belakang Zhang Ziyi. Lelaki itu sendiri memberinya kode dengan menggelengkan kepala. Sepertinya dia tidak menginginkan Pemuda itu memberitahu Zhang Ziyi.
"CEPAT KATAKAN!!!" Nampak emosi Zhang Ziyi semakin memuncak.
"A-Anuu... Tu–tu...!!!"
"Ada apa ini?"
Belum sempat pemuda itu menyelesaikan perkataannya, mendadak beberapa orang murid utama masuk ke dalam ruangan tersebut.
Kontan saja semua perhatian tertuju pada beberapa murid utama itu.
"Sial!" decak kesal Zhang Ziyi.
Dan sepertinya ini ada bau2 calon istri ke-3 ....?? 🤨🤨🤨🤨🙄🙄🙄🙄