Nayla adalah seorang mahasiswa semester akhir. Dia termasuk dalam kategori gadis tengil dan selalu bertengkar dengan sang kakak.
Sedangkan Jonathan adalah seorang CEO dingin yang masih melajang diusia yang sudah dikatakan tidak mudah lagi karena belum siap untuk membuka hati. Hal itu di karenakan dia pernah di khianati sebelumnya.
Suatu hari, Nayla di jodohkan oleh papanya dengan anak teman sang papa. Dan ternyata calon suami Nayla adalah Jonathan, pria yang secara tidak sengaja pernah menyerempet dirinya.
Bagaimana kisah Nayla dan Jonathan yang mempunyai kepribadian yang berlawanan? Apalagi dengan sifat Nayla yang suka blak - blakan dan melawan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon senja97, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 16
Mobil yang membawa Jonathan dan Nayla telah tiba di mansion yang akan mereka tempati mulai hari ini. Kedatangan keduanya di sambut oleh maid dan penjaga yang sebelumnya bekerja di mansion Cris dan Kakeknya Jonathan.
"Selamat datang Tuan dan Nyonya," sapa mereka.
"Hmm," jawab Jonathan dengan singkat dan dingin seperti biasanya.
"Terima kasih, semuanya," jawab Nayla dengan ceria.
"Aku akan menunjukkan kamar kita," ucap Jonathan dan mendapatkan anggukan dari Nayla. "Setelah itu, kamu bisa melakukan tour sendiri."
"Jika kamu tidak suka dengan desainnya, kamu bisa memberitahuku. Nanti, aku akan menyuruh orang untuk merombaknya sesuai dengan keinginanmu. Tapi jangan warna yang terlalu mencolok seperti kamarmu sebelumnya."
"Baiklah, Nayla juga mengerti kalau masalah itu," jawab Nayla yang tentu saja senang. "Aku tidak akan sungkan lagi dengan Kak Jo."
"Memangnya sejak kapan dia merasa sungkan denganku?" tanya Jonathan didalam hatinya.
"Kapan Kak Jo akan menunjukkan kamar kita kepadaku?" tanya Nayla seraya menatap kearah Jonathan dengan tatapan polosnya.
"Ayo!" Jonathan berjalan dan diikuti oleh Nayla yang tampak antusias.
Sementara itu, maid dan penjaga yang ditinggalkan keduanya tampak tersenyum sendiri karena melihat tingkah kedua majikan mereka.
"Wah." Nayla menatap kagum saat tiba di kamar keduanya. "Kamarnya bagus dan besar sekali."
"Apa ini benar-benar kamar kita?"
"Tentu saja," jawab Jonathan. "Semua pakaian sudah tersusun di sana. Di sana juga ada beberapa aksesoris."
"Dan ini." Jonathan menyodorkan sebuah kartu berwarna hitam alias black card tanpa limit kepada Nayla.
"Kamu bisa menggunakannya sesuai keinginanmu."
"Apa Kak Jo salah minum obat?" tanya Nayla membuat Jonathan mengerutkan keningnya. "Bagaimana bisa Kak Jo memberikan ini untukku? Apa Kak Jo tidak takut kalau aku akan mengambil semua uang yang ada didalam sini?"
"Apa kamu lupa kalau kita sudah menikah?" tanya Jonathan. "Bagaimanapun, sekarang kamu sudah menjadi tanggung jawabku karena kamu adalah istriku. Dan ini adalah salah satu bentuk nafkah yang aku berikan untukmu. Jadi terima saja dan gunakan sepuasmu."
"Lagipula, kamu tidak bekerja. Tidak mungkin juga kalau kamu meminta uang dari orang tuamu karena sekarang kamu bukan tanggungan mereka lagi."
"Aku tidak tahu kalau Kak Jo bisa baik seperti ini juga." Nayla mengambil black card dari tangan Jonathan. "Tapi terima kasih. Nayla akan menggunakannya mulai saat ini. Jadi, Kak Jo tidak boleh protes nanti kalau uang Kak Jo terkuras."
"Untuk ruangan lainnya, kamu bisa mengajak maid untuk menemanimu berkeliling. Aku akan pergi ke ruang kerja karena Riko sudah datang dan aku harus memeriksa beberapa laporan yang dia bawa," ucap Jonathan saat keduanya keluar dari kamar mereka.
"Baiklah," jawab Nayla yang langsung berlari kecil untuk menemui salah satu maid.
"Jangan berlari seperti itu!" Jonathan menggelengkan kepalanya karena tingkah Nayla.
"Entah kapan aku bisa hidup dengan tenang."
"Bi," panggil Nayla kepada seorang maid yang dia temui dengan penuh semangat. "Ayo, temani Nayla berkeliling. Nayla masih belum tahu tentang mansion ini."
"Baik, Nyonya," jawab maid itu yang kemudian langsung menjadi tour guide Nayla.
"Bi, apa tidak capek membersihkan mansion sebesar ini? Belum lagi dengan tugas yang lainnya," tanya Nayla setelah mereka selesai berkeliling.
"Tidak, Nyonya," jawab maid itu. "Disini ada 5 orang maid yang berbagi tugas."
"Apa Kak Jo menggaji kalian dengan layak?" tanya Nayla lagi. "Kalau tidak, Nayla akan membicarakannya dengan Kak Jo. Jangan sampai kalian sudah kelelahan bekerja tapi tidak mendapatkan gaji yang sewajarnya."
"Tidak, Nyonya. Tuan sudah memberikan gaji yang sangat besar untuk kami," jawab maid itu membuat Nayla menganggukkan kepalanya.
"Baguslah kalau begitu," ucap Nayla.
"Bi, Nayla lapar." Nayla memegangi perutnya. "Apa makan siangnya sudah siap?"
"Seharusnya sudah, Nyonya," jawab maid itu. "Biar saya periksa sebentar, Nyonya."
"Nyonya, makan siangnya sudah siap dan sudah dihidangkan diatas meja makan," jawab maid tadi setelah kembali.
"Baiklah," jawab Nayla seraya berdiri dari duduknya. "Kalau begitu, Bibi tolong panggilkan Kak Jo untuk makan siang. Kak Jo ada di ruang kerja."
"Maaf, Nyonya, tapi Tuan tidak memberikan kami izin untuk masuk ke ruang kerja. Tuan hanya mengizinkan kami untuk masuk saat membersihkannya di pagi hari saja, Nyonya," ucap maid itu dengan menyesal.
"Tapi, Kak Jo tidak bilang apapun tadi kalau kita tidak boleh masuk ke sana," ucap Nayla mengingat-ingat lagi.
"Yang tidak boleh masuk itu adalah kami, Nyonya," ucap maid. "Kalau Nyonya, tentu saja boleh masuk kapan saja yang Nyonya mau."
"Kenapa bisa begitu?" tanya Nayla tidak mengerti.
"Tentu saja karena Nyonya adalah istri Tuan dan Tuan mencintai Nyonya," jawab maid itu lagi membuat Nayla memiringkan kepalanya karena semakin tidak mengerti.
"Terserahlah. Yang penting, aku harus segera memanggilnya karena aku sudah lapar," ucap Nayla didalam hati.
"Kalau begitu, Nayla akan memanggil Kak Jo dulu," ucap Nayla yang kemudian langsung berjalan menuju ke ruang kerja Jonathan.
"Kak Jo," panggil Nayla yang langsung membuka pintu ruang kerja Jonathan.
Betapa terkejutnya Nayla saat melihat apa yang sedang dilakukan oleh Jonathan di ruang kerja. Wanita itu bahkan mengejapkan matanya untuk memastikan jika matanya tidak salah lihat meskipun sedang menutup mulutnya dengan kedua tangannya.
Lah ini, baru mau 1 aja masih nego, smentara waktu kontrak kakek di dunia dah brkurang 😂😂😂
chaktrin² 🤣🤣🤣