Dendam Dan Cinta Suami Cacat

Dan semudah itu untuk Rere dan Edward bisa mengadopsi Reyhan sebagai bagian dari keluarga kecil mereka.

Kini keduanya tidak lagi berdua melainkan bertiga bersama Reyhan yang sudah menjadi anak angkat dari Rere dan Edward.

Kehidupan Rere dan Edward semakin terlihat bahagia dengan adanya Reyhan di kehidupan mereka, tetapi meski demikian butuh waktu untuk Reyhan bisa beradaptasi dengan orang tua angkatnya.

Seperti saat ini tampak terlihat Reyhan yang sedang makan bersama orang tua angkatnya, dan Reyhan masih ingin tambah makanan nya tapi dia merasa malu, dan melihat itu Rere berinisiatif untuk menawarkan.

"Mau tambah?" tawar Rere pada sang putra.

"Enggak" balas Reyhan menggeleng pelan.

"Aku mau ayam satu" Edwar menimpali.

Rere mengangguk lalu mengambilkan satu potong ayam goreng untuk suaminya.

"Makasih sayang ku" ucap Edward tersenyum.

"Sama-sama Sayang" balas Rere dengan senyumnya.

Dan Reyhan yang melihat itu hanya diam, Rere dan Edward selalu memperlihatkan keromantisan nya membuat Reyhan terbiasa dengan kebucinan keduanya.

Ketiganya kembali fokus kepada makanannya hingga akhirnya acara sarapan itu selesai, lalu Rere pun mengantarkan suaminya teras rumah untuk berangkat kerja.

"Hati-hati! Ingat jaga pandanganmu" ucap Rere mengingatkan.

" Jangan khawatir aku selalu setia padamu" balas Edward sambil mencium pipi sang istri tercinta.

"Awas aja jika ada Maya-Maya lainnya, aku takkan segan-segan untuk membuat perhitungan seperti pada wanita tidak tahu malu itu" balas Rere yang seolah mengancam Edward untuk tidak berselingkuh di belakangnya.

Gemas dengan kecemburuan sang istri Edward pun kembali memberikan kecupan kilat di bibir Rere.

" Aku berangkat " kata Edward lagi.

Lalu mata Edward melihat pada Reyhan yang diam saja.

"Daddy pergi dulu, jaga dirimu baik-baik dan tolong jaga mommy untuk Daddy" lanjut Edward sambil mengusap lembut kepala Reyhan.

"Iya Ded" balas Reyhan pelan dan terdengar seperti malu-malu.

Edward yang mendengar suara Reyhan tersenyum karena sebelumnya Reyhan tidak pernah menjawab ucapannya.

Dan ya setelah beberapa hari ini Reyhan baru mengiyakan permintaan Edward.

"Bagus son, Putra ke banggaan Daddy jangan nakal oke. nurut sama Mommy" ucap Edwar lagi.

Yang langsung diangguki oleh Reyhan Lalu setelah itu Edward pun langsung pergi bersama Tom yang sudah lama menunggunya di dalam mobil.

Saat kedua masuk Tom mendeuhem.

Ehem.!

"Kenapa?" tanya Edward seolah tahu kode dari asistennya itu.

" Apakah Tuan bahagia?" tanya Tom sambil mengemudikan mobilnya.

"Tentu saja aku sangat bahagia karena memiliki keluarga yang sempurna, ada anak dan istri yang selalu menungguku pulang" balas Edwar cepat dan Tom melihat sinar kebahagiaan di wajah Bosnya itu.

Tom hanya bisa tersenyum dia ikut senang dan bahagia untuk semua pencapaian yang telah diraih dan dimiliki oleh Edward.

" Apa aku boleh bertanya?" tanya Edward.

"Katakan saja, saya akan menjawab pertanyaan anda tuan" balas Tom cepat.

Edward terlihat seperti ragu-ragu untuk bertanya masalah ini karena pertanyaannya memang cukup sensitif, dan selain itu dia takut Tom akan marah dengan pertanyaannya.

"Kenapa dulu di saat putramu meninggal kau dan Ibu tidak berusaha untuk mengadopsi anak dari panti asuhan?" tanya Edward hati-hati.

Tom terdiam sejenak setelah mendengar pertanyaan yang keluar dari mulut Bosnya itu, ada banyak hal yang membuatnya tidak mengambil jalur pintas dengan mengadopsi anak meski tahu istrinya tidak bisa memberikannya seorang anak lagi.

Tak mendapatkan jawaban yang cepat dari Tom membuat Edward berpikir jika Tom marah kepadanya, dan enggan menjawab pertanyaan ku.

"Jika pertanyaanku menyakitimu aku minta maaf, aku hanya penasaran tapi jika kau tidak ingin menjawabnya aku tidak masalah" lanjut Edward kembali.

Terdengarlah hembusan nafas kasar Tom yang membuat Edward melihat ke bagian jok depan yang di mana pria tua itu nampak sedang duduk sambil menyetir.

"Istriku tidak ingin punya anak lain, lagi pula kami sudah punya pengganti anak kami sekalipun kami tidak bisa bersamanya selalu" balas Tom dengan mata yang lurus ke depan melihat jalanan kota yang cukup padat dengan kendaraan beroda dua dan empat.

"Maksudnya?" tanya Edward semakin bingung.

"Setelah Dimas pergi istriku memilih Anda Tuan sebagai putranya, meski kami tidak memastikan jika tuan hidup bahagia bersama kami tapi kami selalu melihat dari kejauhan bagaimana Tuan tumbuh menjadi pria hebat sampai saat ini " ucap Tom yang membuat Edward tidak bisa berkata-kata karena dia pikir yang menyayangi hanyalah orang tuanya yang sudah pergi, tetapi ada sepasang suami istri yang juga menyayanginya tanpa syarat.

Andai saja Edward mengetahui semua itu dari kecil mungkin saja dia tidak akan memilih hidup bersama bibinya yang gila akan harta peninggalan kedua orang tuanya, dia pasti akan memilih hidup bersama keluarga Tom dan menjadi anak dari pria itu.

" Aku harap di kehidupan selanjutnya aku bisa menjadi Putra ?" ucap Edward tiba-tiba.

Yang membuat Tom tersenyum senang mendengar keinginan Edward yang ingin menjadi putranya meski harus menunggu di kehidupan selanjutnya.

"Saya juga tuan" balas Tom lagi.

****

Di sisi lain nampak Rere yang sedang mengajak Reyhan jalan-jalan ke mall untuk belanja baju.

Rere tidak tahu berapa kali dalam seminggu ini dia belanja, hanya saja dia merasa dirinya hedon karena uang suaminya.

"Mommy" panggil Reyhan.

"Iya sayang" balas Rere lembut.

"Aku mau itu" tunjuk Reyhan pada stand es krim dan ada beberapa anak kecil juga yang nampak menunggu es krim.

"Tunggu dulu ya, Mommy harus ke toilet dulu. kita beli nya sudah selesai dari toilet saja, boleh kan?" ucap Rere yang sudah tidak tahan.

Reyhan sebenarnya mau sekarang tapi dia pun akhirnya setuju.

Lalu Rere mengajak Reyhan ke toilet, Reyhan menunggu di luar toiletnya.

Tak lama kemudian Rere keluar dan melihat Reyhan yang sedang duduk menunggu nya.

"Ayo" ajak Rere.

"Sudah Mom?" tanya Reyhan.

"Hem, mau eskrim kan?" balas Rere lagi.

Dan Reyhan mengangguk dengan senyumnya, Rere pun membelikan es krim dua rasa untuk Reyhan.

Tapi Rere juga ikut membeli makanan manis itu, keduanya makan es krim sambil duduk di bangku sambil melihat pengunjung lain yang lalu lalang melewati mereka.

"Setelah ini kita beli sepatu dan tas ya" kata Rere sambil melirik Reyhan.

"Aku mau tas superhero" balas Reyhan yang punya kesukaan nya sendiri.

"Boleh, nanti kamu pilih sendiri saja sayang. pilih sebanyak yang kamu mau" sahut Rere lagi.

Reyhan menggeleng.

"Satu aja Mom" ucap Reyhan tidak mau banyak.

"Iya terserah kamu saja, ayo habiskan es krim nya setelah ini kita lanjut belanja lagi" Rere kembali makan es krim nya yang hampir meleleh kemana-mana.

Dan setelah selesai makan es krim Rere lanjut belanja lagi dimana dia pergi ke toko tas dan sepatu dan memilihkan barang yang di sukai Reyhan.

Reyhan yang di belikan banyak barang nampak senang, dan melihat itu tentu saja Rere senang karena biasanya Reyhan tidak menyukai barang-barang baru karena selalu teringat akan orang tuanya.

Tapi sekarang berbeda karena Reyhan sudah mulai tumbuh menjadi anak yang sudah bisa menerima kenyataan, dan kepergian orang tuanya yang sudah takdir.