Mencintai atau dicintai?
Tapi kenyataannya memang tidak seindah dalam khayalan.
Antara mementingkan perasaan atau ego yang didahulukan.
Tapi cinta memang tidak pernah salah. Karena cinta bisa hadir di hati siapapun , kapanpun , dan di manapun.
Entah itu di sengaja atau tidak disengaja , cinta akan bersemi walaupun terpaksa.
Tapi , bagaimana dengan cinta yang terpendam?
Ego yang tinggi itu apakah bisa terhempas oleh kekuatan cinta?
Let's go , follow my story...
Dan kamu akan tau , betapa rumitnya kisahku.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ErvhySuci, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Eps 035
Jus strawberry itu tampak begitu nikmat dan menyegarkan. Penampilannya yang cantik membuatnya selalu menarik untuk di nikmati. Seperti jus yang di buat Aera itu. Menggugah selera sekali rasanya.
Aera dan Derry sudah menghabiskan steak daging yang dipesan tadi. Mereka tampak sudah kenyang. Aera pun membereskan meja agar kembali bersih seperti semula.
Derry meraih gelas yang masih terisi penuh oleh jus . Ia menikmati minuman itu.
"Gimana , enak kan jus buatan aku ?" ucap Aera sembari duduk di samping Derry .
"Enak. Kalau gitu , besok-besok kamu harus buatin jus untuk aku." ucap Derry dengan menyerahkan jus itu kepada Aera .
"Boleh. Apa yang kamu mau aku pasti akan lakukan." ucap Aera yang kemudian meminum jusnya.
"Eumm , terus jadi jalan nggak ?" ucap Derry.
"Ya jadi , emang mau ngapain kalau nggak jadi ?" ucap Aera dengan heran.
"Kita disini aja ya." ucap Derry dengan tersenyum .
"Disini ? Enggak deh , itu namanya aku menantang maut." ucap Aera dengan tersenyum.
"Kenapa bisa gitu ?" ucap Derry.
"Bahaya dong." ucap Aera .
"Astaga sayang , kamu jangan mikir macam-macam dong. Aku nggak aneh-aneh kok." ucap Derry dengan tersenyum sembari memandang Aera yang tampak canggung sendiri.
"Ya udah kalau mau disini. Tapi jangan lihatin aku kayak gitu! Lihat aja tuh tv , bagus filmnya." ucap Aera sembari mendorong bahu lelaki tampan itu untuk lebih menjauh.
"Bicara soal hubungan , kamu beneran serius kan sama aku ?" ucap Derry yang tampaknya tidak menghiraukan ucapan Aera.
"Memangnya kenapa ?" ucap Aera sembari menatap lelaki itu sesaat.
"Aku serius loh sama kamu. Aku nggak cuma main-main , aku beneran mau hubungan kita itu lebih serius lagi." ucap Derry dengan tersenyum.
"Iya kalau aku nggak serius , ngapain aku disini ? Aku nggak mungkin mau ikut sama cowok yang nggak aku percaya." ucap Aera.
"Eumm , kita udah sama-sama dewasa. Kamu juga udah tau aku orangnya kayak gimana kan. Apa lagi yang masih bikin kamu ragu dari aku ?" ucap Derry dengan lebih serius.
"Semua yang ada di kamu udah lebih dari cukup. Jauh sebelum kita jadian pun , kamu selalu memperlakukan aku dengan baik dan benar. Jadi menurut aku sih nggak ada yang kurang dari kamu. Bicara soal ragu , aku sama sekali nggak ragu sama kamu." ucap Aera dengan menatap lelaki itu yang tampak begitu fokus mendengarkan.
"Aku pengen banget bisa miliki kamu seutuhnya." ucap Derry dengan tersenyum.
Aera menarik nafasnya dalam. Ia tau maksud dari lelaki tampan di hadapannya itu.
"Iya aku tau." ucap Aera.
"Aku mau kita tunangan dulu." ucap Derry yang membuat Aera menatapnya .
"Tunangan ? Kamu serius ?" ucap Aera.
"Aku mau kita punya hubungan yang lebih serius dan terikat. Akan aku tunjukkan ke orang tua kamu bahwa aku adalah lelaki yang bertanggung jawab." ucap Derry yang membuat Aera menatapnya dalam-dalam.
"Apa ini nggak terlalu cepat ?" ucap Aera namun ia sedikit takut jika lelaki itu akan marah dengan ucapannya.
"Aku rasa nggak ada salahnya. Lagipula kita hanya bertunangan , belum menikah. Aku akan tunggu kamu sampai kamu siap untuk menikah." ucap Derry dengan tenang dan tentunya berusaha tetap bersabar.
Aera meletakkan gelas yang sedari tadi ia pegang itu ke atas meja. Lalu ia kembali menatap lelaki itu.
"Aku tau banget , di luar sana banyak sekali perempuan lain yang mengincar mu. Kamu yakin nggak akan tergoda?" ucap Aera yang tampaknya membuat Derry memandangnya dengan tersenyum.
"Aku janji , aku nggak akan pernah melirik perempuan lain. Kalaupun aku mau orang lain selain kamu , mungkin aku nggak disini sama kamu. Kamu tau sendiri kan aku nggak suka keluar malam atau pergi ke club karena minum minuman pun aku nggak bisa minum. Jadi kurang sempurna apa aku di mata kamu ?" ucap Derry dengan tersenyum.
"Justru itu yang bikin banyak cewek lain berusaha keras mendapatkanmu. Karena kamu memang sesempurna itu. Aku jadi takut kalau aku nggak bisa untuk selalu menjadi yang terbaik buat kamu. Dan pada akhirnya , kamu bisa meninggalkanku dan memilih perempuan lain." ucap Aera dengan raut wajahnya yang seolah tampak merajuk.
Derry merasa bahwa gadis itu benar-benar membuat pandangannya runtuh. Menggemaskan sekali.
Aera menjauhkan dirinya kala lelaki itu bergerak lebih mendekatkan diri padanya. Namun dengan cepat Derry berhasil meraih bahu Aera dan merangkulnya.
"Jangan berfikiran seperti itu. Aku nggak suka main perempuan. Percayalah , aku hanya mau kamu. Bukan yang lain." ucap Derry dengan suaranya yang sungguh sangat merdu di telinga Aera .
Aera terdiam sesaat. Ia bingung harus berbicara apa. Namun ia percaya , ia memang mengetahui bagaimana perilaku lelaki itu. Derry adalah lelaki yang baik. Tidak ada alasan yang tepat untuk menolaknya.
Jauh di relung hatinya , Aera memang benar-benar menginginkan lelaki itu jauh sebelum lelaki itu menyatakan perasaannya. Ia sudah lebih dulu mencintainya meskipun dalam diam.
Gadis itu menghela nafasnya , ia menyandarkan kepalanya di bahu lelaki itu. Rasanya ingin sekali ia memeluk lelaki itu dengan erat. Namun apa daya , ia masih takut.
"Bukan cuma aku aja , tapi sebenarnya kamu pun banyak yang suka kan? Di kantor pun , banyak pria lain yang terpesona saat melihatmu." ucap Derry sembari membelai lembut kepala Aera.
"Tapi aku nggak suka." ucap Aera.
"Begitu pun aku , aku juga nggak suka sama cewek lain di luar sana. Sama kamu itu udah lebih dari cukup. Aku akan berusaha untuk selalu membahagiakan kamu." ucap Derry dengan tersenyum yang kemudian mengecup kening gadis itu.
"Mungkin aku akan menjadi perempuan yang paling beruntung." ucap Aera dengan tersenyum meskipun tidak ia tunjukkan kepada Derry.
"Beruntung kenapa ?" ucap Derry.
"Ya karena aku bisa memiliki seorang lelaki tampan dan sempurna sepertimu." ucap Aera yang membuat Derry merasa bahwa mungkin gadis itu kini lebih yakin untuk memutuskan sesuatu.
"Jadi gimana , kamu mau bertunangan sama aku ?" ucap Derry dengan penuh harapan.
Ucapan Derry itu membuat Aera mendongakkan kepalanya untuk bisa menatapnya.
"Lebih baik , kamu temui dulu orang tuaku. Setelah kita benar-benar mendapat izin , barulah kita rencanakan pertunangannya." ucap Aera dengan tersenyum.
"Baiklah sayang , secepatnya kita bertemu ayah dan ibu kamu" ucap Derry dengan tersenyum.
"Tapi , kamu yakin mama kamu beneran merestui kalau kamu sama aku? Aku cuma sekretaris kamu loh. Secara , kamu bisa dengan mudah mendapatkan perempuan yang selevel sama kamu." ucap Aera sembari memandang wajah lelaki itu yang tampak begitu tenang.
"Udah aku bilang , tanpa aku cerita yang sebenarnya pun mama ku udah yakin sama kamu. Hanya kamu perempuan asing yang bisa sedekat itu sama mama. Siapapun pilihan aku , mama akan selalu mendukungku. Jadi jangan merendahkan diri kamu sendiri seperti itu." ucap Derry yang membuat Aera lebih tenang.
"Aku nggak nyangka akan berakhir seperti ini." ucap Aera dengan tersenyum yang kemudian memberanikan diri mengulurkan tangannya untuk memeluk tubuh lelaki itu.
Derry terpaku sesaat oleh perlakuan itu. Gadis itu benar-benar membuat jantungnya berdebar kencang. Ia mengusap-usap lengan mulus Aera yang melingkar di tubuhnya , jujur saja ia sebenarnya gugup sekali saat ini.
"Tuh kan sampai lupa , aku bawa banyak oleh-oleh loh tapi masih di koper. Ambil dulu yuk." ucap Aera yang kemudian reflek melepaskan pelukannya dan duduk dengan sempurna sembari memandang Derry yang masih tampak terkejut.
"Ah , nggak usah! Aku nggak minta oleh-oleh. Aku mau kamu aja disini , jadi jangan kemana-mana." ucap Derry dengan menarik lengan Aera untuk kembali pada posisi sebelumnya.
"Kamu ini !" ucap Aera yang tak bisa menarik dirinya.
Aera terdiam menemani lelaki itu . Rasanya benar-benar seperti mimpi.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
...Next......