Marna dan Mora adalah sahabat yang sangat dekat dan satu sama lain juga sering saling berbagi cerita atas apa yang sudah terjadi diantara mereka berdua. Namun tanpa Mora sadari ada sebuah perasaan yang muncul dari dalam hati Mora untuk Marna yaitu ingin menjadikan Marna lebih dari sekedar sahabatnya saja. Tapi karena perasaan yang Mora miliki untuk Marna membuat Marna jatuh dalam rasa trauma yang sangat dalam akan hubungan
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ainun Nasution, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 35 (Rernyata Sesuai Dugaan)
Hari ini Marna bangun jam setengah tujuh pagi, karena hari ini adalah hari minggu makanya Marna bangun agak siangan. Pagi ini Ibunya memasak nasi goreng untuk sarapan mereka semua dan ada juga gorengan tahu isi yang di beli Ibunya di tempat jualan gorengan dekat rumah mereka
“Yok yok sarapan dulu Ibu sudah masakin nasi goreng ni buat kita sarapan” Ibunya mengajak mereka semua untuk kumpul dan sarapan
“Wahhhhh nasi goreng nasi goreng” ucap adek Marna yang perempuan
Pagi ini mereka sarapan bersama kecuali Ayah sama Adik laki lakinya yang nomor dua yang masih mondok. Namun Ibunya telah memasukkan sebagian nasi goreng ke rantang untuk di bawakan kepada Ayahnya ke tempat kerja lengkap dengan gorengan tahu isinya
“Ini buat Ayah Bu” tanya Marna kepada Ibunya saat ingin mengambil potongan telur dadar di piring yang sudah Ibunya sediakan
“Iya itu untuk Ayah kalian. Mau buat Rasyid terlalu jauh untuk di antar. Lagian kan besok sore dia sudah pulang karenakan hari selesa mereka libur” jelas Ibunya kepada Marna
Iya adik Marna yang mondok itu pulang sekali seminggu yang dimana hari liburnya bukan lah hari minggu namun hari selasa. Setelah selesai sarapan pagi Ibu dan adik Marna yang paling kecil langsung berangkat ke tempat kerja dan sambil membawa rantang yang berisi nasi goreng tadi
“Ibu berangkat dulu ya, kalian jaga rumah. Kalau mau keluar rumah kunci rumahnya jendela juga” ucap Ibunya kepada mereka
“Iya Bu” jawab Marna dan sambil menyalami Ibunya yang mau pergi juga di ikuti oleh adik perempuan Marna
Setelah Ibunya pergi ke tempat kerja adiknya yang perempuan langsung pergi mencuci piring dan Marna langsung menyapu rumah juga halaman rumahnya
Setelah adik Marna selesai dengan piring kotornya dia pun langsung pergi mencuci sepatu sekolahnya, dan sepatu sekolah Marna sudah iya cuci saat sore semalam dan sudah iya jemur di atas atap rumah agar cepat kering
Selesai dengan menyapu rumah juga halaman rumahnya Marna langsung pergi menyuram bunga sekalian mencabuti rumput kecil yang ada di dalam pot bunga
Setelah semua kerjaan rumah yang mereka kerjakan dengan bersama sama akhirnya siap juga. Adik Marna yang perempuan dia langsung ingin pergi main bersama sama temannya
“Kak aku pergi main ya sama kawan kawan ku?” tanya adiknya kepada Marna
“Oh iya pergi lah jangan main jauh jauh dan nanti kalau dah azan zuhur pulang biar pergi ke tempat kerja Ayah buat makan siang” ucap Marna kepada adiknya
“Iya Kak” jawabnya kepada Marna dan langsung mengambil jilbab kecilnya untuk pergi main sama kawan kawannya
Adik Marna yang perempuan pergi main sama teman temannya dan adiknya yang paling kecil pergi sama. Ibunya ketempat kerja. Maka Marna sendirian saja di rumah
Jadi karena Marna sendirian saja di rumah, iya putuskan untuk menonton Televisi saja untuk menonton kartun Upin Ipin dan pada zaman dahulu Memang film anak anak tapi rasanya tidak bosan untuk menontonnya meskipun umur Marna bukan umur anak anak lagi
Saat Marna sedang asik menonton kartun itu ada nomor baru lagi yang menelvonnya. Nomornya bukan nomor yang semalam tapi nomor yang lain. Jadi karena Marna tidak tahu itu nomor siapa jadi Marna tidak mengangkatnya sampai lima kali ada dia menelpon Marna dan iya biarkan saja berdering begitu saja
Karena Marna merasa deringan itu sangat mengganggu maka iya putuskan buat mengangkatnya saja
“Ih siapa sih yang dari semalam menelpon ku dengan nomor yang tidak di kenal ini” Marna bergumam namun tetap aku angkat
“Halo?” ucap Marna dengan suara pelan
“Halo” ucap orang di seberang sana
“Halo. Ini siapa ya?” tanya Marna kepada orang yang di seberang sana
“Ini aku Mar. Kamu kenal kan suara ku?” tanya orang yang di seberang sana
Dia bertanya apakah Marna mengenal suaranya atau tidak, tapi memang Marna merasa suara itu tidak lah asing iya rasa. Tapi Marna akan pastikan dulu apakah benar orang yang Marna duga itu adalah Mora
“Siapa ya?” tanya Marna lagi untuk memastikannya
“Dengar baik baik Mar ini suara siapa” ucapnya dan rasanya dia tak mau menyebut namanya
Saat Marna berpikir pikir memang suara itu adalah suara orang yang sangat iya kenal cuma Marna hanya takut salah terka saja kalau sebenarnya itu bukan dia gimana
“serius ini siapa. Jangan buat aku main tebak tebakan seperti ini karena aku tidak suka” ucap Marna dengan orang yang di seberang sana dengan judes
“Ini aku Mar” ucapnya
“Aku siapa? Mora kah?” ucap Marna agar iya tak bertanya tanya lagi
“Iya ini aku Mora” jawabnya yang langsung membuat Marna merasa tak menyangka kalau dia masih ingin menghubungi Marna. Tapi yang dia mau sampai mau menghubungi Marna lagi
“Ada apa kamu menghubungi aku lagi Mor?” tanya Marna langsung ke intinya padanya karena malas ingin bertele tele
“Aku Cuma rindu saja sama kamu Mar, makanya aku telvon kamu. Semalam aku juga telvon kamu tapi aku gak ada bicara apa apa karena takut kamu blokir. Namun nyata nya kamu blokir juga aku” ucapnya yang membuat Marna terkejut kalau nomor yang menghubungi Marna semalam adalah benar dirinya juga
“Jadi semalam itu adalah kamu rupanya?” tanya Marna kepadanya dengan nada yang kesal
“Iya itu aku Mar. Maaf ya kalau aku sudah ganggu kamu” Mora minta maaf, namun bukan kata maaf yang ingin Marna dapat kan darinya. Yang Marna inginkan adalah jangan pernah ganggunya itu saja
“Maaf Mora aku gak ada waktu buat bicara omong kosong sama kamu, jadi aku matikan saja telpon ini. Lalu jangan pernah hubungi aku lagi, dengan nomor yang baru lagi” ucap Marna masih dengan suara yang baik
“Loh kenapa Mar? Apa kamu mau blokir nomor aku lagi? Jangan dong Mar”
“Kalau gak aku blokir maka kamu akan ganggu aku terus Mor dan aku rasa malas untuk meladeni kamu yang selalu mengusik ku” Marna berkata jujur kepadanya kalau Marna itu sangat merasa terganggu sama dirinya
“Aku gak akan kamu kok Mar, jadi aku mohon jangan blokir aku ya Mar” Mora memohon kepada Marna agar jangan memblokirnya lagi
“Aku gak bisa percaya sama kamu Mor” Marna gak bisa percayai Mora karena biasa saja itu akal akalannya agar tidak Marna blokir
“Aku serius Mar. Aku janji sama kamu” Marna dengar Mora sangat serius, jadi apa sebaiknya Marna lihat dulu apakah Mora benar benra tidak akan mengganggu
lagi
“Baik lah kali ini aku gak akan blokir nomor kamu. Tapi kalau seandainya kamu ingkar janji dan gangguin aku lagi kaya yang sebelum sebelumnya maka aku akan blokir nomor kamu lagi dan lagi. Apa kamu paham?” Marna memberi peringatan kepada Mora kalau Marna gak main main sama semuanya
“Iya aku paham Mar. Terimakasih” Mora berterimakasih kepada Marna
“Sama sama” setelah Marna mengucapkan sama sama kepadanya Marna pun memutuskan telponnya secara sepihak saja dan fokus lagi pada Televisi dan kartunnya