Buku itu, buku yang tidak sengaja ku temukan di sebuah rumah kosong peninggalan nenek ku berhasil membawaku ke dunia asing yang tidak pernah masuk kedalam wish list hidup ku selama ini. Entah apa yang sebelumnya terjadi padaku sehingga aku bisa berada di tempat yang ku sebut gila ini. dunia yang penuh dengan makhluk-makhluk aneh yang belum pernah ku temui, juga hewan-hewan serupa seperti didunia asliku berasal namun mereka bisa bicara.
siapa dia sebenarnya? kucing putih yang ku beri nama Noir itu? dia sedikit misterius. Namun meski begitu berkatnya aku bisa memahami sedikit demi sedikit mengenai dunia ini.
next story? ikuti cerita ini selanjutnya.
see you next story
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Gytftrr, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
PEDANG HITAM
Ting
pedang Gerald dengan tombak Brice berhasil beradu,
"HIIAAAAAAAAAAA"
tanpa menunggu lama Gerald menepiskan pedangnya yang sudah terlihat haus darah itu pada tombak Brice sehingga membuat Brice dan tombaknya terjatuh, Brice terhempas ketanah dengan tombak yang sudah tidak lagi di tangannya, kemudian dengan secepat kilat Gerald melesat ke atas dan kembali melesat kebawah hingga
CRASSHHHH
"AARRHHGGG" rintihan Brice kesakitan.
Gerald berhasil menancapkan pedangnya tepat di dada Brice. Darah segar mengalir dari dada Brice yang tertusuk pedang kebanggaan Gerald. Mulutnya pun turut mengeluarkan darah hitam pekat sembari terbatuk-batuk.
"si-sialan k-kau, B-ba-jing-an!" ucap Gerald terbata-bata
Gerald yang sudah di kuasai oleh dunia merahnya tertawa kencang dengan sebelah kaki dinaikkan pada perut Brice.
"kau punya kalimat terakhir untuk kusampaikan pada Glean, sebelum kalian bertemu kembali di kematian kalian?" tanya Glean semakin mendalam kan tancapan pedangnya pada dada Brice.
"aarrgghhhhh" rintih Brice lagi.
Gerald tertawa lagi, lebih kencang dari sebelumnya, suara rintihan Brice seakan menjadi lagu yang indah ditelinganya. Orang-orang yang menyaksikan itu dibuat merinding dengan kelakuan Gerald yang selalu membunuh musuhnya tanpa ampun.
"sudah siap untuk menjadi abu?" tanya Gerald dengan seringaiannya.
'uhuk uhuk' Brice terbatuk-batuk
Gerald menjentikkan jarinya yang, "aku rasa cukup-"
Crsaaasshhhhh
Gerald menarik pedangnya yang tertancap di dada Brice meninggalkan luka menganga sehingga menampilkan dagingnya yang menghitam akibat terkena tusukan pedang kebanggaan Gerald.
"argghhhhhh" Brice meringis kesakitan.
Seketika itu keluar cahaya putih menyilaukan mata dari luka Brice sehingga menutupi seluruh tubuh Brice. Sedikit demi sedikit tubuh Brice berbaur menjadi abu dan terbang ke langit.
Gerald tertawa puas
"HA HA HA HA, SLEBEW"
...........
Fiona mengucek matanya yang terasa perih, ia baru saja membuka matanya dari tidurnya. Ia meregangkan otot-otot nya kemudian mengedarkan pandangannya yang sudah tidak kabur lagi.
"dimana Gerald?" tanyanya sembari mendudukkan bokongnya di pinggir ranjangnya.
"apa dia sungguhan tidur diluar?" tanya Fiona lagi.
Ia bangkit dari duduknya, berjalan kearah kamar mandi dan mulai celingukkan, namun Gerald tetap tidak ada.
To tok tok
"Yang Mulia Queen, apakah anda sudah bangun?" tanya seseorang dibalik pintu.
Fiona menoleh, "sudah, masuk lah" perintah Fiona
Dua pelayan yang biasanya menyiapkan air mandi dan pakaiannya masuk kedalam, satu pelayan mulai menyiapkan airnya, sedangkan satunya lagi memilihkan gaun untuk ia kenakan.
Fiona duduk di pinggiran ranjangnya, "kau tahu dimana Gerald?" tanya Fiona pada Emily yang masih memilihkan pakaian untuknya.
Emily berbalik kearah Fiona kemudian membungkuk hormat, "sepertinya Yang Mulia Queen belum mendengar kabarnya." ucap Emily membuat Fiona mengernyit tidak mengerti.
"kabar apa?" tanya Fiona penasaran.
"tepat di pertengahan malam tadi, Yang Mulia kaisar Kendrick dengan Yang Mulia Lord Gerald dan juga dengan raja Hercules dan pangeran Jean pergi ke kerajaan Dracania" jelas Emily
Fiona mengernyitkan dahinya, "kaisar Kendrick? Bukan kah beliau sudah mati? aku mendengarnya dari Gerald" ucap Fiona bingung.
"hamba tidak tahu persis nya Yang Mulia Queen," sahut Emily.
"baiklah, terima kasih atas beritanya Emily". Ucap Fiona mulai memasuki kamar mandi, merendam dirinya dengan air yang sudah di beri parfum dan taburan kelopak bunga.
......................
Prok prok prok prok
Kaisar Kendrick bertepuk tangan, ia menghampiri Gerald yang masih setia memegangi pedangnya.
"kau hebat sekali, anak ku". Ucap kaisar Kendrick sembari menepuk bahu Gerald.
Netra Gerald berumah kembali menjadi biru laut, pedangnya ia leburkan kedalam dirinya. "kau tidak apa-apa Yang Mulia kaisar Kendrick?" tanya Gerald menelisik lengan ayahnya yang terkena sayatan belati dari Brice.
kaisar Kendrick terkekeh, "kau lupa siapa aku?" tanya nya sembari tertawa keras.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
kayak Mak lampir sih Elena. giliran ditinggal malah sad
bener gak nih Thor?
untung gak di kuliti hidup-hidup