Maudy harus merelakan masa muda nya untuk menjadi istri dari seorang laki-laki koma, ia menikahi laki-laki tersebut karena ulah ibu dan kakak nya yang gila harta.
Namun ternyata Maudy hanya berpura-pura sedih ia sejujurnya sangat bahagia terlepas dari keluarga angkat nya yang sangat mengerikan itu.
Hidup nya yang semula menderita seketika berubah seratus persen jadi lebih baik, suaminya yang koma ternyata adalah seorang CEO ia juga mendapat perlakuan baik dari mama mertuanya.
Bagaimana kehidupan Maudy dengan suaminya yang koma? Ayo baca kisah mereka di sini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nadia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode #32
"Maudy sudah, sebaiknya sekarang kita pulang, urusan kita di sini sudah selesai, jangan membuat dirimu malu karena wanita ini," kata Randy menenangkan Maudy.
"Apa maksud mu wanita ini?" tanya Mona tak terima.
"Ayo kak, kita pergi," kata Maudy yang kemudian menarik tangan Randy pergi keluar dari ruangan sidang.
Sementara itu Elgara tidak bisa berbuat apa-apa, ia menatap kepergian Maudy dan merasa sesak itu mulai kembali memenuhi dada nya.
"Tuan muda, sekarang kalian sudah resmi berpisah, bagaimana dengan pernikahan kita?" tanya Mona tak sabar.
"Mona, aku minta jangan bahas soal ini dulu, aku ingin kita menikah setelah mama ku sembuh karena aku tidak mungkin menggelar pernikahan saat mamaku sedang sakit," jawab Elgara.
Deg ...
Mona terdiam, dia tak menyangka kalau Elgara akan mengatakan hal itu, ia berfikir kalau Elgara akan menikahi nya secepat mungkin, tapi kini malah menunggu mama nya sembuh.
"Gawat, kalau dia sampai menunggu mama nya sembuh aku tidak mungkin bisa menikah dengan nya, karena orang tua itu tau betul tentang Maudy, apa yang harus aku lakukan," batin Mona gelisah.
"Mona, kau memahami ku kan?" tanya Elgara lagi.
"Ah, i-iya aku memahami," ucap Mona gugup.
Namun tak lama kemudian terdengar dering ponsel Elgara.
"Siapa lagi?" ucap Elgara gusar dan kemudian merogoh saku celananya dan mengambil ponsel tersebut.
Tertera nama Yani di ponsel nya.
Call on.
"Hallo Yani, ada apa lagi?" Tanya Elgara sambil menempelkan telpon tersebut ke kuping nya.
"Hallo tuan muda, bisakah tuan muda segera kembali ke mansion? Nyonya, dia tak sadarkan diri," kata Yani di sebrang telpon.
"Astaga baik lah, aku akan segera tiba," ucap Elgara yang kemudian mematikan telepon secara sepihak.
Call off.
"Ada ap tuan muda?" tanya Mona.
"Mama ku, dia tak sadarkan diri, aku harus segera pulang ke mansion," kata Elgara yang saat itu sedang panik.
"Ayo, aku ikut," kata Mona sok peduli.
Mereka pun akhirnya pergi dari pengadilan tersebut kembali ke mansion.
Sementara itu di sisi lain.
Selama dalam perjalanan pulang Maudy tak mengatakan sepatah kata pun, dia hanya diam dan diam, beberapa kali Randy melihat nya menghapus air mata.
Randy yang sudah dekat dengan nya dalam beberapa minggu ini cukup mengerti penderitaan yang Maudy rasakan.
Tidak mudah bagi Maudy yang mencintai Elgara malah berpisah dengan nya sekarang hanya karena kebodohan dari Elgara semata.
"Tenang lah Maudy, kau bisa mendapatkan yang lebih baik dari nya," kata Randy mencoba untuk menghibur Maudy.
Namun Maudy hanya diam dan diam tak menggubris ucapan Randy.
Tetapi suara ponsel Randy tiba-tiba saja membuyarkan lamunan Maudy.
Randy segera mengenepikan mobil nya dan kemudian melihat pangilan telpon tersebut.
Tampa ragu dirinya segera mengangkat telpon dari RS tempat nya bertugas sekarang.
Call on.
"Hallo," kata Randy.
"Hallo, dokter Randy pangilan mendesak segera ke rumah sakit sekarang ada pasien anda yang membutuhkan anda," ujar suster di sebrang telpon.
"Astaga baik lah, aku akan segera ke sana," ucap Randy.
"Di tunggu dokter," suster itu pun mematikan telepon secara sepihak.
Call off.
"Ada apa kak Randy?" tanya Maudy.
"Ada pangilan darurat dari rumah sakit, aku harus segera ke sana," kata Randy memutar balik mobil nya.
"Baik lah, Kaka begitu aku turun di sini saja, aku bisa pulang naik Taxi," ucap Maudy mengerti.
"Tidak, kau ikut aku ke rumah sakit saja, aku khawatir jika kau pulang sendiri," kata Randy tanpa sengaja menyebutkan kata khawatir dari mulut nya.
"Tapi kak," kata Maudy.
Namun Randy tak memperdulikan nya, dia membawa serta Maudy ikut ke rumah sakit bersama dengan nya.
Selang setengah jam kemudian
Randy tiba di rumah sakit bersama Maudy, mereka berjalan cepat menuju ruang ICU.
Terlihat Elgara, Yani, Tuti dan juga Mona yang saat ini menunggu di depan ruangan tersebut, menunggu kedatangan Randy.
Perasaan Maudy sudah tidak enak, ternyata pasien Randy adalah mama Mulia.
"Nyonya muda," kata Tuti dan Yani ya g kemudian berlari menghampiri Maudy dan kemudian memeluk nya.
Sementara Randy bergegas masuk ke dalam ICU tersebut.
"Mereka masih saja bersama," kata Elgara dalam hatinya menatap Maudy dengan tatapan tak senang.
Sementara si Mona berdiri di samping nya berlagak sebagai nyonya baru.
"Nyonya muda akhirnya kau datang juga, nyonya jangan pergi lagi mohon kasihanilah nyonya Mulia dia sangat ingin menemui nyonya muda dan selalu menyebut nama nyonya muda," kata Yani menjelaskan.
"Itu benar nyonya, aku merasa kalau kondisi nyonya Mulia drop karena tau kalau anda dan tuan muda berpisah," kata Tuti.
"Sudah lah, aku di sini hanya tidak sengaja, bagaimana bisa mama jadi seperti ini? Aku benar-benar cemas," kata Maudy menaruh simpati karena biar bagaimanapun mama Mulia adalah mama mertua yang sangat baik.
"Ini semua gara-gara kau, kenapa kau masih bertanya?" ucap Elgara yang kemudian menghampiri Maudy.
"Aku? Apa hubungannya dengan ku?" tanya Maudy.
"Kalau saja hari itu kau tidak sibuk dengan Randy dan ikut dengan ku sebantar saja ke mansion, keadaan mama tidak mungkin seburuk ini," kata Elgara menyalakan Maudy lagi.
"Apa maksud mu berkata begitu? Tuan muda Elgara, ingat ya, kau sendiri sama sekali tidak mengatakan apapun saat itu kecuali menghina ku," ucap Maudy menujuk wajah Elgara.
Dengan tekadnya Maudy tak ingin lagi Dian dan terus di salahkan oleh orang-orang ya g tak menyukai dirinya.
Wajah Elgara seketika berubah, ia kini menyadari kesalahannya sendiri dan tak mampu lagi menyalahkan Maudy.
Suasana pun jadi sedikit gerah, tak lama kemudian Randy pun keluar dari ICU tersebut.
"Bagaimana keadaan mama ku?" tanya Elgara tudepoin.
"Kondisi fisik nya sudah aku tangani dengan baik selama ini, dan seharusnya beliau sudah ada perubahan namun batin nya yang seperti terguncang itu membuat dirinya tak ada niatan untuk bangkit dan sembuh," kata Randy kepada Elgara.
"Apa maksud anda?" tanya Elgara lagi.
"Bisa jadi kondisi pikiran nya dan juga kesedihan yang ia rasakan membuat ia drop dan tidak ada perubahan dengan stroke nya, malah bisa-bisa ini akan semakin parah," ungkap Randy lagi.
Seketika Elgara terkejut mendengar pernyataan Randy, ia benar-benar merasa bersalah dan tidak tau harus melakukan apa.
"Kak Randy, ah maksud ku dokter apa aku boleh melihat keadaan nya sekarang?" tanya Maudy yang sangat sedih atas keadaan mama Mulia.
"Tunggu sebentar lagi, pasien akan di pindahkan ke ruang rawat," ungkap Randy.
Tak lama kemudian mama Mulia pun segera di pindah kan ke ruang rawat karena memang kondisi nya sudah memungkinkan untuk keluar dari ICU,dia juga sadar.
Bersambung ....
