NovelToon NovelToon
Dosen Ngilang, Skripsi Terbengkalai

Dosen Ngilang, Skripsi Terbengkalai

Status: sedang berlangsung
Genre:Dosen / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Persahabatan / Slice of Life
Popularitas:2.8k
Nilai: 5
Nama Author: Atikany

Realita skripsi ini adalah perjuangan melawan diri sendiri, rasa malas, dan ekspektasi yang semakin hari semakin meragukan. Teman seperjuangan pun tak jauh beda, sama-sama berusaha merangkai kata dengan mata panda karena begadang. Ada kalanya, kita saling curhat tentang dosen yang suka ngilang atau revisi yang rasanya nggak ada habisnya, seolah-olah skripsi ini proyek abadi.
Rasa mager pun semakin menggoda, ibarat bisikan setan yang bilang, "Cuma lima menit lagi rebahan, terus lanjut nulis," tapi nyatanya, lima menit itu berubah jadi lima jam.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Atikany, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Part 21

Ternyata kuliah ini lebih dari sekadar belajar. It's not just about making our brains work hard, kuliah itu bukan cuma bikin otak kita kerja keras, but also about really testing our mental strength, tapi juga bikin mental kita benar-benar teruji.

Capeknya bukan hanya karena tugas-tugas kuliah yang numpuk, but from many other factors that suddenly arise and make us feel utterly drained, tapi karena banyak faktor lain yang datang tiba-tiba dan bikin kita ngerasa capek banget.

Sometimes, it feels like our energy has been completely depleted, with new problems continuously emerging.

Kadang kita ngerasa energi kita udah terkuras habis, ditambah lagi masalah-masalah baru yang muncul terus.

Often, beban ini juga nambah jadi beban orang tua. We know they’ve been working hard to support us, kita tahu mereka udah usaha keras buat dukung kita, but sometimes we feel even more pressured because we don’t want to add to their load, tapi kadang kita merasa makin tertekan karena harus nambah beban mereka.

It’s a very confusing feeling, especially when we don’t have anyone to talk to.

Rasanya bingung banget, apalagi kalau kita nggak punya tempat buat cerita.

Teman-teman di sekitar kadang juga sibuk dengan urusan mereka sendiri, so we often end up feeling alone, jadi kita sering merasa sendirian.

In the end, we can only keep all these feelings to ourselves. 

Ujung-ujungnya, kita cuma bisa pendem semua perasaan itu sendiri.

Long nights are often filled with tears. Malam-malam yang panjang sering diisi dengan air mata.

Somehow, all these problems make us cry uncontrollably. Entah kenapa, rasanya semua masalah ini bikin kita menangis tanpa bisa berhenti.

We try to stay strong, kita berusaha buat tetap tegar, and not show how heavy our burdens are, dan nggak menunjukkan betapa beratnya beban kita.

But sometimes crying is the only way to release all the emotions we’ve been holding in, tapi kadang air mata jadi satu-satunya cara kita buat mengeluarkan semua rasa yang terpendam.

Kuliah ternyata bukan cuma tentang ujian dan tugas-tugas, but also about surviving situations that often feel overwhelmingly stressful, tapi juga tentang bertahan dalam situasi yang sering kali terasa sangat menekan.

We keep fighting and hoping that tomorrow will be better, even though we often feel lost and powerless.

Kita terus berjuang dan berharap besok akan lebih baik, meskipun sering kali kita merasa kehilangan arah dan kekuatan.

Amidst all these difficulties, we can only hope for a way out and the support we need to keep moving forward.

Di tengah semua kesulitan ini, kita cuma bisa berharap agar ada jalan keluar dan dukungan yang kita butuhkan untuk terus melangkah.

***

Setelah beberapa hari menunggu dengan harap-harap cemas, the long-awaited day finally arrived, akhirnya hari yang ditunggu-tunggu tiba juga. Aku kembali lagi ke gedung fakultas, kali ini untuk mengambil SK pembimbing yang sudah turun.

Untuk dospem 2, aku langsung mengenali namanya. Beliau adalah koordinator prodi sekaligus dosen pembimbing akademik (PA) ku selama ini. Ada sedikit rasa lega karena aku sudah familiar dengan cara beliau mengajar dan membimbing.

At least I know what to expect. Setidaknya, aku tahu apa yang harus diharapkan.

Tapi untuk dospem 1, ini pertama kalinya aku mendengar nama beliau. The name felt unfamiliar, and I instantly felt a bit anxious. Namanya terasa asing, dan aku langsung merasa sedikit cemas.

Bagaimana ya cara beliau membimbing? Apakah beliau tipe dosen yang teliti dan detail, or more laid-back? Atau justru lebih santai?

These thoughts began swirling in my head, pikiran itu langsung berputar di kepalaku. Aku belum tahu seperti apa karakter dan gaya beliau dalam membimbing skripsi, and this uncertainty made me a little worried, dan ketidaktahuan ini membuatku sedikit khawatir.

***

Setelah menerima SK pembimbing, I immediately started figuring out what steps to take next, aku segera mencari tahu langkah apa yang harus diambil selanjutnya.

This is all new to me, bagiku, ini adalah hal baru, and I don’t want to make any mistakes right from the beginning, dan aku nggak mau salah langkah di awal. Jadi, aku mulai bertanya-tanya kepada teman-teman yang sudah lebih dulu melewati tahap ini.

They said, hal pertama yang harus dilakukan adalah menemui dospem2. Caranya cukup simpel, aku hanya perlu memberikan lembar SK pembimbing yang sudah dicopy dan dicap tinta basah. Ini semacam formalitas awal untuk memberitahukan bahwa aku resmi dibimbing oleh beliau.

Tapi, walaupun kelihatannya sepele, ini adalah langkah penting untuk memulai komunikasi dan mengatur ritme bimbingan selanjutnya.

Setelah urusan dengan dospem 2 selesai, langkah berikutnya adalah menemui dosen pembimbing 1. Just like before, aku harus memberikan lembar SK yang sudah dicopy dan dicap.

But here, in addition to handing over the letter,  tapi di sini, selain memberikan SK, aku juga harus mulai menanyakan sistem bimbingan yang beliau terapkan. Ternyata, setiap dosen punya cara yang berbeda-beda dalam mengatur alur bimbingan.

Beberapa teman bilang, ada dosen yang meminta kita menyelesaikan semua revisi di bawah bimbingan dospem 2 terlebih dahulu. Artinya, aku harus mendapatkan ACC untuk bab 1 sampai bab 5 dari dospem 2 sebelum melanjutkannya ke dospem 1.

This process, proses ini, they said, katanya, memerlukan kesabaran karena dospem 2 akan memeriksa setiap detail dan memastikan semuanya benar-benar matang sebelum bisa diajukan ke dospem 1.

However ada juga dosen yang menerapkan sistem berbeda. Misalnya, setelah bab 1 sampai 3 di ACC oleh dospem 2, kita bisa langsung lanjut ke dospem 1 untuk mendapatkan arahan dan revisi dari beliau.

Setelah dospem 1 memberikan ACC untuk bab 1 sampai 3, kita kembali ke dospem 2 untuk melanjutkan bimbingan bab 4 dan 5.

This approach seems more flexible, pola ini sepertinya lebih fleksibel, karena kita bisa mendapatkan pandangan dari kedua dosen secara paralel, tanpa harus menyelesaikan seluruh bab di bawah satu dosen dulu.

Hearing these stories, aku mulai paham bahwa tidak ada satu jalan yang pasti dalam proses bimbingan skripsi. Semua tergantung pada kebijakan dan karakter dosen pembimbing masing-masing.

***

The next challenge is preparing both mentally and physically for the supervision process.

Tantangan berikutnya adalah menyiapkan mental dan fisik untuk menghadapi proses bimbingan ini.

Proses bimbingan skripsi not only about crafting a good paper, bukan hanya soal menyusun tulisan yang baik, but also about maintaining mental and physical stamina, tetapi juga soal menjaga stamina mental dan fisik, which can be drained by seemingly endless revisions, yang seringkali terkuras oleh revisi-revisi yang tampaknya tiada akhir.

Kata orang, revisi demi revisi bisa membuat kita merasa terjebak dalam siklus yang tidak ada habisnya.

Rasa lelah fisik memang bisa jadi tantangan tersendiri, but the mental strain is often much heavier, tetapi tantangan mental sering kali jauh lebih berat.

Facing criticism, menghadapi kritik, making seemingly endless improvements, melakukan perbaikan yang tampaknya tidak ada habisnya, and trying to meet the expectations dosen seringkali membuat kita merasa frustasi dan putus asa.

This process can drain energy, time, and emotions, and without a solid mental preparation, it's easy to feel overwhelmed.

Proses ini bisa menguras energi, waktu, dan emosi, dan tanpa kesiapan mental yang matang, kita bisa dengan mudah merasa tertekan.

1
anggita
like👍☝tonton iklan. moga lancar berkarya tulis.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!