Aruna dan Melvin yang kembali di pertemukan setelah 8 tahun. Mereka dulu 1 sekolah dengan Melvin adalah senior Aruna.
Setelah 8 tahun mereka kembali di pertemukan dengan keadaan yang berbeda. Melvin menjadi seorang aktris terkenal dan Aruna yang menjadi sutradara.
Tetapi ada scandal masa lalu dalam hubungan mereka yang belum selesai. Tentang kedekatan mereka dulu dan kenapa berpisah. Setelah sekian lama di pertemuan kembali dan Aruna yang sudah bersama seorang anak laki-laki berusia 8 tahun.
Bagaimana kah cerita di antara mereka?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ainuncepenis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 30 Saling Menantang.
"Kamu sejak tadi hanya diam saja. Apa kamu tidak punya mulut untuk berbicara?" tanya Karina lagi mencoba untuk mencari sesuatu dari Aruna.
"Saya dan Melvin hanya bekerja sama secara profesional dalam pekerjaan. Ini tidak ada sangkut pautnya dengan masa lalu kami! jadi jangan melibatkan apapun tentang hal ini!" tegas Aruna yang mencoba untuk tenang.
"Benarkah!" sahut Karin yang menatap dengan terasa tidak percaya dengan semua perkataan Aruna dan apalagi dia bisa dengan jelas melihat wajah arena yang sangat gugup.
"Tapi bukan hal itu yang saya tanyakan, apa Melvin mengenali kamu sebagai Aruna yang dulu?" tanya Karina lagi.
"Tidak ada yang berubah dari saya dan saya tidak menyembunyikan identitas, bukan hanya Melvin tetapi semua teman-teman saya waktu dulu masih mengenali saya sebagai Aruna yang mereka kenal," jawaban yang cukup sampai dan tenang yang diberikan aroma pada Karina.
"Begitu!" Karina mendengus dengan ekspresi yang tidak terbaca.
"Aruna saya berharap kita bisa melupakan kejadian 8 tahun lalu dan tidak terbawa dalam kejadian itu. Saya tetap sebagai ibu yang tidak menginginkan putra saya Saya memiliki urusan dengan kamu. Jadi kamu selesaikan kontrak kerjasama kalian. Jangan berurusan dengan putra saya dan saya tidak peduli mau kalian profesional atau tidak!" tegas Karina yang berbicara tanpa basa-basi.
"Apa maksud Anda?" tanya Aruna.
"Batalkan Melvin sebagai aktor yang bermain dalam film ini! karena seperti apa yang saya katakan, Saya tidak ingin kamu dan Melvin berhubungan!" tegas Karina dengan penuh penekanan yang menatap tajam Aruna.
Tatapan dengan kata-kata yang penuh larangan itu pernah didengar Aruna. Wanita yang sangat tidak menyukainya sejak dulu masih tetap sama sampai saat ini, wanita yang terlihat takut jika Melvin akan kembali bersamanya.
"Saya tidak perlu menjelaskan panjang lebar kepada kamu apa alasannya. Saya sudah mengatakan jika saya tetap sebagai seorang ibu yang dulu kamu ketahui. Jadi menjauhlah dari Melvin!" tegas Karina lagi.
"Maaf nyonya saya sudah mengatakan jika ini adalah pekerjaan dan bukan saya yang meminta putra Anda untuk bermain di film saya. Kami tidak akan membatalkan kontrak begitu saja tanpa alasan yang jelas. Jika anda tidak ingin putra anda bermain dalam film kami. Maka anda bisa meminta pada dia sendiri dan kami akan membatalkan kontrak jika itu permintaan putra anda sendiri dan tidak akan memaksakan putra anda lagi!" tegas Aruna dengan mengumpulkan keberanian untuk berbicara seperti itu kepada Karin.
"Saya juga ingin mengatakan kepada Anda. Jika saya secara pribadi tidak punya urusan apa-apa dengan Melvin. Mau dia mengenal saya sebagai Aruna yang dulu atau yang sekarang itu adalah urusannya. Saya juga harus memberitahu kepada Anda. Jika saya sudah memiliki kehidupan pribadi dan keluarga. Jadi Jangan pernah libatkan saya dalam urusan pribadi Anda. Saya dan putra Anda tidak memiliki hubungan apa-apa selain hubungan pekerjaan dan saya tidak meminta putra Anda untuk berada di film ini!" tegas Aruna. Karina terdiam yang mencoba mencari kebenaran dari ekspresi wajah Aruna.
Aruna menghela nafas dan berdiri dari tempat duduknya.
"Saya juga sangat berharap jika tidak pernah berurusan dengan Anda dan juga putra Anda. Jadi jangan ganggu saya dan juga pekerjaan saya. Dari pada mengurus saya apakah masih punya urusan pribadi dengan putra Anda. Lebih baik Anda mengurus putra Anda. Karena saya tegaskan jika saya tidak memiliki perasaan apapun kepada dia dan melupakan dia dalam hidup saya!" tegas Aruna dengan penuh penekanan dan wajah yang membenarkan apa yang dia rasakan.
Dia bahkan tidak takut sama sekali dengan Karina, karena memang dia yang sudah berusaha untuk menghindari Melvin. Jadi karena tidak ingin disalahkan dan apalagi karena berpikiran jika Aruna sengaja mengejar-ngejar Melvin.
"Permisi!" Aruna menundukkan kepala dan langsung pergi dari hadapan Karina.
Sejak tadi Karina hanya diam saja dengan mengepal tangan saat mendengar kata-kata Aruna yang seperti merupakan peringatan untuk dia.
"Jadi kau menantangku Aruna. Kau sekarang memang jauh berbeda. Kau bukan Aruna yang dulu aku kenal. Kamu berbicara begitu lantang Aruna. Baiklah tidak masalah semua yang kau katakan dan aku harap kau tidak termakan dengan kata-katamu sendiri. Jangan pernah menantang seorang Karina!" gumam Karin dengan mendengus kasar.
Dia begitu sangat kesal dengan Aruna dan apalagi melihat keberanian Aruna yang jauh berbeda dari gadis polos yang dulu dia temui
**
Aruna yang keluar dari Perusahaan dengan nafas naik turun. Aruna seperti di kejar-kejar hantu saja yang terlihat ngos-ngosan. Memang bertemu dengan Karina melebihi dari bertemu dengan seorang hantu yang menyeramkan
"Sekarang dia sudah tahu siapa aku. Aku berharap dia tidak berpikiran apapun tentangku dan juga Melvin. Ini yang aku takutkan saat harus bekerja sama dengan Melvin dan akhirnya semua ketakutanku menjadi kenyataan," ucap Aruna.
Memang dia sangat menghindari untuk bekerjasama dengan Melvin dan apalagi jika dia yang menangani kerjasama itu. Masa lalu bersama dengan Melvin yang dicampuri Karina membuat Aruna memiliki trauma sendiri dan tidak ingin berurusan dengan keluarga Melvin dan apalagi Karina yang pasti tidak akan pernah menyukai dirinya.
Aruna yang beberapa kali menyibak rambutnya ke belakang, dengan terus menghembuskan nafas berat yang sejak tadi berusaha untuk menenangkan diri dan menetralkan perasaannya yang tidak tenang.
"Aruna!" suara itu mampu mengagetkan Aruna yang membuat dia tersentak dan ternyata itu adalah Melvin.
"Melvin!" pekiknya dengan suara serak dengan mata Aruna yang terbuka lebar.
"Kamu kenapa?" tanya Melvin yang melihat Aruna begitu tampak pucat, dahi yang berkeringat dan wajah yang seperti sangat ketakutan.
Tiba-tiba Aruna menarik tangan Melvin yang membawa Melvin pergi dari depan Perusahaan dan mereka yang berada di balik tembok yang terlihat bersembunyi di dekat bunga yang berdaun hijau terlihat tinggi sehingga menutup mereka berdua.
"Ada apa Aruna?" tanya Melvin heran yang berdiri di hadapan wanita yang terlihat mencemaskan sesuatu itu dan terus saja menoleh ke belakang yang seperti mengawasi seseorang.
"Aku mohon kepadamu tolong jangan ganggu aku!" ucap Aruna yang membuat Melvin mengkerutkan dahi.
Baru saja bertemu dan sekarang disuruh untuk tidak mengganggu
"Maksud mu?" tanya Melvin dengan kedua alis yang bertautan.
"Aku ingin hidupku baik-baik saja dan aku tidak ingin berurusan denganmu. Tolong jika kamu memang ingin tetap bermain dalam film ini maka profesional lah dan kamu tidak perlu berbicara padaku dan anggaplah kita berdua tidak pernah bertemu sebelum ini. Jaga jarak denganku Melvin!" tegas Aruna yang berbicara sangat buru-buru.
"Aruna aku sudah mengatakan jika sepertinya kamu salah paham. Aku sama sekali profesional dalam pekerjaan dengan hubungan kita yang dulu!" tegas Melvin.
"Kalau begitu jaga jarak denganku dan kalau perlu jangan pernah menegurku dalam hal apapun. Aku sudah menegaskan untuk lebih tidak mengenalku!" tegas Aruna.
Melvin sangat tidak mengerti dengan apa yang dikatakan Aruna yang tiba-tiba saja membicarakan hal itu.
"Dengan cara seperti itu atau berpura-pura tidak mengenal justru hal itu yang tidak profesional," sahut Melvin.
"Melvin tapi......"
"Saya akan segera datang!" Suara itu mampu membuat Aruna kaget.
Aruna menoleh ke arah suara itu yang mengintip dan ternyata Melvin juga melihat hal itu yang tidak menduga jika itu adalah Karina.
Bersambung
dikit2 bab nya flash back dr awal lagi dan lagi bikin gak nyaman baca nya 😔😔😔