Vindra adalah menantu yang tinggal di rumah keluarga istrinya dan selama itu juga, Vin selalu mendapatkan hinaan dan di rendahkan karena kastanya yang rendah.
Namun suatu hari, tanpa sengaja ia mendapatkan batu permata dan mengaktifkannya kembali yang membuatnya memiliki kemampuan medis dan berhasil menyelamatkan seorang anak yang berada diambang Kematian. Berkat pertolongannya membuat Vin mendapatkan black Card yang mampu mengubah hidupnya.
Bagaimana kisah Vindra, Mengubah hidupnya dari menantu hina menjadi Penguasa tak tertandingi bersama batu permata dan keahlian Medis yang dimilikinya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dina Auliya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 3. Melawan
Melihat ibunya di aniaya di depan mata, Vin tak terima dan segera mendekati Martin dan segera meraih lehernya dan mencengkeramnya dengan kuat.
"Kau menghajar ku, aku masih tak melawan. Tapi kamu sudah berani menyentuh ibuku aku tidak terima, Cepat minta maaf atau aku patahkan tanganmu." Gertak Vin, dan memperkuat cengkraman nya.
"Lepaskan aku, apa yang kamu lakukan. Jangan harap aku minta maaf pada wanita tua itu.” Martin meronta dan Vin yang sudah seperti orang kesurupan tak memberi ampun Martin.
Dengan sekuat tenaga Vin menghempaskan tubuh Martin kearah mobil yang terparkir Hingga kaca pintu mobil itu pecah dan melukai kepala Martin, tak hanya itu saja, Vin masih menampar Martin dengan sekuat tenaga untuk membalas perlakuan pada ibunya.
"Hentikan Vin." Teriak Regina namun sudah tidak diperdulikan Vin lagi, sekeras apapun Regina mencoba membela Martin, Vin tak akan menghiraukan.
Teman-teman martin yang melihat tak terima dan segera menyerang Vin namun dengan mudah Vin segera menangkis serangan dan merobohkan mereka semuanya.
"Cepat Hentikan Vin." Teriak Regina lagi namun Vin tetap saja sudah tidak perduli. Ia menghajar Martin hingga babak belur dan setelah itu ia menarik Martin untuk berlutut di depan kaki ibunya dan menjambak rambutnya.
"Aku sudah memintamu untuk meminta maaf pada ibuku, tapi kamu dengan sombongnya menolak. Sekarang Tampar wajahmu sendiri dengan kuat sebanyak sepuluh kali dan minta maaf pada ibu, kalau tidak aku akan melenyapkan kamu saat ini juga. “Ancam Vin sambil menggertakkan giginya menahan amarahnya.
Martin pun tertunduk dan melakukan perintah Vin dengan menampar wajahnya sendiri.
"Tampar lebih keras." Bentak Vin dan seketika Martin menampar Wajahnya lebih kuat lagi.
Vin dapat melihat tubuh bagian dalam Martin yang sudah terluka parah di bantu batu permata yang ia miliki, namun Vin belum puas hingga ia terus membuat Martin merasakan kesakitan yang lebih sakit lagi.
“Aaarrrggghhhh.” Teriak Martin sebelum tersungkur.
“Cepat bawa pergi bajingan ini atau aku akan melenyapkannya.” Perintah Vin membuat Regina dan anak Martin ketakutan dan segera pergi.”
“Kamu tidak papa Vin?” Tanya Ningrum yang kuatir saat menghampiri putranya.
“Aku tidak papa Bu. Maafkan aku Bu, yang tidak sempat menahan Martin melayangkan tamparan di wajah ibu. Lihatlah, karena aku kedua pipi Ibu jadi memar. Ayo pergi dulu Bu, Vin sudah mencarikan tempat sewa yang baru buat ibu, nanti baru kita obati wajah ibu."
Mereka pun segera pergi menuju rumah kontrakan yang di sewa Vin malam sebelumnya, Walaupun sederhana namun tempat itu masih nyaman untuk di huni.
"Maaf Bu, Aku hanya bisa menyewa rumah kecil ini, Aku harap ibu tidak keberatan, aku janji Bu. Jika nanti aku ada uang, aku akan mencarikan tempat Sewa yang lebih layak lagi." ucap Vin.
"Gak papa nak, Sesederhana apapun rumahnya, yang penting kita bisa bernaung didalamnya itu sudah cukup." Jawab Ningrum, yang tau jika anak angkatnya itu sudah berjuang keras untuk dirinya. Andai saja saat itu dia tidak menemukannya, mungkin dia tidak bisa merasakan kasih sayang seorang anak pada ibunya.
****
Sudah lima hari Vin merawat ibunya dan kini Ningrum sudah bisa beraktivitas dengan biasa tanpa ada keluhan, membuat hati Vin sangat bahagia.
Vin pun kembali menghidupkan ponselnya setelah hampir satu Minggu di non aktifkan, ia ingin menghubungi Sifa dan mengucapkan terimakasih sekaligus minta maaf karena yang sempat merasa kecewa padanya.
Saat Vin melakukan panggilan, segera saja di angkat Sifa.
“Darimana saja kamu, di hubungi tidak bisa, apa kamu sengaja ingin membawa kabur uang yang aku pinjamkan. Kalau tau begitu aku tidak akan kasihan padamu.” Amuk Sifa diseberang telepon.
“Maaf, bukan maksudku untuk menghindar, tapi-“
“Sekarang bagi lokasinya, aku ingin menemuimu sekarang, aku butuh penjelasan mu nanti.” Sela Sifa.
“Baiklah.” Vin pun segera share lokasi tempatnya tinggal.
Setengah jam kemudian, Sifa sampai di depan kontrakkan Vin, ia menatap tempat tersebut dan mencibirnya karena terlalu sederhana.
Vin segera menghampiri Sifa dan mengajaknya masuk untuk menemui ibunya. Saat masuk, Sifa mengedarkan pandangannya ke sekeliling.
“Kau mencarikan rumah ibu mertua sesederhana ini? Begitu miskinnya kah kamu, sampai untuk menyewa rumah yang lebih nyaman saja tidak bisa, itu kan juga buat ibu mu.” Komentar Sifa, namun Vin menanggapinya biasa. Vin sudah paham betul sikap Sifa yang memang acuh tak acuh.
“Ini tadi aku memberikan suplemen untukmu dan ibumu. Aku pikir kalian butuh tambahan ini untuk bekerja keras agar bisa mengambilkan uangku secepatnya.” Ucap Sifa dan menyodorkan beberapa tablet suplemen.
“Terimakasih Sifa.” Ucap Vin seraya mengambil suplemen tersebut.
“Cepatlah bersiap, aku datang ke sini untuk menjemputmu.” Titah Sifa dan Vin pun paham.
“Terimakasih nak Sifa, atas semua bantuannya. Ibu dan Vin memiliki banyak hutang Budi pada nak Sifa.” Ucap Ningrum, namun tak ada jawaban dari Sifa.
Tak lama, Vin pun siap dan Sifa segera membawa Vin pergi. Namun baru beberapa langkah, batu permata tersebut memberitahu Vin jika istrinya telah di bius sebelum datang menemuinya.
“Sifa, lebih baik aku yang mengemudikan mobilnya, sepertinya kamu sedang dalam pengaruh obat bius.” Vin mencoba menjelaskan kondisinya namun Sifa tak mempercayainya.
“Aku tidak percaya kata-katamu. Dan kamu perlu tau, bulan depan aku akan menceraikan kamu. Aku gak bisa hidup berdampingan dengan orang yang terlalu lemah seperti kamu.”
Vin terdiam sejenak, dan kembali mengingat kejadian satu tahun yang lalu, dimana dirinya dulu di paksa oleh Gultom untuk menikahi putrinya yaitu Sifa demi membayar hutang ayahnya dan Vin pun menikahi Sifa yang saat itu dengan sakit parah, dan akhirnya setelah Sifa kembali sehat, keluarga Gultom perlahan mulai menyisihkan Vin dan memperlakukan Vin seperti pelayan di rumah mertuanya, menghina dan merendahkan dirinya selalu mereka lakukan, tapi Vin masih berusaha bertahan hanya untuk Sifa.
Saat Vin mengetahui jika Sifa adalah gadis kecil yang dulu sudah menyelamatkan dirinya. Gadis kecil dengan senyum manisnya.
Jika bukan karena Sifa adalah gadis delapan belas tahun lalu yang memberikan semangkuk nasi di saat dirinya kelaparan, mungkin sudah sejak lama Vin menceraikan Sifa. Karena Vin ingin membalas Budi kebaikan Sifa, Vin ingin bertahan untuk tetap berada di dekatnya
Sifa yang tak percaya dengan perkataan Vin, tetap mengemudikan mobilnya sendiri dan di tengah perjalanan pengaruh obat bius itu mulai menjalar hingga Sifa hampir lepas kendali. Vin langsung mengambil alih kemudi dan naasnya, ada truk tanah yang tiba-tiba lepas kendali dan menabrak enam mobil yang ada di depannya.
Ssshhhiiiitttt
Brrrraaaakkkkk
Suara tabrakan beruntun, membuat Vin dan Sifa syok seketika.
To Be Continued ☺️☺️☺️
cuma nma2 nya aja yg beda ini versi indonesia tpi uang nya macam doktter lukas pke mode M M an