Masa lalu membuat Sapphira Mazaya membenci suaminya. Namun, demi kedua buah hatinya, ia terpaksa menikah dengan Kaivandra King Sanjaya, ayah dari kedua anak kembarnya.
Kaivan melakukan berbagai cara hingga Sapphira mau menjadi istrinya. Rasa tanggung jawab atas hadirnya sepasang anak kembar yang baru ia ketahui tujuh tahun kemudian membuat ia harus rela hidup dengan kebencian dari perempuan yang kini berstatus sebagai istrinya.
Akankah Kaivan mampu merubah rasa benci di hati Saphira padanya menjadi cinta kembali seperti di masa lalu? Serta memberikan kebahagiaan yang bukan sekedar sandiwara untuk kedua putra dan putrinya?
Happy reading 🥰
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sasa Al Khansa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
SYKB 35 Kenyataan Yang Terungkap
Suami Yang Ku Benci (35)
" Mau eskrim rasa apa?," tanya Kaivan pada istri dan kedua anaknya.
" Vanila,"
"Strawberry,"
" Cokelat"
Ketiganya menyebutkan pesanannya masing-masing.
Kaivan pun memesankan sesuai pesanan. Setelahnya mereka duduk di taman yang dekat dengan kedai es krim itu.
"Bun, ayah, Shila mau main disana ya," izin Shila menunjuk ke arah arena bermain.
" Ya, hati-hati," jawab Saphira dan Kaivan berbarengan.
Area bermain tidak terlalu jauh dari mereka.
" Shaka, tidak main?," tanya Kaivan
" Shaka disini saja. Baca buku,"
Shaka yang lebih suka membaca, selalu membawa buku bacaannya kemanapun.
Setelah puas bermain, mereka pun berjalan ke arah parkiran.
" Ayah, mau itu!!," tunjuk Shila melihat pedagang gula kapas.
Kaivan yang sedang membuka mobil tidak mendengar ucapan Shila.
" Bun, mau itu!!," Shila beralih pada ibunya.
Saphira melihat pedagang yang di tunjuk Shila. Itu ada di sebrang jalan.
"Tunggu ayah sebentar,ya,"
Saphira mendekati suaminya. Namun, saat ia melihat ke belakang, ternyata Shila malah sudah melangkah ke jalan. Saphira yang kaget langsung berteriak dan berlari ke arah Shila.
Brakkkk
Saphira dan Shila jatuh terjengkang ke belakang. Hampir saja sebuah mobil menabrak Shila.
" Kalian tidak apa-apa?," Kaivan yang mendengar teriakan Saphira langsung berusaha mengejar namun terlambat. Kejadian itu berlangsung begitu cepat.
Shila menangis histeris. Ia terkejut.
" Tidak apa-apa," Kaivan langsung mendekap Shila yang tubuhnya ikut bergetar.
" Bun.. Buna ...!!,""Teriak Shaka.
Ia yang awalnya tenang karena melihat sang ibu yang terlihat baik-baik saja bahkan masih bisa tersenyum di buat terkejut saat Ibunya menutup mata.
" sayang, Hei," Kaivan segera melepas dekapannya pada Shila dan beralih pada istrinya.
" Buna..!!." panggil Shila yang juga takut melihat ibunya tak sadar.
Kaivan langsung membopong istrinya. Namun, ia terkejut saat merasakan basah di tangannya.
Deg
"Darah .." lirihnya
Pikiran Kaivan tertuju pada bayi yang di kandung Saphira. Mungkinkan terjadi sesuatu padanya karena kecelakaan barusan?.
Tak ingin menerka-nerka,Kaivan langsung membawa Saphira ke mobilnya.
Shila dan shaka di bantu orang-orang yang mendatangi mereka. Kecelakaan tersebut mengundang rasa penasaran orang-orang yang ada dis sekitar sana.
Setelah memastikan kedua anaknya naik ke mobil dan duduk dengan aman, Kaivan langsung melajukan mobilnya ke arah rumah sakit.
...*****...
" Ivan, nak. Bagaimana keadaan Phira?," tanya Anin yang datang bersama Kenan.
Shila dan Shaka yang ada dalam dekapan ayahnya langsung berhamburan memeluk kakek dan neneknya.
" Dia masih di operasi. Anak kami harus segera di keluarkan kalau tidak akan membahayakannya juga membahayakan Phira,"
Deg
Anin beristighfar. Ia memeluk Shila yang tampak menangis kembali.
" Ini karena Shila. Shila menyebrang jalan sendiri. Hampir tertabrak kalau Buna tidak menarik Shila," jelas gadis kecil itu terbata-bata di tengah derasnya air matanya.
" Tidak apa-apa sayang, Buna dan Adik kuat. Kita do'akan supaya Buna dan adik baik-baik saja ya," ucap Anin.
Kenan mendekati putranya yang tampak kacau. Darah yang mengotori kemejanya di biarkan begitu saja.
" Pulanglah dulu, ganti pakaianmu," perintah Kenan namun, Kaivan hanya menggelengkan kepalanya.
"Desta akan datang membawakan baju ganti untukku," jawab Kaivan.
...******...
Kaivan menatap nanar bayi yang kini ada dalam inkubator. Bayi mungil yang masih merah itu akhirnya bisa dilahirkan dengan selamat tanpa kurang apapun.
Namun, kondisinya yang lahir prematur membuatnya harus berada di Inkubator sementara waktu.
" Sayang, kamu anak kuat." Tak terasa air mata Kaivan luruh.
Kondisi sang istri sudah jauh lebih baik. Bahkan sudah di pindahkan ke ruang rawat.
Kiyan Syakir Sanjaya. Itulah nama yang sudah dipersiapkan untuk anak ketiganya.
"Bun, masuklah kalau mau melihat Baby Iyan," Kaivan menghampiri ibunya yang sedang duduk di luar ruangan.
" Iya. Bunda mau melihat cucu bunda." jawab Anin tersenyum.
" Phira sudah sadar. Dokter sedang memeriksanya," Kenan datang menghampiri keduanya.
Kaivan yang tidak sabar ingin tahu kondisi istrinya langsung berlari ke ruang rawat sang istri.
" Bagaimana dok?," tanya Kaivan saat sudah berada di ruang rawat istrinya. Ia melihat Saphira yang sudah membuka mata dan sedang melihat ke arahnya dengan tatapan yang berbeda.
" Alhamdulillah semuanya baik-baik saja. Tidak ada yang perlu di khawatirkan,"
Kaivan bersyukur. Ia lega karena Saphira baik-baik saja.
" Shila dan Shaka mana?," tanya Saphira. Perkataan yang pertama terucap adalah pertanyaan tentang keberadaan kedua buah hatinya.
Untuk sang bayi dalam kandungan, Saphira sudah tahu informasi dari dokter jika bayinya harus lahir lebih awal demi keselamatan mereka berdua dan kondisinya baik-baik saja.
" Mereka aku minta pulang. Tinggal di rumah Nenek Najma di temani Kaysan," jelas Kaivan.
Hari memang sudah malam. Anin dan Kenan pun tadi pamit pulang melalui sambungan telpon karena mendadak ada urusan.
" Anak kita tampan. Matanya sepertimu," puji Kaivan. Entah Kenapa ia merasa mendadak menjadi canggung saat berdua.
Saphira hanya tersenyum. Ia bersyukur anak mereka baik-baik saja.
" Maaf. Ini karena mas tidak bisa menjaga kalian dengan baik,"
Rasa bersalah tetap Kaivan rasakan. Kalau saja ia mendengar panggilan Shila,mungkin ia akan langsung menurutinya.
" Tidak. Ini takdir. " sangkal Saphira tak ingin suaminya merasa bersalah. " Yang penting kita semua baik-baik saja,"
Kaivan mengangguk.
" Oh ya, ayahmu akan datang menjenguk kalian besok."
saphira mengerutkan keningnya.
" Aku memberitahunya. Bagaimanapun dia ayah kandung mu,"
Saphira hanya menarik nafasnya pelan. Suaminya benar. Laki-laki itu tetap ayah kandungnya.
...******...
" Sudah jauh saja masih menjadi penghalang kebahagiaanku," ketus Siska.
Ia yang mendengar cerita Nurma menyimpulkan bahwa perubahan dari sikap suaminya adalah Saphira.
" Iya. Padahal aku sudah membuat dia terhina. Tapi, dia masih beruntung karena orang yang men1durinya adalah seorang Kaivan. keturunan pengusaha kaya. " kesal Nurma.
Nurma iri karena Saphira malah bahagia sekarang.
" Kalau saja dia ada dekat dengan kita, sudah ibu buat dia menyusul ibunya," geram Siska tangannya mengepal.
" Maksud Ibu?," tanya Nurma bingung.
" Kamu kira kenapa perempuan itu cepat meninggal? Itu karena r@cun yang ibu berikan," Siska membongkar kejahatannya sendiri.
" Ibu serius?,"
" Iya. Ibu kesal karena dia menjadi penghalang kebahagiaan ibu,"
Deg
Hadi yang mendengar itu mengeraskan rahangnya. Tangannya mengepal. Tak menyangka kepergian Rubi ada campur tangan Siska.
Ingin rasanya ia melampiaskan amarahnya. Namun, karena tak ingin berbuat b0doh, Hadi memilih pergi begitu saja.
" Kalian akan mendapatkan balasannya." geram Hadi meninggalkan rumahnya.
" Maaf. Maafkan aku. Kalau bukan karena aku yang membawa Siska ke dalam pernikahan kita, mungkin semuanya tidak akan seperti ini," lirih Hadi sambil mencengkram erat stir mobil.
Ia merasa semakin menyesal dengan kenyataan yang baru ia dengar.
TBC