Sakit oleh rasa cinta, persatuan cahaya dan kegelapan, sepuluh tameng bersatu, memusnahkan dia yang kekal abadi.
Bella sosok aktris masa kini yang ternyata seorang anggota organisasi yang sangat di takuti di dunia.
Karena sebuah kejadian, ia bertrasmigrasi ke dunia entah berantah, di mana elemen dan juga sihir berada.
Dan yang membuat nya terkejut ternyata dia adalah sosok ramalan, yang akan melawan iblis abadi.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon yulia setiani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 23
Shaqueena pun mengajak anak perempuan itu ke arah toko makanan, untuk membelikan anak perempuan ini minum.
"Siapa nama mu. " tanya shaqueena lembut.
"Nama ku Elera. " ucap anak perempuan itu.
"Elera ya, kenapa sendirian di pasar sayang, apakah keluarga mu tidak khawatir. " tanya shaqueena lembut.
"Saat ke sini, aku bersama kakak tadi, tapi terpisah karena tiba-tiba ada segerombolan orang yang berlarian ke arah salah satu toko. " jelas Elena.
"Ah seperti itu, setelah ini, kita cari kakak mu ya. " ucap shaqueena sambil tersenyum hangat.
"Terima kasih kakak cantik. " ucap Elera tersenyum manis.
"Nama kakak Shaqueena sayang. " ucap shaqueena tersenyum.
Setelah itu shaqueena dan Elera pun ke luar dari toko setelah memesan minuman untuk mereka.
Shaqueena yang masih menggunakan cadar dengan balutan khas cantik miliknya, dan Elena yang memakai pakaian lusuhnya.
"Tadi berpisah nya di mana sayang. " tanya shaqueena pada Elena.
"Di dekat bundaran di sana. " tunjuk Elena ke arah depan.
"Rupanya kamu sangat mengenal denah pasar ini ya. " ucap shaqueena.
"Lena, suka sekali ke sini, tapi ayah dan bunda tidak mengijinkan nya. " ucap Elena merengut.
"Kenapa tidak di ijinkan. " tanya shaqueena penasaran.
"kata bunda, banyak orang jahat di sini, karena ulah orang jahat, kakak Elena jadi hilang. " ucap Elena polos.
"Hilang." bingung shaqueena.
"Iya kak-. " ucapan Elena terpotong saat ia melihat selulet kakaknya di depan sana.
"Kakak." panggil Elena sambil menunjuk ke arah depan.
Shaqueena pun mengalihkan pandangan ke arah yang di tunjuk oleh Elena, di sana ada seorang pemuda yang seperti sedang mencari sesuatu.
Elena pun berlari ke arah pemuda itu, shaqueena yang khawatir jika tubuh kecil Elena terdorong pun, ikut berlari mengejar Elena.
"Kakak." panggil Elena lagi lebih keras.
Pemuda itu melihat ke sana kemari mencari asal suara itu, dan saat melihat ke belakang ia melihat adiknya yang berlari ke arahnya.
"Adik." panggil pemuda itu sambil memeluk Elena.
"Kamu ke mana saja hah. " tanya pemuda itu.
"Kamu tidak kenapa-napa kan. " tanya nya lagi sambil melihat lihat tubuh adiknya itu.
"Tidak kakak, tadi lena bertemu kakak cantik yang membantu Elena. " ucap Elena pada pemuda itu.
"Kakak cantik. " tanya pemuda itu.
"Iya, itu. " tunjuk Elena pada shaqueena yang baru sampai di dekat nya.
"Tadi ada lady, yang menyeramkan dia memarahi lena, karena lena membantu nya, lalu kakak cantik membela lena di sana. " jelas Elena.
"Ah Terima kasih nona. " ucap pemuda itu tersenyum.
"sama-sama, membantu sesama bukan nya hal yang biasa. " ucap shaqueena tersenyum.
"Justru tidak biasa, karena mayoritas masyarakat, selalu bersikap seolah tidak tau apa apa karena takut dengan kesta. " ucap pemuda itu.
"Benarkah." ucap shaqueena.
"Seperti nya nona bukan berasal dari ibu kota. " ucap pemuda itu, sambil menggendong Elena.
"Benar, saya berasal dari sebuah desa. " jelas shaqueena.
"Ah seperti itu. " ucap pemuda itu.
"Kakak, lena mengantuk. " ucap Elena sambil menyenderkan kepala nya di bahu sangat kakak.
"Ah, kita pulang sekarang. " ucap pemuda itu.
"Baiklah, jika Elena sudah aman, saya pamit. " ucap shaqueena.
"Tidak, kakak cantik ikut bersama kami, boleh kan kakak. " tanya Elena pada pemuda itu.
"Jika kakak cantik tidak keberatan, boleh saja. " ucap pemuda itu tersenyum.
"kakak cantik ikut yaya. " ucap Elena memohon.
"Apakah boleh. " tanya shaqueena.
"Tentu, ayo. " ajak pemuda itu.
'Lumayan lah, lagian aku tidak ada kegiatan setelah ini. 'Batin shaqueena.
Mereka pun berjalan ke arah hutan, namun anehnya jalanan di sini sangat bersih dan juga di alasi dengan bebatuan yang di Palu agar datar.
"Aku lupa menanyakan nama mu. " ucap pemuda itu.
"Nama saya shaqueena. " ucap shaqueena sopan.
"Tidak perlu terlalu formal dengan ku sekarang, nama ku Axel. " ucap pemuda itu.
"Ah baiklah, tapi seperti nya umur mu lebih tua dari ku. " ucap shaqueena terkekeh.
"Umur ku 19 tahun. " jawab axel.
"Benar rupanya, umur ku 16 tahun. " ucap shaqueena.
"Apakah boleh aku memanggilmu kakak. " tanya shaqueena.
"Tentu boleh. " ucap axel tersenyum.
"Entah kenapa, tapi setelah kamu memanggilku kakak, rasanya nyaman sekali, seolah ruang kosong di hatiku terisi lagi. " ucap Axel sendu.
"Memang nya kenapa begitu. " tanya shaqueena penasaran.
"Dulu aku memiliki adik perempuan, mungkin jika ada seumur dengan mu. " ucap axel tersenyum.
"Namun 11 tahun yang lalu, dia hilang di culik oleh orang jahat, kami selalu mencari nya hingga saat ini. " ucap Axel sendu.
"Kenapa masih mencari nya, ini sudah sangat lama. " ucap shaqueena heran.
"Ibunda, masih merasakan denyut nadi dari adik ku itu. " ucap Axel tersenyum.
"Bisa begitu ya. " ucap shaqueena heran.
"Ibunda memiliki kekuatan yang membuat tingkat kepekaan nya sangat tinggi. " jelas Axel.
"Semoga adik mu cepat ketemu kak. " ucap shaqueena tersenyum.
"Terima kasih. " ucap Axel tersenyum juga.
"Pantas saja Elena bilang banyak orang jahat tadi. " ucap shaqueena sambil melihat Elena yang sudah tertidur di pelukan Axel.
"Benar, setelah Elena tau jika dia memiliki kakak perempuan, namun hilang karena ulah orang jahat, ia menjadi bersedih dan juga memiliki ketakutan berlebihan jika berada di keramaian. " jelas Axel.
"Aku juga cukup terkejut, karena Elena dengan mudah nya berbaur dengan mu, karena yang kami tau, Elena sangat tidak ingin berdekatan dengan orang baru. " ucap Axel.
"Aku juga tidak tau. " ucap shaqueena.
"Bagaimana dengan keluarga mu. " tanya Axel.
"Aku tinggal sendiri, dari kecil aku di asuh bibi yang ada di desa, dan saat besar aku ingin belajar di Academy untuk masa depan yang lebih cerah. " ucap shaqueena tersenyum.
"Kamu ingin masuk ke academy. " kaget Axel.
"Benar, aku ingin belajar dengan giat. " ucap shaqueena.
"Kamu pasti akan sukses di masa depan, melihat keberanian mu hari ini, aku merasakan kamu akan menjadi pengaruh terbesar di masa depan nanti. " ucap Axel.
Shaqueena hanya tersenyum hangat, ia merasakan kehangatan di hatinya seperti yang ia rasakan saat bersama ibunda dan ayahandanya di Olimpus waktu itu.
"Kita akan ke mana. " tanya shaqueena.
"Ke rumah kami. " ucap Axel tersenyum.
"Tapi bukannya ini jalan ke kediaman granduke adya. " tanya shaqueena.
Axel tersenyum hangat, mereka pun berhenti tepat di depan gerbang kediaman granduke adya, shaqueena cukup terkejut.
Saat pintu gerbang di bukan, para prajurit penjaga menyambut mereka, sambil membungkuk an badannya.
Axel masuk, di ikuti oleh shaqueena, mereka terus berjalan menuju ke dalam kediaman megah di depan sana.
"Granduke adya adalah ayahanda kami. " ucap Axel sambil berhenti di tengah jalan sambil menatap shaqueena.
"Jadi kalian anak granduke adya. " kaget shaqueena.
"Maaf membuat mu kaget, kami tadi sedang menyamar saat masuk ke dalam pasar, karena tidak ingin menjadi bahan tontonan. " jelas Axel.
"Tidak apa apa, tapi apakah aku sopan jika memanggilmu kakak. " lirih shaqueena.
"Tentu boleh, karena aku anggap kamu sebagai adik ku juga. " ucap alex sambil mengelus lembut rambut shaqueena.
'Aku menemukan kalian. 'Batin shaqueena tersenyum hangat.
***
semangat lagi upnya 💪💪💪